[34] its very hard to love

493 92 6
                                    

sementara itu, pinky kembali ke kelas. menemui hwanwoong yang tepat berdiri di ambang pintu. dan segera merekahkan senyum saat melihat gadis itu berjalan ke arahnya.

"ky!!!" panggil hwanwoong dengan heboh.

"apaan sih?"

hwanwoong lantas menarik tangan pinky dan membawanya menjauh.

"ih apaan sih woong?"

"jawab pertanyaan gue, ya-"

pinky hanya menatap malas ke hwanwoong. soalnya gadis ini udah tau kalo hwanwoong pasti mau tanya tanya soal rena. dan apa hubungannya rena sama pinky dan kawan kawannya.



"rena tuh sebenernya siapa? ada masalah apa sama lu? terus juga tadi si donghan sama donghyun ngapain ke sini nyamperin rena?" tanya hwanwoong.




bukannya menjawab, pinky malah melonjak. "hah? donghan donghyun kesini?"

hwanwoong mengangguk. "kebiasaan kan lo tuh, kalo gue yang nanya mesti gak dijawab duluan-" protesnya kemudian.

pinky mencoba tenang. dan kembali terduduk di samping hwanwoong.

"jadi, bener tadi donghan nyamperin rena?" pinky kembali mengulang pertanyaannya. tapi kali ini lebih santai.

hwanwoong mengangguk lagi.

"ada apaan sih sebenernya?" tanya hwanwoong kemudian.

"terus, donghan ngapain aja tadi? nanya nanya apa gitu kek?" lanjut pinky.

"ky-" hwanwoong udah mau emosi. tapi kalo inget cewek ini pinky, akhirnya dia ikutin aja maunya.

"ya gue gak paham. soalnya tadi mereka berdua tuh cuma basa basi sama gue di depan kelas, terus tiba tiba nanyain rena dan langsung nyamperin di bangku..." jelas hwanwoong.

pinky hanya mengulum bibirnya. "gue khawatir"

"lo gak mau cerita yaudah gapapa, ky. asal gue bisa bantu lo, gue rela-" kata hwanwoong sambil menggenggam erat tangan pinky kemudian.

pinky masih menggigit bibir bawahnya.

"gue bisa aja cerita sama lo, woong. tapi gak disini deh kayanya-"




hwanwoong berbinar.

"kalo gitu ntar pulang gue traktir deh- gimana gimana?"




pinky ngangguk. kayanya hwanwoong orang yang tepat buat denger semua ceritanya.



























"ya gue sih nggak begitu mempermasalahin, han. gue sadar kita tuh udah gede, gak kaya dulu yang dikit dikit dijadiin masalah." kata eunseo.

donghan mengangguk menyetujui.

"iya, gue juga paham kok, seo. masalah gue sama rena dulu tuh ya udah lalu. sekarang ya sekarang." imbuhnya.

eunseo hanya tersenyum. sedikit canggung rasanya berbincang dengan pacar ketika begini.

"gue cuma pengen ngehapus pandangan buruk anak anak yang lain soal rena. ya, walaupun jujur gue kadang tuh masih suka kepikiran terus gue greget."

"ya, semoga aja di sini, rena bisa jadi lebih baik dan gak merasa terganggu dengan keberadaan kita."





donghan menatap lurus ke dalam sorot mata eunseo yang makin menyendu. biasanya, gadis judes itu gak pernah semelow itu kalo sama dia. yang ada malah jutek, cuek dan terkesan dingin padahal sama cowoknya sendiri.


tapi kali ini, eunseo benar benar ingin menyelesaikan masalahnya dengan damai.

"semoga aja rena gak dendam sama kita-" kata eunseo lagi, sambil beranjak.

"amin dah, moga moga aja." jawab donghan.



"lo mau kemana, seo? kelas?" tanyanya lagi.

eunseo membenahi penampilannya dan segera bersiap. "iya, lo juga buruan balik ke BEM, ntar dicariin anak anak-"



"gue duluan-" kata eunseo sambil segera berbalik.

"mau gue anterin gak?" tanya donghan.

"gak. gak perlu. makasih-"












eunseo langsung lari menjauh. gak tau aja kenapa air matanya mengucur deras begitu dia meninggalkan donghan.

eunseo tahu, dia egois. donghan juga tidak peduli.

tapi kali kali eunseo juga ingin, merasakan bagaimana manisnya seorang kim donghan dengan hal hal yang kecil aja.

contoh utama, nggak perlu lah nanya basa basi mau dianter ke kelas, nggak? keadaan yang lagi kaya gini, donghan ternyata juga gak nganggep seserius eunseo.

mau eunseo jungkir balik nyembunyiin sedihnya, donghan juga gak bakal ngerti.

#2 Automne Doré✔Where stories live. Discover now