Bab XXVI

21.1K 1.4K 22
                                    



"Bakso ?"

Semua orang yang berada dimansion begitu heboh dan panik mencari resep mengenai makanan yang bernama bakso itu. Mereka semua panik karena Luna ingin turun tangan sendiri untuk memasak makanan itu dengan tangannya dan juga Alpha. Semua tak ingin Luna mereka yang tengah hamil muda akan kelelahan nantinya dan berdampak buruk pada kehamilan pertama sekaligus calon penerus sang Alpha terkuat.

"Lukee !!!" jeritan tak sabar Flow terdengar begitu melengking

"Yes, Amour ?"

Lucas sendiri berusaha tenang saat ini, bagaimana tidak. Ia tak bisa memasak. Jujur saja selama ia di Indonesia, bubur ayam itu ia selalu beli sebelum Flow bangun. Sedangkan untuk pancake itu semua sangat mudah, karena ia memiliki sopir pribadi yang bisa ia minta untuk membelikan tepung pancake yang sudah siap digunakan. Sisanya ia hanya tinggal memasak sebentar dan menyiapkan susu hamil istrinya.

Tapi sekarang ? Jika ia harus turun tangan untuk memasak makanan yang bernama bakso itu, ia rasa dirinya akan mempermalukan diri sendiri. Karena selama satu bulan lebih, ia sudah berbohong tentang dirinya yang sudah bisa memasak pada Flow.

"Lucassssss !!!!!!!"

Kali ini teriakan itu disertai air mata frustasi Flow yang merasa kecewa pada Lucas. Ia hanya ingin suaminya menemani dirinya memasak, tapi kenapa suaminya hanya memberikan respon padanya agar Flow cukup duduk dan bersabar. Semua itu karena Lucas memerintahkan pada para maid agar membuatkan bakso yang diinginkan Flow.

"Sudahlah, Amour.. Biarkan saja para maid yang membuatkannya. Kau cukup diam, duduk dan makanan siap." ucap Lucas santai

Mendengar ucapan Lucas yang terdengar santai dan pria itu malah sibuk dengan beberapa map dihadapannya tanpa memperdulikan Flow yang sudah menangis karena kecewa akan respon suaminya membuat ia bangkit dari sofa empuk itu. Flow berlari tanpa memperdulikan perutnya yang sebenarnya sudah terasa nyeri karena ia berteriak tadi. Ia segera berlari ke arah dapur dan bertemu Edmund yang sedang mengarahkan beberapa warrior dan maid untuk membeli bahan untuk membuat bakso.

Bahkan kali ini Lucas hanya diam melihat Flow berlari kesal dan meninggalkannya. Ego Lucas lebih tinggi saat ini daripada perasaanya yang sedih melihat Flow menangis, bahkan Alec sudah mengumpat melihat istrinya menangis dari dalam sana. Alec meraung sedih melihat Flow berlari tanpa memperdulikan kandungannya. Hingga Alec berteriak keras didalam sana, mengingatkan tentang kehamilan muda Flow pada Lucas yang tampak tak terusik pada omelan Alec.

"Luna Flower.." sapa Edmund sambil menunduk hormat saat melihat Flow berjalan ke arahnya

"Ehmm.. Hai.. Shh.." ringisan terdengar jelas saat Flow membalas sapaan Edmund sang Beta

"Apa Luna baik-baik saja ?"

"Sshhh.. Sakit.."

"Luna !!!"

Teriakan Edmund membuat semua orang yang berada disana segera menghampiri Flow dan Edmund. Semua kaget melihat Flow terbaring lemah dengan meringis bahkan menangis kesakitan. Semua terpekik kaget saat melihat darah yang mengalir diantara paha putih Flow. Edmund segera mengangkat Lunanya dengan berlari ke arah luar untuk membawanya kerumah sakit milik Pack.

Sisa darah Flow terlihat mengerikan dimata para maid yang berdiri ketakutan saat ini. Baru saja semua orang berbahagia melihat kemesraan Alpha dan Luna mereka, tapi kini semua terasa mencekam karena takut akan kemarahan Alpha mereka saat mengetahui apa yang terjadi pada istrinya.

"Ada apa ? Kemana istriku ?"

Lucas menatap heran pada semua maid dan warrior yang terus menunduk seakan takut akan sesuatu. Hingga ia merasakan pukulan hebat pada dirinya ketika mendapatkan mindlink dari Edmund.

"Alpha ! Luna mengalami pendarahan !! Saat ini ia sedang berada dirumah sakit pack."

Setelahnya hanya raungan amarah Alec yang terdengar. Serigala dengan tubuh yang begitu besar dan juga tampak gagah muncul dihadapan semua maid. Mereka tahu bahwa Alec telah mengambil alih tempat Lucas saat ini, itu semua terlihat jelas dengan mata biru yang berbinar jelas dan tanda didahi serigala itu bersinar terang.

Alec segera berlari dengan cepat menuju rumah sakit dimana Flow berada, didalam sana ia sudah bersumpah akan mendiamkan Lucas karena menyebabkan mate mereka terluka. Bahkan kini calon bayi mereka juga sedang terancam.



*******



Didalam ruang rawat inap VVIP, Flow terbaring lemah dengan cairan infuse dan selang oksigen.

Setelah beberapa dokter memeriksa kesehatan Luna mereka, Edmund begitu tenang

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Setelah beberapa dokter memeriksa kesehatan Luna mereka, Edmund begitu tenang. Ia tampak tenang dari luar, namun didalam dirinya ia dan Ello begitu khawatir akan kondisi Luna mereka. Ello -wolf Edmund- juga panik saat mendengar salah satu dokter spesialis kandungan mengatakan bahwa Luna mengalami pendarahan.

Semua pikiran negatif menyerangnya saat itu juga. Itulah alasannya ia segera menghubungi Lucas dengan nada tinggi. Ia tak menyangka jika Alphanya yang selama ini nampak manis dan menurut didepan Flow tiba-tiba tidak perduli seperti ini.

Bahkan hingga semua dokter telah pergi meninggalkan ruangan Flow, hanya Edmund yang menemani Flow disofa ruangan besar ini. Hingga suara pintu yang terbuka paksa terdengar, ia tahu siapa yang datang. Karena penciumannya begitu tajam, ia tak mungkin tak mengenali aroma serigala Lucas. Alec. Serigala itu tampak mendekati Flow yang terbaring lemah di ranjang.

Alec mengaum sedih, serigala besar itu terus mengusap-usapkan wajahnya pada perut Flow dengan lembut. Saat perjalan menuju rumah sakit tadi, Alec telah dijelaskan mengenai kondisi Flow oleh Edmund. Alec begitu sedih mendengar saat pendarahan Flow nyaris membuat dirinya kehilangan calon penerusnya kelak.

Edmund yang sudah menawarkan Alec untuk bertukar sift dengan Lucas pun menolak dengan keras. Alec tak ingin manusia bodoh itu melukai Flow dan calon bayinya lagi. Itu sebabnya saat Edmund meminta ia bertukar sift, Alec mengaum keras hingga Edmund merunduk segan.

Setelah dua jam dengan kondisi Flow yang masih terbaring lemah, Alec semakin takut dengan keadaan terburuk nantinya. Serigala besar itu terus mengecup perut datar Flow dengan moncongnya lembut. Ia mengusapkan bulu-bulu lembut pada lehernya diatas kaki Flow. Seakan meminta untuk Flow segera sadar dan bertemu dengannya.

"Sshhh.."

Suara ringisan pelan itu membuat Alec sontak menjauhkan kepalanya dan menatap Flow yang tampak mengerjapkan kedua mata indahnya dengan mata biru cerahnya. Alec mengaum keras menandakan ia tengah bahagia saat melihat Flow tersenyum dan mengelus wajahnya dengan lembut.

Auman keras itu membuat Edmund dan Ello tersenyum kecil karena mengerti apa arti dari auman sang Alpha. Suatu ucapan terima kasih pada MoonGodness atas kembalinya kesadaran sang Luna pada mereka.



*******

Lucas Mate ||	CompleteWo Geschichten leben. Entdecke jetzt