Chapter 13 ~ Unconscious

2.6K 169 3
                                    

~ I don't wish to be everything to everyone, but I would like to be something to someone. ~

Play list: One Thing - One Direction

Ace P.O.V
Setelah aku keluar dari kamar, aku melihat Anna masuk ke dalam kamar nya dengan membawa minuman. Sepertinya ia terbangun hanya untuk mengambil minum dan kembali tidur. Aku memilih sarapan terlebih dahulu sebelum keluarga ku bangun. Setelah itu, aku langsung ke belakang mansion untuk melihat rumah pohon yang sudah tua. Rumah pohon ini adalah tempat bermain dan persembunyian untuk ku dan Anna dulu. Keluarga ku membuatkan rumah pohon ini untuk Anna walaupun aku tidak menyukai nya.

Rumah pohon ini memang di buat sedemikian baik dan cantik, hanya saja aku takut Anna akan jatuh saat ia menaiki tangga nya. Pohon itu termasuk pohon yang sangat tinggi untuk ukuran kami yang dulu masih kecil. Dulu kami selalu berada di sana sepanjang waktu tapi sejak Anna tidak ada, aku sudah jarang berada di sana. Aku hanya datang ke rumah pohon hanya saat aku merindukan Anna dan membersihkan rumah itu. Dan aku pun melarang siapapun untuk ke sana. Aku tidak menginginkan orang lain berada di sana, karena itu adalah satu - satu nya tempat spesial ku bersama dengan Anna.

Semua barang dan kenangan Anna dan keluarga nya berada di rumah pohon itu. Baik aku maupun keluarga ku tidak ada yang sanggup untuk membuang nya. Di saat aku memasuki rumah itu, semua kenangan kami selama berada di sini langsung bermunculan seperti kereta yang berjalan dengan cepat. Sudah 5 tahun aku tidak kemari, semua nya masih terlihat sama seperti yang ku ingat hanya saja sedikit berdebu. Sampai sekarang, aku masih menyesali hari dimana ia menghilang. Jika saja saat itu aku sudah tidak marah pada nya maka aku pasti berada di sisi nya untuk melindungi nya. Tapi kenyataan itu tidak dapat di ubah dan selalu menyakitkan.

-------------------------------------------

Setelah aku mengantar Anna kembali ke apartment nya, aku langsung menuju ke kantor. Sesampai di kantor, aku melihat sekretaris ku kebingungan dan takut di depan pintu kantor ku. Dan sepertinya aku tau mengapa ia ketakutan seperti itu, pastinya berhubungan dengan dua idiot itu. Mereka tidak habis - habis nya mengerjai semua sekretaris ku dan selalu datang semau nya sendiri. Aku melewati nya dan memasuki kantor ku.

"Axel, pergi dari kursi ku!" Ucap ku dengan tegas.

"Baik, baik, lagipula kursi ku lebih nyaman hehehe" ucap Axel sambil mengangkat kedua tangan nya dan berdiri dari kursi ku.

"Mengapa kalian berdua kemari? Aku lagi tidak ingin ke bar" gerutu ku lalu aku berjalan melalui mereka dan duduk di kursi ku.

"Kami ingin bertemu dengan nya, bukan untuk mengajak mu ke bar. Lagipula kau sudah bukan manusia mesin" balas Axel dengan cengiran yang menjengkelkan.

"Nanti saja ku kenalkan kalian pada nya" ucap ku dengan fokus ku pada laptop.

Aku sudah tau apa yang ingin mereka katakan, karena dari hari Anna menyetujui pertunangan ini tidak ada hari mereka tidak menanyakan tentang Anna.

"Kan sudah ku bilang, pasti ia belum mau mengenalkan nya pada kita. Dasar tidak sabaran" gerutu Alex yang sibuk dengan handphone nya kepada Axel yang pasti selalu memaksa nya ke sini di saat ia lagi sibuk.

"Bagaimana aku bisa tidak sabar? Bayangkan Ace yang bilang akan single seumur hidup, tiba - tiba sudah bertunangan" ucap Axel dengan sedikit dramatis.

"Aku tau, tapi biarlah itu urusan nya. Lebih baik kita menunggu ia mengatakan nya sendiri" ucap Alex dengan santai tanpa ekspresi apapun.

"Tapi aku bosan menunggu. Aku sangat ingin melihat nya tapi manusia itu menyuruh tiga bodyguard utama nya untuk menjaga nya sehingga aku tidak bisa mendatangi nya" rengek Axel mulai menjadi - jadi.

The Lost LoverWhere stories live. Discover now