[15] how it can come like this?

641 153 19
                                    

eunseo udah balik ke kamarnya sendiri buat siap siap soalnya dia ada kelas pagi. di kamar udah sepi soalnya dahyun udah berangkat.

"aduh kunci motor gue dimana ya-" eunseo mengobrak abrik meja belajarnya, namun kunci motor itu masih tidak ditemukan.

saat eunseo lari buka pintu kamar, niatnya mau nebeng eunbi saja, kepalanya yang agak tertunduk justru membentur sebuah benda yang cukup terasa keras tepat saat pintu terbuka lebar lebar.


"donghan!?"
















donghan memang sudah sedikit berubah. jika dibandingkan saat bulan lalu, tepatnya saat hubungan keduanya di ambang kehancuran waktu itu.




"balik jam berapa semalem?" tanya eunseo.

"tengah malem dah pokoknya gue udah lieur, untung masih bisa bawa motor-"

"yailah lain kali kalo udah tau pulangnya bakal malem, berangkat barengan aja makanya sama donghyun."

donghan hanya tersenyum, lantas mencubit gemas pipi gadisnya itu, "oke siap ibu nyai-"






eunseo hanya balas tersenyum tipis. sejujurnya eunseo sendiri merasa takut. akan setiap perubahan sikap donghan. donghan kadang manis namun kadang juga berubah kasar dengan cepat.

bisa dibayangkan, betapa terombang ambingnya perasaan son eunseo itu.






"halooo eunseo, donghan~"

"hai juga jiwon~" balas eunseo sambil tersenyum pada teman satu kelasnya itu.

"oh hai~" sapa donghan, juga.

"duluan ya-" jiwon berjalan dengan langkah cepat meninggalkan mereka berdua yang melambat di lorong itu.





"kaya pernah tau deh namanya-" gumam donghan sambil terus mengamati punggung cewek bermarga park yang semakin menjauh di belakangnya.

"masa lo nggak tau sih? jiwon kan mantannya donghyun-"

"OH IYA BENER BENER. WAKTU LIAT DIA GUE KEINGET DONGHYUN. AH PANTES AJA-"

























moonbin udah sembuh. hari ini dia udah balik ke kampus, sekalian nebeng sama chanwoo pulang pergi.

itu juga karna eunbi yang nyuruh. biar mastiin, katanya.


"hehh lo berduaa-" seru eunbi saat mendapati moonbin dan chanwoo yang sudah sampai di ambang pintu.

"apaan sih bi? sehari aja gue gak ngampus kenapa suara lo kedengeran makin kenceng aja-" protes moonbin.

"biarin. biar lo cepet sembuh juga." decak eunbi sambil berjalan ke arah mereka.


"lo berdua duduk paling depan sini, samping kanan kiri gue. ok?" kata eunbi menuntun langkah kedua sahabatnya itu.









chanwoo dan moonbin saling pandang. dulu eunbi sangat menolak jika moonbin duduk di sampingnya. dan juga menolak untuk duduk di bangku paling depan.

mungkin ini saatnya semua berubah.










"kenapa sih bi? penglihatan gue masih normal kok. gak ikutan sakit-" keluh moonbin.

"ih nggak gitu. gue pengen kita makin kompak bertiga. kompak pinternya biar ntar lulus juga kompak barengan pada bagus bagus hasilnya-"

chanwoo yang daritadi diem melongo, sekarang ikutan ketawa ketiwi, sambil tepuk tepuk tangan.

"good job!"









"gat gut gat gut lah anjay lo semua mana bisa tidur gue kalo di depan sendiri kek gini-"





























"makan hyun, biar gak kambuh maag-nya" kata donghyun sambil nyodorin roti isi sama sekotak susu cokelat kesukaan dahyun.

dahyun berbinar meraihnya.

"tau aja deh lu kalo gue belum sarapan-"

"of course, my princess-" jawab donghyun sambil mengacak rambut dahyun, gemas.


dahyun yang lagi mau gigit roti isi, langsung ngarahin pandangan dia ke donghyun.



"gombal banget dah kim donghyun-"









dahyun hanya meneruskan makannya, sementara donghyun jadi bagian yang nontonin aja.










"jadi gimana, hyun?" tanya donghyun, tiba tiba.

"apanya?"

"yang waktu itu, gue juga butuh kepastian kali, kim dahyun~"

dahyun otomatis keselek.

bukannya bantu cari air minum, donghyun malah genggam tangan dahyun erat. sambil ngomong sesuatu.

"would you be mine, kim dahyun?"










keselaknya dahyun ilang seketika.

#2 Automne Doré✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang