Chapter 17 ~ Date, Propose and Confession

2.7K 156 2
                                    

"I don't know what will happen to us in the end but just for now, I will let myself do what my heart want."

~Ace Kingston Knight


Crystal P.O.V
Entah kenapa aku sangat senang setelah mendapat kabar dari Luke, kalau Ace hari ini telah kembali ke new york. Aku sudah menunggu seminggu semenjak dia pergi. Aku akui jika aku tidak suka sikap nya yang bossy tapi aku merindukan kejahilan dan perhatian nya. Apa aku sudah gila? Sejak kapan aku menyukai apalagi sampai merindukan seorang lelaki?

Aku langsung membuang pikiran itu secepat mungkin dan mulai menyibukkan diri ku dengan hal lain. Aku mendapat pesan dari Luke, kalau Ace sedang dalam perjalanan ke rumah sakit dari bandara. Setelah mendapat pesan itu, aku langsung berlari keluar dari ruangan ku menuju pintu masuk rumah sakit. Dan aku bersyukur dapat sampai di pintu masuk rumah sakit sebelum Ace datang. Karena aku sangat tidak menginginkan Ace membuat keributan di rumah sakit lagi dengan kehadirannya. Kami berencana untuk makan siang bersama setelah dia kembali.

"Apa kau sudah menunggu lama karena merindukan ku?" Tanya Ace dengan percaya diri dan senyuman yang mengejek setelah aku berada dalam mobil bersamanya.

"Tidak, aku hanya mencegah kau membuat keributan di rumah sakit lagi jadi aku memilih menunggu mu" jawab ku dengan suara mengejek. Dan mukanya langsung menggeras dan tatapan nya menjadi mematikan melihatku.

"Kau tidak ingin di lihat bersama ku? Tapi kau tampak senang berduaan dengan sepupuku di depan publik" ucapnya marah dan kesal.

"Sepupumu? Aku tidak mengenal sepupumu" bantah ku dengan cepat.

"Ellios Taylor Kendall... Sepertinya kau kelihatan sangat akrab dari yang di bicarakan banyak orang" ucapnya dengan geram dan menekan setiap kata dari nama Ellios.

"Ellios? Dia temanku semasa kuliah. Dan ada perbedaan antara yang namanya teman dan tunangan" balasku dengan menatapnya serius.

"Kalau begitu, kau tidak keberatan jika aku datang ke rumah sakit untuk makan siang bersamamu, bukan?" Tanya Ace dengan senyum jahilnya dan sudah meredakan emosinya. Lebih baik nada bicara nya kembali seperti ini daripada yang tadi.

"Tetap tidak boleh, aku tidak mau membuat keributan di rumah sakit. Kalau kau datang, mungkin semua pasien tidak akan terawat karena suster dan dokter wanita nya sibuk melihatmu" ucapku dengan kesal setiap kali mendengar pembicaraan para suster dan dokter mengenai ketampanan bastard satu ini.

"Apa aku mendengar suara cemburu di sini" senyuman jahilnya selalu mampu membuatku terpesona dengan ketampanan nya.

"No and never in a millions years" jawabku dengan berbohong.

Aku mengakui aku merasa cemburu setiap ada yang menyukai Ace ataupun membicarakan ketampanan nya, tapi aku tidak yakin dengan perasaan ku. Kalau kita cemburu, apakah itu berarti kita mencintai orang itu? Sungguh, aku benar - benar payah dalam hal seperti ini. Aku tidak yakin aku mencintai bastard ini di saat aku selalu kesal karena kejahilannya.

"Anna, kau tidak mau turun?" Tanya Ace dengan sedikit berteriak. Aku langsung tersadar dari lamunanku dan baru menyadari kalau kami sudah sampai di restaurant bintang lima yang namanya sulit di ucapkan.

"Kenapa kau selalu membawaku ke restaurant yang mewah seperti ini?. Lihatlah, pakaian ku tidak sesuai dengan restaurant seperti ini" balasku dengan kembali bertanya.

"Kenapa kau selalu mengkhawatirkan masalah itu? Tidak akan ada yang berani mengejek ataupun menghinamu selama aku masih hidup" ucap Ace dengan geram.

"Alright... You win. Bisa kita makan sekarang karena aku sangat lapar" setelah itu kami langsung memasuki restaurant itu. Walaupun ada beberapa yang menatapku dengan benci dan aneh tapi tidak ada satupun yang berani mengatakannya secara terang - terangan kepadaku.

The Lost LoverWhere stories live. Discover now