68 - Telah Kembali ✨

1.2K 271 43
                                    

Bulan Ramadhan, lebaran, dan liburan telah berakhir. Kini saatnya tahun ajaran baru di mulai. Sudah lama Raffael tidak mendengar kabar Nayla. Info-info itu bak ditelah bumi dan menghilang seketika. Mau dibahas pun sudah benar-benar tidak ada yang tahu bagaimana keadaan Nayla selama satu bulan penuh ini.

Ia menyapa Rangga yang berdiri di depan kelas lamanya.

"Kelas kita mudahan sampingan lagi ya," ujar Raffael sambil merangkul sahabatnya yang sudah tidak pernah bersemangat penuh canda lagi itu. "Kalau IPA 4 sama IPS 3 jejeran atau hadep-hadepan pasti seru makin jadi Gang Apollo-nya kayak di kelas sepuluh sama sebelas."

Rangga mengangguk saja.

Tak sengaja pandangan teralihkan menuju seorang gadis yang berjalan di belakang Bu Titi dengan kemeja putih lengan panjang. Itu Nayla melangkah dengan wajah datar tanpa ekspresi. Semua pandangan siswa angkatan baru sekitar selasar beralih ke arahnya. Ia menjadi pusat perhatian sekarang.

"Itu Nayla Rap." Mereka tertegun.

Nayla kali ini hadir dengan rambut sependek bahu yang dikucir kuda, tinggi. Ia melangkah tepat di belakang Bu Titi menuju sebuah kelas yang jauh dari posisi Rangga dan Raffael. Gadis itu juga tidak menoleh sama sekali.

"Kok auranya kayak lebih seger ya?" komentar Raffael yang ingin melangkah untuk menyapa namun ditahan oleh Rangga.

"Jangan dulu!"

Bu Titi berhenti di kelas XI IPA 1 dan mempersilakan Nayla masuk ke dalamnya. "Baik-baik ya kamu di kelas ini."

Nayla mengangguk dan mengucapkan terima kasih lalu melangkah masuk ke dalam kelas yang masih sepi karena sekarang masih terlalu pagi. Ya, terlalu pagi untuk kelas XI tetapi tidak untuk para siswa baru di kelas X. Kini, Nayla duduk di bangku belakang paling ujung dan meletakkan tasnya. Ia memilih untuk duduk sendirian dan berdiam di sana.

Waktu berlalu dan siswa-siswi kelas itu kian datang satu per satu. Banyak dari mereka yang menyambut Nayla dengan pandangan aneh, tetapi banyak juga yang langsung mengajaknya berbicara. Untungnya, sebagian besar dari mereka tahu bahwa Nayla tak ingin membahas masa kelamnya.

* * * * *

Clara masuk dengan tergesa ke kelas XI IPA 3. Pagi-pagi sudah ada saja drama di kelas itu. Ia menarik seluruh perhatian teman-temannya dengan satu pertanyaan.

"Nayla pindah kelas?!"

"Ah masa?" Semua siswa yang sedang bergosip ria di pagi cerah itu langsung bergegas keluar ke pintu dan menyaksikan Bu Titi yang baru balik dari kelas XI IPA 1.

"Bu, Ibu, Nayla pindah kelas?" tanya Valro yang kini menghalangi langkah Bu Titi untuk kembali ke ruangannya, disusul beberapa siswa lainnya yang sangat penasaran.

"Kok dia pindah kelas bu?"

"Dia kenapa, sih, bu?"

"Berita kalau Nayla hampir ngelakuin aksi bunuh diri itu bener ya bu?"

"Nayla kenapa, sih, bu? Masa makin hari makin nggak jelas."

"Masa Nayla depresi bu?"

"Ada yang bilang, dia gila."

"Kalau gila ya nggak mungkin dia sekolah."

"Kami jenguk aja nggak boleh."

Sahutan bertubi-tubi membuat Bu Titi menatap mereka datar. "Nanti kalau ada panggilan dari kepala sekolah ke kelas kalian, maju ya," katanya kemudian pergi tanpa sepatah kata petunjuk lagi.

Sebagian siswa XI IPA 3 itu tercengang mendapat respons Bu Titi yang terdengar seperti ancaman. Mereka mulai menduga kemungkinan terburuk.

Sarah yang berdiri di belakang hanya mampu diam. Ia tak berani bertanya atau mengatakan apapun. Ia juga tak berniat menjelaskan apa yang terjadi kepada teman-temannya. Apalagi soal Nayla, ia tak berani dan seharusnya tak peduli.

Heiyo Nayl! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang