Chapter 32 ~ Treasure

2.4K 148 2
                                    

"Pretty girl, you should be smiling. A girl like you should never look so blue. You're everything I see in my dreams. I wouldn't say that to you if it wasn't true..."

~Ace Kingston Knight

Author P.O.V
Sudah seminggu Felix sengaja menghindari Anna. Lebih tepatnya, ia belum bisa menghadapi Anna dengan perasaan bersalahnya yang kembali muncul. Terlebih, Felix takut jika sampai Anna kembali mengingat kecelakaan itu dalam kondisinya yang masih lemah. Untuk sekarang, ia hanya bisa melihat Anna dari jauh.

"B-boss... Ms. Anderson sekarang sedang di periksa oleh dokter karena ia mengalami shock" laporan dari anak buahnya yang mengawasi Anna.

"Apa?" Teriak Felix sembari berdiri.

Tanpa berkata apapun, Felix langsung berlari keluar dari markasnya. Selama perjalanan, ia menghubungi Ace untuk mengetahui lebih detail apa yang telah terjadi pada Anna.

Sesampainya di rumah sakit, ia berlari dengan cepat ke kamar rawat Anna tanpa memperdulikan sekitarnya. Bahkan, ia datang tidak membawa satupun anak buahnya untuk mengawalnya. Yang sekarang ada di pikirannya, hanyalah keselamatan Anna. Saat ia memasuki ruang rawat Anna, ia melihat Anna terbaring di kasurnya dalam keadaan tertidur.

"Apa... Bagaim-ana keadaannya?" tanya Felix yang lelah setelah berlari dengan cepat.

"Dia sudah tidak apa - apa. Ia sedang tertidur sekarang" jawab Ace yang berada di sebelah kasur Anna.

Felix berjalan mendekati Anna. Ia mengambil posisi sebelah Anna yang berlawanan dengan Ace. Kemudian Felix memegang tangan kiri Anna dengan kedua tangannya. Ia mencium tangan Anna sekilas sebelum kembali menatap wajah tidur Anna.

"Syukurlah..." Ucap Felix dengan menghembuskan napas lega yang panjang.

"Felix... Kau tidak bisa menghindarinya lagi" kata Alex yang sudah berada di sebelah Felix.

"Aku tau. Memang cepat atau lambat, aku pasti harus menghadapinya" balas Felix datar.

"Hanya saja... Aku tidak menyangka kalau Anna akan mengingat semuanya secepat ini" tambah Felix dengan menundukkan sedikit kepalanya.

"Kau tau Anna tidak akan membencimu. Jika ia sudah mengingatnya, ia akan sangat senang ketimbang membencimu" omel Axel yang kesal melihat tingkah laku Felix yang seperti penakut.

"Aku tidak yakin Anna sependapat denganmu, Axel" keluh Felix dengan menghembuskan napas panjang.

"Well, then keep being a chick-..." Ejek Axel yang mendapatkan tinju pelan di perutnya. Ace sengaja meninjunya pelan agar tidak melanjutkan provokasi Axel pada Felix.

Felix memilih mengabaikan perkataan dan umpatan Axel di belakangnya. Karena sekarang, ia lebih mengkhawatirkan adiknya daripada meladeni lelaki yang masih bocah. Walaupun perkataan yang di ucapkan Axel benar. Tapi Axel bukanlah dirinya yang sudah memendam rasa bersalah itu selama delapan belas tahun.

Melihat Anna yang begitu rapuh semakin membuat hatinya terluka. Ia merasa telah gagal menjaga adiknya untuk kesekian kalinya. Felix merasa, ia telah mengecewakan kedua orang tua mereka karena tidak dapat melindungi Anna. Hal itulah yang semakin menahannya untuk menjauhi Anna. Ia telah membuat treasure keluarga Anderson terbaring tidak berdaya di ranjang itu.

Setelah Anna kembali tersadar...

"Lebih baik kita mencari makan sekarang" ajak Ace pada Axel dan Alex dengan maksud meninggalkan Felix berdua dengan Anna.

Felix hanya duduk terdiam setelah mereka bertiga keluar dari ruang rawat Anna. Ia menjadi sedikit gugup mendapat tatapan penasaran dari Anna.

"Kak..." Panggil Anna lirih sembari menatap kakaknya dengan sendu.

The Lost LoverOnde histórias criam vida. Descubra agora