"IH EUNBI.. ENGGAK GITUUU-" teriak pinky.
"lah terus apaan dong? ngapain lo tibatiba ngomong begituan? pasti ada yang kaga beres..." eunbi meneguk airnya dan membereskan sisa bungkusan makanan.
pinky hanya merengut. cerita pada eunbi bukannya dapat solusi, malah makin bermasalah.
♡
akhirnya setelah hampir 10 menit berlalu dengan mencekam di dalam mobil donghan, eunseo sampai di kosan.
abis turun dari mobil, eunseo cuma ngucapin makasih. singkat dan gak ada kata kata lain buat pacarnya itu.
donghan juga capek sendiri. mau dia marah marah kek apapun, eunseo itu orangnya teguh pada pendirian. dan donghan sendiri tipikal cowok yang kepala batu. jadi, intinya sama aja.
"besok gue gak bisa jemput-" kata donghan, masih dari dalam mobil.
"gue juga bisa berangkat sendiri-" sahut eunseo, hanya menoleh sebentar. lalu meneruskan langkahnya menuju halaman.
donghan hanya menghela nafasnya. lalu melajukan mobilnya meninggalkan tempat.
sampai di teras, tiba tiba ia terfikir soal jungwoo.
baru saja membuka ponsel, ternyata benar. ada beberapa pesan masuk dari jungwoo.
jungwoo
seo, gimana?
baik baik aja, kan?
donghan nggak marah?
eunseo
hahaha
kagak lah, woo
baik baik aja, kok
nggak usah khawatir
eunseo rasanya mau nangis aja nulis balesan itu.
percuma, berkali eunseo ngejelasin ke donghan pun, cowok itu nggak akan dengan mudah mengubah presepsinya kepada park jungwoo, yang sebenarnya juga hanya sebatas rekan kerja saja bagi eunseo.
eunseo merasa menyesal. menyalahkan takdir. mengapa jika jungwoo saja bisa sebaik itu, sedangkan donghan tidak?
sementara jungwoo, tiduran di kasur sambil memandangi langit langit di kamarnya itu. sedari tadi, pikirannya melayang pada gadis berambut panjang cokelat itu.
"lo gih cari cewek, woo. masa ganteng ganteng jomblo? mubadzir tau-"
pikirannya tertuju pada kalimat yang waktu itu dilontarkan oleh eunseo.
jungwoo yang kala itu hanya bingung dan asal asalan menjawab.
"berarti, mubadzir juga dong kalo cewek, cantik cantik tapi gak bisa dimiliki, soalnya udah ada yang punya-"
kini jungwoo sadar, perkataannya itu tidak asal asalan keluar dari mulutnya begitu saja. melainkan memang sudah dari nalurinya yang paling dalam.
bagi jungwoo, mengagumi eunseo dalam diam itu lebih baik untuk waktu sekarang. karena, jungwoo adalah laki laki yang tau diri. tahu bahwa tidak sepantasnya menjadi perusak hubungan orang.
♡
"tadi dahyun balik jam berapa? duluan mana sama elo?" tanya pinky sambil mengoleskan body lotion.
"duluan gue anjir. emang ya, kalo jomblo begini kaga enak. pulang ke kosan juga ujung ujungnya sendirian soalnya temen semua pada jalan sama gebetan.." jawab eunbi setengah becanda.
pinky lantas tertawa. tersenyum kecut.
"elah gue juga pulang telat gini gara gara urusan lo sama chanwoo, bi-" batin pinky.
"lo tadi jalan sama hwanwoong beneran, kan?" eunbi balik bertanya.
"eh.."
"ya gitudeh..." jawab pinky kemudian.
pas eunbi mau ambil posisi tiduran di samping pinky, tiba tiba pinky ngomong.
"tapi yang ngomong soal kalimat gue yang kedua tadi tuh bukan hwanwoong."
"lah terus siapa? lo punya gebetan baru?" eunbi nyaris berteriak.
"bukan. tadi pas gue pulang, kan mampir masjid dulu, tuh. soalnya hwanwoong belum sholat maghrib. abis itu, gue nungguin di depan. eh taunya, ketemu sama kak mingyu-"
"kak mingyu? yang item itu? yang waktu itu naksir elo, tapi lo ngehindar?!"
pinky hanya mengangguk.
eunbi udah mau nyorakin, tapi keburu dibungkam sama pinky.
"dengerin gue cerita sampe selesai dulu, dong."
"ini bukan masalah kak mingyu ngomong gitu ke gue soalnya dia pernah demen ke gue, bi. dia ngomong begitu tuh, soalnya tau kalo gue ke mesjid itu tuh tadi sama hwanwoong."
"ya terus gimana maksudnya kalo emang kak mingyu tau lo kesana sama hwanwoong? apa juga masalah dia?"
"menurut gue tuh, seakan akan, 2 pernyataan berbeda yang diucapin 2 orang berbeda juga dalam satu hari ini tuh sama sama nyambung. kan maknanya tuh tersirat banget, anjir kan gue gak suka pelajaran bahasa juga-_-" elak pinky.
"BERARTI YANG PERNYATAAN PERTAMA TUH, BENER HWANWOONG KAN YANG NGOMONG??" seru eunbi.
