[11] better late than never

844 175 4
                                    

"oh gituu. okelah nanti ketemuan di cafe depan kampus aja gimana? biar enak ngomongnya-" kata jungwoo. eunseo mengangguk angguk, setuju.

"ayo seo, udah belum ngobrolnya? laper gue-" dahyun menghampiri eunseo yang sejak ia alih tugas mengantri bubur, si eunseo asyik berdialog ria dengan park jungwoo itu.

"hehe iya dahyun, udah selesai kok. duluan ya, seo, hyun-" jungwoo berlalu dan tinggallah eunseo yang ditatap dengan penuh interogasi oleh dahyun.

"ngapain lagi?" tanya dahyun sambil menyerahkan bungkusan buryam untuk dibawa eunseo.

"yang kemaren itu loh, hyun-" jawab eunseo sambil naik ke atas motor dahyun. tanpa menjawab lagi, dahyun sudah melajukan motornya untuk menuju kampus yang notabene gerbang utamanya hanya berjarak 100 meter dari kedai buryam ini.







"woy kemana aje lu telat hyun!?" pekik wooseok sambil melipat tangannya di depan pintu lab.

"sorry sorry nelat dikit bro-" donghyun buru buru masuk ke lab sebentar buat absen, terus ikutan ngumpul sama kelompoknya yang udah siap di depan.

ada wooseok, yuto sama kino yang masing masing sibuk sama ponselnya.

"donghan udah dateng belom?" tanya donghyun sambil duduk di antara wooseok sama yuto.

yuto menggeleng, sedangkan wooseok celingukan. "tadi kaya gue sempet ketemu dia, deh-"

"dimana?"

"lupa-"

"elaaahhhhhhhhhh-" keluh donghyun.

beberapa saat kemudian, dosen pembimbing datang dan segera mengomando kelas tersebut agar berkumpul dan tidak lama lagi tugas praktek akan dimulai.

"yang belum lengkap kelompok siapa?" tanya kim jongin, selaku pembimbing.

"kelompok saya, pak. donghan masih belum di tempat-" kata sihyun.

"yasudah kita tunggu 5 menit lagi, kalau lewat, kita tinggal saja-"









"donghan buruan ke kelas sana!" usir eunseo, karena sedari awal sarapan tadi, donghan nungguin kedua cewek itu sarapan di gazebo deket ruang perpustakaan.

donghan cuma ketawa tiwi sambil terus ngeliatin ceweknya. yang diliatin cuma manyun manyun nahan jijik.

"donghann pleaseeee!!"







sampai akhirnya, ponsel donghan berdering menampilkan panggilan dari donghyun di layar.

"hal-"

"WOE KEMANA ANZEENGG DITUNGGUIN SATU KELAS LO ASEM-"

donghan sontak menjauhkan ponselnya dari telinga karena suara donghyun kenceng banget bikin kuping berdarah bisa bisa.

"tuhkan udah buruan pergi sana, han-" eunseo ikutan memarahi.

donghan menurut, dan segera meninggalkan tempat.









sambil membereskan wadah bubur, dahyun buka buka ponsel, dan ngeliat layar, ada beberapa notif dari donghyun.

"eh hyun, gue ke kelas duluan-" kata eunseo sambil beranjak.

baru saja mengambil tasnya dan akan beranjak, seorang gadis menghampiri ke gazebo itu.

"dahyun!" panggil cewek itu.

eunseo menoleh dan mendapati sosok umji yang berjalan ke arah mereka.

sadar bahwa umji yang sekarang tak lain adalah kekasihnya vernon, eunseo mengurungkan niatnya untuk segera pergi.

melainkan untuk sementara masih tinggal di dekat dahyun, karena takut sahabatnya itu akan kalap.












sekitar 10 menit, dahyun dan umji selesai bercakap, kiranya eunseo dapat bernafas lega di ujung gazebo karena tidak terjadi apa apa di antara kedua gadis itu.

"duluan, eunseo-" pamit umji kemudian.

eunseo balas tersenyum. lalu dahyun kemudian berjalan menghampiri eunseo dengan wajah kebingungan.

"lah seo katanya mau ke kelas duluan???" tanya dahyun, setelah membuang wadah buryam tadi ke tong sampah dekat situ.








eunseo hanya meringis sambil menatap wajah cemas dahyun.

"gak gitu.."

"tadi gue takut, lho khilaf terus berantem sama umji gegara vernon, kemaren itu-" lanjut, eunseo.








dahyun tersenyum dan memeluk sahabatnya itu.

"gak akan lah, seo. buat apa ngurusin hal sepele begituan. masa lalu ya biarlah masa lalu." kata dahyun sambil memeluk eunseo.

eunseo balas mengelus punggung dahyun.

"terbaik, kim dahyun..." ucapnya lirih.

#2 Automne Doré✔Onde histórias criam vida. Descubra agora