Chapter 2 ~ Meet You Again

5.3K 272 4
                                    

Ace P.O.V
Pekerjaan, hanya itu yang ku lakukan beberapa bulan ini untuk mengalihkan perhatian ku terhadap hal lain. Tidak di sangka sudah 18 tahun berlalu tapi, aku masih tidak dapat melupakan sedikit pun hal tentang dia. Aku sudah seperti orang yang gila bekerja di kantor sehingga tidak ada satu pun orang yang berani mendekati ku apalagi membuat ku kesal, yah kecuali, dua makhluk muka tebal itu yang selalu berhasil membuat ku kesal tapi mereka berdua adalah teman terbaik ku dari kecil.

Selain bekerja, aku biasanya olahraga dan pergi ke bar jika di ajak oleh mereka berdua. Tapi sepertinya belakangan ini mereka berdua tahu akan hal yang ku pikirkan sehingga mereka terus menerus mengajak ku untuk pergi ke bar dan itu hampir tiap hari!!!. Dan nama dua makhluk itu, Axel Miller King dan Alexander James Reynolds. Karena kami sudah berteman dari kecil jadi tentu saja kami mengetahui apapun tentang satu sama lain.

Mansion di depan ku ini adalah tempat yang sangat ingin ku hindari karena dengan melihatnya saja langsung mengingatkan ku padanya. Tapi, hari ini adalah ulang tahunnya sekaligus anniversary pernikahan orang tua ku jadi mau tidak mau aku harus datang kembali ke mansion ini. Kalau sampai aku tidak datang lagi untuk yang kelima kalinya aku pasti akan langsung mati mengenaskan di kantor ku. Setelah memasuki mansion ini, kenangan tentangnya langsung mengalir begitu saja.

Flashback

"ACEEEE......" Teriakan seorang gadis yang langsung berlari keluar mansion membuat aku langsung siaga di tempat ku berdiri.

"Kali ini aku benar-benar tidak sengaja" balas ku di saat gadis itu sudah di depan ku dengan pandangan membunuh.

"Kali ini juga aku tidak akan termakan perkataan mu, kau tahu berapa lama aku mengantri untuk mendapatkan buku ini?" Setiap nada perkataannya naik satu oktaf yang menyiratkan kemarahannya.

"Okay, I'm really sorry. Bagaimana kalau aku menggantinya?"

"Tidak, aku tidak mau kalau jerit payah ku kau ganti dengan mudah dengan meminta orang lain untuk mendapatkannya untukmu"

"Jadi, kamu ingin aku melakukan apa. Aku janji akan menuruti semua keinginanmu tapi jangan mendiamkan aku ya" aku pun memohon kepadanya karena aku benar-benar tidak suka saat dia diam.

"Hem... Okay, ini yang terakhir kali nya tapi kalau kau mengulanginya jangan harap kau akan selamat" gadis itu memperingatkan nya dengan menghentakkan kakinya yang membuat ku gemas melihatnya.

"Tapi, aku akan tetap memukulmu karena kau melanggar janji mu sebelumnya" Shit, aku pikir Anna akan lupa soal janji yang aku lupakan itu. Dengan cepat aku langsung berlari setelah melihat Anna membawa sapu yang pastinya akan di gunakan untuk memukul ku.

Kami pun berlarian di halaman mansion dengan senang dan Anna pun melupakan niatnya untuk memukul ku karena kesal tidak mampu menangkap ku.

Flashback end

Mungkin orang lain menganggap ku aneh dengan masih mengingat seseorang yang telah tiada 18 tahun lalu tapi, aku tidak peduli pada apapun karena aku sangat menyayanginya. Dulu aku yang hanya 15 tahun tidak dapat berbuat apa-apa untuknya terlebih dia tiada karena masalah keluarga kami. Orang lain selalu mengatakan kalau aku tidak dapat melupakannya karena rasa bersalah ini tapi, orang lain tidak ada yang tahu kalau aku sangat mencintai nya melebihi apapun di dunia ini. Walaupun kedengarannya berlebihan tapi, itulah kenyataannya dan bahkan aku berencana untuk tetap single yang pasti akan di tentang oleh keluarga ku.

Di depan pintu mansion, semua keluarga ku telah menunggu ku seolah mereka baru pertama kali melihat ku.

"Arrogant bastard, setelah di ancam baru mau datang untuk melihat keluarga mu lagi huh" adik ku yang satu itu memang sangat berisik.

"Cara, jangan sikap bicara mu. Dia tetap kakak mu walaupun dia anak yang brengsek karena tidak peduli keluarganya" 'ibu ucapan mu tidak jauh berbeda dengannya' pikir ku tapi tentu saja tidak berani ku katakan untuk menghindari masalah dengan mereka.

"Sayang, kata-kata mu tidak jauh berbeda dengan anak mu" baru kali aku sangat kagum dengan keberanian ayah melawan ibu. Dan tentu saja dia pun mendapat tatapan membunuh dari ibu.

"Dan tentu saja, karena dia memang pantas mendapat semua sebutan itu" dan kali ini, aku yang memberikan tatapan membunuh pada ayah. Kenapa lelaki di keluarga ini sangat lemah terhadap wanita yang di sayangi mereka, sungguh tidak ada perlawanan sama sekali. 'Bukannya aku juga termasuk lelaki di keluarga ini' batin ku membalas pemikiran ku.

"Ibu dan adik tercinta ku, apakah menyerahkan diri ku selama seminggu penuh untuk menemani kalian kemana saja dapat membuat kalian menerima permintaan maaf ku?" Tanya ku dengan wajah yang memelas, yang pasti kaget di lihat oleh para karyawan ku kalau sampai ku tunjukkan.

"That's really what we are waiting for" sorak mereka secara bersamaan dan sangat berisik, di saat mereka senang aku hanya dapat menghela napas yang sangat panjang.

Setelah makan malam bersama mereka, aku langsung kembali ke rumah ku dan pergi ke bar karena Axel dan Alex ingin bersenang-senang hari ini. Dan aku sudah tidak sadar telah meminum tiga gelas vodka setelah berkata tidak akan minum-minum hari ini. Pandangan ku agak sedikit kabur karena efek dari minuman ini, aku melihat teman ku sedang asik dengan pasangan mereka sampai mata ku tertuju pada seseorang yang membuat ku merasa familiar terhadapnya.

Aku pun mendekat pada wanita berdress putih itu untuk melihatnya lebih jelas. Setelah melihat wanita itu dengan pasti, aku sungguh merasa telah benar-benar mabuk karena dapat melihatnya lagi. Tapi setelah dia keluar, aku pun mengikutinya dan aku memeluknya karena ingin membuktikan kalau yang aku lihat tidak salah dan memastikan kalau itu benar-benar Anna.

Setelah mendapatkan tendangan nya, aku merasa dunia ku benar-benar runtuh dan aku sangat yakin cara ini adalah cara yang paling ampuh untuk menghilangkan mabuk. Setelah dia pergi, aku langsung pergi dari bar itu sambil menahan sakit ku. Aku pastikan besok aku akan dapat menemukan siapa wanita itu dan membuatnya tidak akan dapat lari dari ku lagi. Dan itu adalah janji ku, kalau tidak dimana harga diri junior ku yang malang ini walaupun sudah tidak beraktifitas setidaknya jangan di siksa.

Keesokkan harinya, aku langsung meminta private investigator yang ku sewa untuk mencari tau semua nya tentang wanita itu dalam waktu satu hari. Malamnya aku telah mendapat semua detail yang ku inginkan, tapi ternyata detail itu tidak sesuai dengan yang ku harapkan untuk menjadi kenyataan. Aku ingin dekat dan mengenalnya dengan baik karena aku ingin menjalani waktu 18 tahun yang telah terlewat walaupun dia bukan Anna tapi setidaknya, aku merasa berada di dekatnya. Sekaligus aku juga ingin balas dendam untuk junior ku yang malang. Tapi tentu saja aku tidak akan menyakiti wanita karena aku ingin melihat bagaimana dia saat marah, apakah akan sama dengan emosi Anna yang selalu mudah kesal dengan kejahilan ku.

Setelah meminta untuk bertemu dengannya, aku pun menjatuhkan bom atom yang sungguh sangat membuat ku senang melihat ekspresi terkejutnya yang tidak percaya dengan apa yang barusan ku katakan padanya. Sebenarnya aku juga tidak mengerti mengapa aku ingin melakukannya sampai sejauh ini walaupun aku sudah ingin memantapkan diri untuk tetap single tapi, ada sesuatu hal yang tidak dapat di jelaskan yang membuat ku merasa kalau berada di dekatnya seperti merasakan kehadiran Anna yang sangat ku rindukan.

"No, tapi kau mungkin benar-benar akan cocok jadi istri ku dengan di lihat dari sifat mu" aku memberinya senyuman dengan santai sambil meminum wine.

"Aku rasa aku perlu mengantar anda ke bagian psikiater di Anna MC, di sana peralatan dan dokter nya adalah yang terbaik" 'okay, aku rasa sindiran nya sama tajam nya dengan Anna' pikir ku sambil mengingat sindiran tajam yang selalu ku dapatkan dari Anna.

"Well, I'm not crazy. Karena perlu kau tahu kalau aku selalu mendapatkan apa yang ku mau terlebih kau memberikan kesan yang sangat hebat pada ku dan junior ku. Jadi tunggu saja, mungkin sekarang kau menolak tapi nanti kau akan mengatakan yes" aku menyerigai sambil membayangkan rencana yang akan ku lakukan untuk membuatnya mengatakan yes.

"No and never be in a millions years in the future" dia langsung pergi setelah mengatakan itu sambil menghentakkan kaki nya dengan keras yang membuat ku merasa kemiripannya dengan Anna semakin jelas. Tapi aku telah tahu dengan jelas kalau dia telah tiada karena walaupun wajah dan sifat yang mirip tetap tidak akan membuatnya sama dengan Anna.

The Lost LoverOnde histórias criam vida. Descubra agora