[27] a glimpse of heaven

568 101 2
                                    

pinky cuma mengerjapkan matanya berkali kali. mencoba memahami. namun, rasanya terlalu canggung sesaat setelah hwanwoong menjadi serius.

tepat saat itu, chanwoo datang memecahkan keheningan di antara keduanya.

"oy, ayo balik. oh iya, ini makanan buat si eunbi, ky. gue duluan ya. kalian berdua ati ati di jalan-" setelah menyerahkan bungkusan pada pinky, chanwoo segera berlari keluar cafe.

"eh eh woo!"

"udah, balik sama gue aja-"


















di mobil, hwanwoong jadi ngerasa bersalah soal apa yang ia katakan pada pinky, tadi.

dan juga karena pinky yang keliatannya nggak nyaman karena perlakuannga tadi, selama di mobil, cewek itu cuma diem.

padahal biasanya ada aja yang diomongin, diketawain, dijadiin bahan obrolan.

but, not today.

"ky, maaf ya. tadi gue cuma becanda-" kata hwanwoong, sambil menoleh sebentar.

pinky ikut menoleh.

"hah, oh. gakpapa, iya. santai aja, woong."

"kok lo jadi diem dieman gini sih? kaya biasanya aja, ky-" celetuk hwanwoong.

"emang biasanya gue gimana?" pinky balik bertanya.

hwanwoong gak jawab malah cengengesan.

"gak gimana gimana kok, ky. hahaha-"

pinky cuma manyun dengernya. pas pinky mau nyalain musik, tiba tiba hwanwoong teriak keras keras.

"YA ALLAH GUE BELUM SHOLAT MAGHRIB ANJIR-"

pinky memundurkan kembali duduknya, mengurungkan niat untuk menyetel musik itu dan bersender seperti semula di kursi.

"yaudah, nepi dulu ke masjid. daripada kelewatan-"

hwanwoong ngeliatin pinky, agak ragu. tapi abis itu segera menyunggingkan senyum bahagia. "ok, siap."




alhasil, sekarang pinky harus rela nungguin hwanwoong yang lagi nyelesain sholat maghrib di salah satu masjid di jalan menuju kosan dia.

sambil ngeliatin hp, ngelirik ke jam analog yang udah nunjukkin pukul 18.25.

pas pinky ngarahin pandangannya ke sekeliling dia, sebuah suara memanggilnya dari belakang.

pinky menoleh dan orang itu sudah terlebih dahulu berjalan ke sampingnya.

"pinky, lagi ngapain di sini?"

"eh, kak mingyu. iya nih, kak. lagi nungguin temen. hehehe-" jawab pinky.

"temen apa pacar nih?" sahut mingyu lagi.

"hah? apaan sih, kak mingyu. temen beneran dah sumpah-" kilah pinky. emang juga sebenernya bukan siapa siapa hwanwoong kan dia, jadi pinky ngakunya temen aja.

"tuhan emang satu, dek. kita aja yang nggak sama. tapi kalo soal rasa, mana bisa bohong?" kata mingyu sambil membenarkan posisi pecinya.



setelah mengenakan sandal jepitnya, mingyu lantas berjalan ke tempat sepeda. tak lupa setelah berpamitan pada adik tingkat yang pernah ia sukai itu.

"yaudah dek. gue duluan, ya." pamit mingyu.

"iya, kak. hati hati-" balas pinky dengan sedikit tergugup.

pinky lantas merenung. masalahnya adalah. kenapa seharian ini, banyak orang berbicara yang penuh makna kepadanya.






















eunbi langsung lahap makan makanan yang tadi dibawain pinky, sementara yang barusan keluar itu, lagi bengong di kasur sambil sesekali ngeliatin sahabatnya itu.

"ky, ngapain elah ngelamun?! kesambet ntar.."

"bi, gue bingung-" kata pinky sambil melirih.

"kenapa?" sahut eunbi dengan mulut penuh nasi.

"pertama, apa iya gue salah kalau gue bilang, buat bisa saling berkomitmen dalam sebuah hubungan tuh perlu adanya komunikasi yang baik dan sudah terjalin dalam waktu yang cukup lama?"

"ya nggak salah dong, ky. justru itu bener." jawab eunbi sambil mengunyah daging ayamnya.









pinky membenarkan posisi duduknya, lantas bersiap melanjutkan dengan pertanyaannya yang kedua.

"lanjut, tuhan memang satu, kita yang tak sama, tapi rasa nggak akan pernah bisa bohong. apa kalimat itu bener bener bisa ngebuktiin kalo seseorang bener bener serius sama perasaannya ke kita?"









eunbi bukannya menjawab. malah ia tersedak.








"heh pinky? hwanwoong yang ngomong gitu ke elo, ya?"

#2 Automne Doré✔Where stories live. Discover now