Chapter 25 ~ Before Storm

2.3K 155 7
                                    

"This is a feeling I've had too many times before. It's the quiet calm before the storm"

~Anna Floyd

Halloo lagi...
Maaf sudah nggak update sebulan ini 🙇‍♀️😩
Tapi tenang aja, cerita ini akan jalan lagi mulai sekarang hehehe...

Happy reading...

FA's Hideout Basement. New York - USA. 11:35 PM

Ace P.O.V
Entah hanya perasaanku atau memang benar, aku merasakan Crystal menjadi pendiam dan sering bertanya kepada sekretarisku, kapan aku memiliki pekerjaan yang harus membuatku meninggalkan New York. Saat aku bertanya kepadanya, dia menggelak dengan mengatakan bahwa dia hanya ingin melihat scheduleku saja. Aku telah menyuruh beberapa anak buahku untuk mengetahui apa saja yang dia lakukan belakangan ini, tapi hasilnya nihil.

Crystal tetap melakukan rutinitasnya selama seminggu ini semenjak pertemuan keluarga kami. Hanya saja, aku merasa Crystal berusaha menyembunyikan sesuatu dariku.

Mungkin saja dia sedikit nervous, karena pertunangan kami tinggal menghitung hari. Atau mungkin dia takut aku akan melarikan diri di hari pertunangan kami, sehingga dia menanyakan jadwalku. Untuk sekarang, aku tidak ingin mencurigainya. Tapi bukan berarti, aku tidak akan mengirim anak buahku untuk mengeceknya. Hanya saja, aku tidak akan mengeceknya seketat dulu.

Entah kenapa, aku merasa cemburu pada pasien dan rumah sakit ku sendiri. Dan itu semua karena, Crystal lebih memilih menghabiskan waktunya di sana. Aku hanya dapat bertemu dengannya waktu makan siang dan malamnya. Itupun kalau dia tidak sibuk dan lelah sepulang kerja. Sudah kuminta seribu kali pada Crystal untuk berhenti bekerja, tapi bisa apa aku melawan seseorang dengan keras kepala yang sangat tinggi. Entah apa yang Crystal lakukan, pada akhirnya aku akan selalu berakhir mengabulkan keinginannya.

Aku tidak menyangka kehadiran Crystal beberapa bulan ini, membuat hidupku berubah drastis. Mungkin ini memang yang terbaik untukku. Beberapa bulan ini membuatku tidak sering mengingat Anna. Jika di bandingkan dengan dulu, sekarang aku lebih memikirkan Crystal. Apakah aku benar - benar bisa melupakan Anna sepenuhnya? Aku membuang jauh - jauh pikiran itu. Sekarang aku harus fokus pada masalah yang ada.

"Apa kau mendengarku, Ace?" tanya Alex yang sibuk melepaskan sarung tangannya yang berlumuran darah.

"Hu-h? Aku sedang tidak fokus, apa yang kau katakan tadi?" Aku berdiri dari kursiku.

"Kau ingin dia mati atau menyiksanya terus? Kau tau dia tidak akan membuka mulutnya jika kau terus menyiksanya" terang Alex yang berjalan ke arah Axel dan meninju lengannya.

"Hey... Permainanku jadi hancur. Apa masalah mu, Lex" geram Axel yang menatap tajam ke arah Alex yang berada di sebelahnya.

Alex hanya mengangkat bahunya tanpa menanggapi kekesalan Axel. Sementara itu, Aku berjalan menuju tahananku selama beberapa bulan ini. Lelaki di hadapanku ini telah berani - beraninya mengikuti Crystal dengan tidak di ketahui niatnya. Biasanya orang - orang tidak akan bertahan lama dengan penyiksaan kami. Tetapi, lelaki di hadapanku ini adalah satu - satunya orang yang masih bertahan hidup dengan semua siksaan yang di rasakannya.

"Awalnya kukira, kau sama sekali tidak memiliki ketakutan maupun orang yang kau sayangi. Tapi setelah berhasil menggali lebih dalam tentang dirimu, aku menemukan seorang anak kecil bernama Ryan, yang sangat menarik" seketika aku melihat raut wajah ketakutan yang muncul di wajahnya.

Aku mengangkat kepalanya dengan tangan kananku sementara, ia berlutut di hadapanku. Alex menyerahkan pisau kepadaku. Aku menggelus pisau itu ke wajahnya yang ketakutan itu, sebelum menggoresnya sedikit.

The Lost LoverWhere stories live. Discover now