Chapter 14 ~ Important

2.6K 177 7
                                    

Crystal P.O.V
"Apa kau sudah gila?" Teriak seseorang dengan kemarahan yang tersirat di dalam nya.

"Aku tidak tau kalau akan seperti ini. aku hanya menyuruh mereka untuk membawanya secara baik - baik, bukannya dengan menculiknya sampai ia seperti ini" balas lawan bicara nya dengan suara yang lemah.

"Kau tau akibat nya bukan? Sekarang Ace sedang dalam perjalanan ke sini setelah mengerahkan seluruh FA untuk mencarinya selama sejam sejak ia menghilang" ucap lelaki pertama setelah ia mulai menenangkan dirinya.

Bukannya FA adalah perusahaan jasa bodyguard yang sangat terkenal akan kemampuan mereka dalam kekuatan fisik serta terlatih seperti seorang detektif dan polisi. Mereka juga menyebutkan nama Ace dalam pembicaraan mereka, tapi apa hubungan kedua lelaki ini dengan Ace. Bukannya mereka adalah penculiknya, tapi aku tidak merasa diri ku di ikat maupun adanya bagian tubuh ku yang terluka.

Aku mendengar pertengkaran mereka berlanjut tapi aku tidak dapat melihat mereka. Aku mencoba membuka mata ku walaupun kepala ku terasa sangat menyakitkan. Aku baru menyadari kalau aku sedang berbaring di sebuah kasur yang lembut daripada kasur ku. Setelah aku membuka mata ku, aku baru dapat melihat dua lelaki itu di depan kaki ku. Aku mencoba untuk duduk di kasur walaupun sedikit sulit dengan keadaan ku sekarang, tapi aku berhasil melakukannya dan mendapat perhatian dari kedua lelaki itu.

"Kau baik - baik saja?" Tanya Axel dengan khawatir setelah aku menyadari kalau mereka berdua adalah teman nya Ace.

"Aku hanya sedikit pusing, mengapa kalian membawa ku kesini? Dimana Ace?" Balas ku, raut wajah mereka berubah dari khawatir menjadi takut.

"Begini... Kami berdua hanya ingin bertemu dengan mu tapi Ace tidak mengizinkan nya jadinya aku menyuruh bodyguard ku untuk membawa mu secara baik - baik tapi... " jawab Axel, dan sekarang aku telah mengerti situasi nya.

"Okay, aku mengerti. Dimana Ace sekarang? Aku memiliki jadwal operasi jam 11 ini. Tunggu... Sekarang sudah jam berapa?" Tanya ku dengan buru - buru berdiri dari tempat tidur dan mencari tas dan handphone ku.

"Tenang saja, kami sudah memberitahu pihak rumah sakit akan ketidakhadiran mu" kali ini Alex yang menjawab pertanyaan ku.

Aku sedikit lega mendengar nya karena aku tidak suka membuat orang lain menunggu apalagi tidak menepati janji ku. Untung saja pasien ku kali ini tidak terlalu gawat sehingga tidak memerlukan penanganan secara cepat.

"Baguslah, tapi... Dimana tas ku? Kepala ku terasa sangat menyakitkan" ucap ku dengan pelan tapi mereka berdua langsung bergerak cepat dan menyerahkan tas ku.

Aku mengambil beberapa obat untuk meredakan sakit kepala ku. Panic attack ini hampir selalu membuat ku merasa kepala ku akan pecah sewaktu - waktu. Mereka memberi ku segelas air putih untuk membantu ku meminum obat tersebut. Di saat rasa sakit ku sudah mulai perlahan - lahan mereda, tiba - tiba pintu kamar tempat kami sekarang terbuka secara lebar dan terbanting ke dinding secara keras. Di pintu itu, berdiri Ace dengan wajah siap membunuh siapa pun di depan nya. Dan aku tau apa yang berada dalam pikiran nya sekarang terlebih tatapan membunuh itu di tujukan kepada kedua temannya. Sebelum aku sadar apa yang telah terjadi, Ace sudah meninju Axel dengan begitu keras hingga ia jatuh tersungkur. Alex langsung membantu Axel untuk berdiri sedangkan aku sekarang berada di depan Ace untuk menghalangi nya kembali memukul Axel.

"Hentikan Ace..."

"Axel, sudah kubilang untuk tidak menyentuh nya maupun mendekati nya tapi kau malah membuat nya pingsan. Apa perkataan ku kurang jelas untuk mu sehingga aku harus meninjumu terlebih dahulu agar kau sadar?" Bentak Ace dengan terlihat sangat marah.

"Ace... Kalau kau masih menaikkan suara mu, lebih baik kau pergi dari sini. Kepala ku sedang tidak bisa menangani mu sekarang" gertak ku dengan kesal karena daritadi dia tidak mendengarkan ku.

The Lost LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang