29 - Tiket Gratis ✨

1.4K 293 13
                                    

Besok adalah hari yang sangat penting setelah perjuangan anak teater yang begitu panjang untuk menyelenggarakan pentas besar setahun sekali itu.

Siswa seantero sekolah juga sudah tidak sabar untuk hadir menonton hasil karya ekskul tersebut. Apalagi, pentas kali ini tetap disutradarai langsung oleh pembina teater, Pak Wardian dan Pak Zikri.

Nayla harus menonton.

Tetapi, benarkah Rangga akan memberikannya tiket gratis sesuai janji setelah semua sikap palsu kemarin?

Nayla melangkah sendirian ke sekumpulan anak teater yang sedang berjalan mengelilingi sekolah untuk menjual tiket. Sejak dua hari yang lalu, mereka sudah rutin melakukan kegiatan ini, berharap setengah tiket terbeli oleh warga sekolah.

"Ehm guys!" panggil Nayla pada sekumpulan siswi heboh yang sedang mempromosikan tiket mereka.

Yang dipanggil memberikan respons cepat. Mereka langsung mengerubungi Nayla. "Ya, ya? Mau beli tiket pentas tahunan kami?" tanya salah satu dari mereka dengan pandangan berbinar.

Nayla mengangguk. Ia mengeluarkan uang berwarna hijau dan ungu untuk memberikannya. Namun sebelum uangnya sampai ke tangan lawan bicara, sebuah tiket sudah tersodor dari samping kanannya. Nayla sigap menoleh dan mendapati Rangga memberikannya tiket dominasi warna biru muda, jingga, dan perak itu.

"Aih Kak Rangga!" protes Neni yang malah sudah meraih uang dari tangan Nayla.

"Udah gue bilang kalau Nayla yang minta, berarti gue yang bayar," ujar Rangga sambil terus menyodorkan tiket yang tak kunjung diterima Nayla.

Nayla melirik ke seseorang yang menggandeng Rangga.

Yang benar saja, setelah semua fakta yang beredar Rangga tetap menepati janjinya meskipun kini ada perempuan yang menggandeng tangan kirinya?

Rangga adalah jenis laki-laki bagaimana? Parahnya, kali ini adalah gadis cantik dari kelas dua belas. Nayla tahu namanya, Luthvia Artania.

Rangga doyan kakak kelas.

Suara Raffael terdengar di kepala Nayla.

"Nayl?" Rangga menarik tangan Nayla dan meletakkan tiket itu. "Dah ya, janji gue udah gue tepatin."

Neni berdecak menatap kepergian Rangga dan kakak kelas cantik itu, Luthvia. Ia kemudian melirik Nayla yang masih tercengang menatap kepergian Rangga. "Sawan Nay?" Neni cekikikan, disusul dua teman lainnya.

Sambil menyodorkan uang Nayla kembali, Neni menyengir lebar lalu berkata, "Jangan heran kalau Kak Rangga tiba-tiba lagi digandengin cewek. Biasa, gara-gara lomba teater setahun lalu tokoh playboy yang diperanin Kak Rangga masih melekat."

Nayla mengernyitkan dahi. "Hah?"

"Kak Luthvia yang selalu jadi gandengan Kak Rangga selama olah rasa. Eh, keterusan selalu gandeng Kak Rangga sampai sekarang. Wajarin aja," tambah Fira yang lanjut cekikikan.

Bukannya mengerti Nayla menjadi semakin bingung. "Hah?"

Semuanya memasang wajah datar. "Kak Rangga pernah dapat peran 'playboy yang ngejar perasaaan cewek tercantik di sekolah' untuk lomba teater. Demi mendalami peran, dia beneran ajak Kak Luthvia buat jadi gandengannya selama olah rasa. Eh, keterusan deh sampai sekarang."

Heiyo Nayl! Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon