18 - Butuh Alasan ✨

1.7K 342 3
                                    

Nayla keluar dari rumah pelan-pelan dengan setelan serba hitamnya. Sesekali matanya melirik ke ruangan tengah, takut Raffael atau Sarah tiba-tiba muncul untuk bertanya tujuannya keluar rumah. Ia ingin pergi ke tempat Mba Ici untuk menjaga toko lagi setelah dua hari. Setidaknya walaupun kabur dari rumah, Nayla juga membutuhkan uang.

Apalagi begitu melihat sifat Raffael yang terlalu sopan nan santun terhadapnya seperti menyuruh membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyetrika seragam, hingga mencuci motor.

Sayangnya, sebagai adik Raffael dan teman baik Nayla, Sarah tidak bisa banyak berbuat untuk kakaknya yang pembangkang.

Diam-diam Sarah juga mengambil kesempatan dalam memanfaatkannya. Nayla tahu itu.

"HAYO MAU KE MANA!"

Nayla yang baru saja berbalik setelah menutup pintu itu dikejutkan dengan laki-laki berkacamata dengan mata yang sengaja dijulingkan. Refleks, ia mundur selangkah dan memekik singkat.

Rangga tertawa melihat ekspresi Nayla. "Mau ke mana lo?"

Nayla meletakkan jari telunjuk di depan bibir. "Sssh!"

"Kenapa?" tanya Rangga dengan berbisik, "Lo mau ke mana?"

Nayla berdiri tegak. "Ngapain lo di sini?"

"Loh? Justru harusnya gue yang nanya, lo ngapain di sini?"

"Loh, harusnya lo dulu dong yang jawab kenapa lo di sini!" sergah Nayla yang ngotot minta penjelasan Rangga.

Rangga melipat tangan di depan dada dan menatap Nayla santai. "Gue ke sini karena gue teman Raffael, salah? Lo di sini ngapain? Lo bukan temen Raffael, apa itu wajar?"

Seketika Nayla kembali sadar diri pada posisi. Ini rumah Raffael dan Sarah. Jangan kaget dan heran jika ada anggota Gang Apollo yang datang tiba-tiba.

Sekarang Nayla harus pandai mengarang cerita untuk Rangga.

"RANGGA!" Raffael berteriak dari jendela rumah, membuat Nayla tak kalah terkejut untuk kedua kalinya di waktu ini. Laki-laki itu beringsut keluar rumah dengan ekspresi super duper cerianya. "WHAT'S UP BRO!"

Rangga menaikkan sebelah alis dan menunjuk Nayla menggunakan arah pandangnya. "Kenapa dia ada di sini?"

Raffael menatap Nayla dan mengernyitkan dahi. "Oh iya, kamu ngapain di sini?" tanyanya sopan seolah tidak tahu.

Nayla menghela napas kasar.

"Maksudnya, LO ngapain keluar dari rumah di jam delapan lewat begini?" tanya Raffael lagi. "Lo 'kan masih banyak kerjaan di dalam rumah. Bersihin kamar gue misalnya, habis itu kita mantap-mantap."

Rangga melotot. "Ha?"

Gemeletuk gigi dan tangan Nayla yang mengepal membuat Raffael tiba-tiba terkekeh. "Ehehe, nggak-enggak, gue bercanda," katanya menatap Rangga.

"Bercanda? Bercanda kayak gimana yang lo maksud?" tanya Rangga tak terima. "Dia cewek, ngapain di rumah lo?"

Raffael berdecak. "Temen Sarah. Biasalah, lagi kerja kelompok."

Untuk pertama kalinya Nayla setuju dengan ucapan Raffael. Ia pun menganggukkan kepala saja.

"Kerja kelompok tapi bersihin kamar? Maaf guys, nggak masuk logika. Penjelasan lo berdua kurang masuk akal buat gue. Lo berdua bohong 'kan?" Rangga menunjuk Raffael dan Nayla bergantian.

"Ehehe ayo Ngga, kita bicarain di dalem aja, nggak enak kalau di teras begini," ujar Raffael sambil menarik tangan Rangga untuk masuk sedangkan Nayla terus berjalan ke halaman, "eh Nayla juga, ayo!"

Heiyo Nayl! Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ