55 - Insiden Mengesankan ✨

978 240 13
                                    

Sebagian masalah sudah Nayla selesaikan. Termasuk mengganti rugi barang yang telah diporak-poranda Luthvia dan kawan-kawan. Dalam diam, Nayla menandai mereka. Kelak, Nayla akan membalas hal yang dilakukan mereka ketika dirinya sudah disebut 'orang berada'.

Mulai hari ini, Nayla akan menjalani hidupnya tanpa memberontak. Memang susah, tetapi ia akan tetap menjalankannya. Ia akan menuruti semua tuntutan orang-orang sekitar. Berharap setidaknya ada sedikit perubahan.

Kini Nayla duduk di sebelah Clara yang sedang sibuk membaca sesuatu di mejanya. Ia hanya melirik sekilas, lalu mengajak Clara berbicara.

"Clar, PR minggu ini apa aja?"

Clara menoleh. "Hm, seingat gue ada tujuh atau enam. Deadline-nya beda-beda. Ada yang dikumpul minggu ini, sama ada yang dikumpul minggu depan. Lo memangnya belum?"

Nayla mengangguk dan langsung mengeluarkan bukunya. "Inget nggak apa aja? Tolong sebutin."

Sayangnya Clara lupa. Gadis itu pun pamit, lalu bangkit dan mengejar Calissa yang baru saja datang. "Lis, Lis, gue ada beberapa info buat lo."

Nayla tetap diam. Lebih memilih untuk menganalisis pengalamannya selama seminggu terahir. Ia mencoba mengingat tugas yang diberikan guru setiap mata pelajaran dan membuatkan daftarnya.

Di tengah kesibukan Nayla, Sarah tiba-tiba datang. Tidak ada yang tahu niat gadis itu, yang jelas ia terlihat seperti akan mencari masalah dengan Nayla lagi kali ini. "Nayl!" panggilnya saat berdiri tepat di celah barisan meja Nayla.

Nayla hanya berdeham tidak peduli, lanjut mengingat.

"Gue mau kita bicara sebentar."

Nayla masih lanjut menulis. Memang, pada dasarnya Nayla terlihat seperti seseorang yang mengabaikan Sarah. Namun, dalam pikiran Nayla sudah menduga-duga apa tujuan Sarah. Dalam kata lain, Nayla peduli di dalam pikirannya, berbanding terbalik dengan tindakannya.

"Nayla," panggil Sarah lagi sembari mendorong bahu Nayla hingga bukunya tercoret.

Oke, batin Nayla sambil menoleh ke Sarah. "Apa?" tanyanya sedikit cepat. Ia melihat wajah Sarah yang frustrasi dengan mata yang sedikit bengkak dan merah.

Sarah habis menangis?

Semalaman?

"Ayo kita bicara sebentar."

"Ogah."

Sarah menghentakkan sebelah kakinya.

Nayla menaikkan sebelah alisnya. "Dih, kenapa? Ngambek?"

"Kita perlu bicara!" tegas Sarah, cukup nyaring hingga membuat seisi kelas kembali heran dengan drama mereka lagi.

"Kenapa, sih, kalian?" Calissa menyeletuk. Mungkin ia juga jengkel dengan kelakuan Nayla dan Sarah sejak kemarin. Mulai dari Nayla yang mengejar Sarah untuk bicara, sekarang Sarah yang mengejar Nayla. "Kalian bisa diam nggak? Drama terus," katanya.

Nayla menatap Calissa. "Nggak tau nih, Sarah mulai duluan."

Calissa menautkan alis. Ia menghampiri keduanya. "Ya udah, selesaikan. Jangan bawa-bawa di kelas!"

Valro ikut menyeletuk, "Woh, santai Lis, sabar."

"Gue yang liat, gue yang panas rasanya. Nggak jelas banget dua orang ini." Calissa kemudian berjalan keluar kelas karena sebentar lagi senam pagi akan dilaksanakan.

"Lah, nggak tau, Sarah aja yang makin hari makin nggak jelas," tandas Nayla sebelum bangkit dari kursi dan ikut keluar kelas.

Sarah geram dengan sikap Nayla.

Heiyo Nayl! Where stories live. Discover now