Chapter 11 ~ Change

2.8K 185 5
                                    

Crystal P.O.V
Dalam perjalanan kembali ke hotel, Ace menjadi sangat diam. Aku ingin menanyakan soal masalah tadi tapi tidak tau bagaimana memulainya. Lagipula aku tidak memiliki bukti kalau memang ia yang melakukan nya, mungkin saja itu ulah para paparazi jadi aku tidak bisa menuduhnya sembarangan. Tapi aku ingin memastikan kalau Ace memang bukan penyebab nya.

"Aku yang melakukan nya" aku langsung menoleh kepada Ace yang sekarang menatap ku dengan serius.

"Apa?" hanya kata - kata itu yang keluar dari bibir ku.

"Aku ingin membalas mereka karena berani membuat mu menangis. Tidak ada yang boleh menganggu tunangan ku apalagi membuat nya menangis"

Pernyataan nya membuat ku tidak dapat membalas nya. Entah kenapa, aku menjadi sedih dan merasa bersalah. Walaupun mereka berdua memang jahat tapi bagaimana pun juga mereka adalah keluarga ku. Mereka mau menampung ku saja, aku sudah sangat bersyukur. Tapi mengetahui perbuatan Ace, aku menjadi orang jahat yang sudah sangat baik kepada ku. Jika di ingat - ingat, mereka berdua dulu sangat baik saat aku menginjakkan kaki di rumah. Tapi semua itu berubah sejak papa selalu bangga dengan ku karena aku mampu mencapai ekspetasi nya dan memarahi mereka berdua jika mereka membuat sedikit masalah saja.

"Kuharap kau tidak akan melakukan hal seperti itu lagi pada siapapun dan apapun yang di perbuat kepada ku"

Aku menatap keluar jendela mengabaikan Ace yang masih menatap ku.

"Kau tidak perlu khawatir, aku sudah mengatasi semua nya jadi kita bisa langsung kembali ke New York. Lagipula aku membantu mereka sadar sebelum terjadi masalah yang tidak inginkan dan aku sama sekali tidak menyesali perbuatan ku"

------------------------------------------

Setelah itu, selama perjalanan kembali ke New York tidak ada satu pun dari kami yang berbicara. Sekarang kami sudah berada dalam pesawat pribadi Ace untuk kembali ke New York dan aku tidak nyaman dengan suasana ini. Rasa bersalah ku semakin besar setelah perkataan Ace di mobil, sekarang aku menyalahkan diri ku yang menjadi pemicu dalam masalah itu. Aku tau aku salah dengan mendiamkan Ace tapi Ace mengatakan ia sama sekali tidak menyesal telah melakukan hal seperti itu.

"Ace... " suara ku seperti berbisik daripada memanggil.

Ace masih tetap melihat laptop nya dengan mengerjakan pekerjaan kantor nya. Setelah aku memanggil nya lebih keras, dia baru menoleh ke arah ku.

"Apa? Kau membutuhkan sesuatu? Kau mau tidur?" Ia terdengar khawatir tapi ia juga terdengar marah.

"Aku... m-mau minta maaf" aku merasa malu mengucapkan nya.

Aku tidak pernah takut menyuarakan apa yang ingin ku katakan selama ini tapi mengatakan minta maaf dengan nya menatap ku, membuat ku semakin takut akan tatapan nya hingga membuat ku gagap mengucapkan nya.

Ace P.O.V
Aku sengaja mendiamkan nya, padahal perkataan nya sama sekali tidak membuat ku kesal pada nya. Aku malah semakin menyukai kebaikan hatinya yang memaafkan kedua adik nya yang jahat kepada nya.

Aku tau ia tidak ingin berbicara dengan ku. Jadi aku juga tidak mau berbicara dengan nya untuk membuat nya sadar kalau tindakan ku itu untuk kebaikan adik nya. Tapi di saat dia diam seperti ini, aku kembali mengenang 18 tahun yang lalu saat Anna selalu diam jika sudah marah pada ku. Seperti nya dengan keberadaan Crystal benar - benar membuat ku lupa akan sakit di tinggalkan Anna yang selalu membuat ku susah melupakan nya.

Memang benar aku menganggap Crystal sebagai Anna tapi aku tidak akan mau mengulangi kesakitan yang sama. Sampai sekarang sakit itu masih segar ku rasakan, jadi aku tidak menginginkan sakit itu menjadi dua kali lipat.

The Lost LoverWhere stories live. Discover now