Chapter 21 ~ Misunderstandings

2.6K 170 4
                                    

"What can I do when this heartbeat is just for you, and it can't be changed by the time"

~Anna Aleysia Anderson

Ace P.O.V
Kedatangan Grandma ke mansion, membuat kami gembira. Walaupun kami sering mengunjungi Grandma, tapi kami khawatir dengannya yang hidup sendirian di Pennsylvania. Grandma dengan keras kepala tidak ingin meninggalkan mansionnya di Pennsylvania di saat ayah sudah ratusan kali mengajaknya. Grandma mengatakan, kalau dia tidak ingin meninggalkan tempat dimana ia dan Grandpa hidup bersama.

Di saat Grandma datang ke mansion kami, mansion ini menjadi sangat ramai dan gembira. Tapi Grandma sudah tidak seriang dulu, sejak kepergian Grandpa dan Anna. Grandma menyalahkan dirinya sendiri karena menjadi penyebab dari menghilangnya Anna. Terlebih lagi, Anna adalah cucu kesayangan Grandma walaupun mereka tidak sedarah.

Sekarang, Grandma kembali bersemangat saat melihat Crystal yang menyerupai Anna. Waktu cepat berlalu sejak kami sibuk bercanda ria bersama Grandma. Hingga membuatku sadar jika Crystal tidak ada di samping ku. Aku mengingat dia meminta izin untuk beristirahat di salah satu kamar. Aku mencari Crystal untuk memberitahunya bahwa sebentar lagi akan makan malam.

Awalnya aku mencari di kamar yang sebelumnya ia gunakan, tapi aku tidak dapat menemukannya. Kemudian aku mulai mencari keseluruh kamar yang berada di mansion. Aku pun telah mencari ke setiap sudut mansion dengan panik dan berkeringat, tapi tetap tidak dapat menemukan Crystal. Aku mencoba untuk mencari Crystal di luar mansion. Satu tempat yang membuatku berpikir dia berada di sana.

Aku berlari menuju belakang mansion, tempat rumah pohonku berada. Entah kenapa, aku merasa yakin kalau Crystal berada di sana. Memang, rumah pohon itu banyak menarik perhatian orang saat melihat ke belakang mansion. Aku telah menjadikan belakang mansion adalah tempat terlarang bagi siapapun dan tidak ku izinkan untuk memasuki rumah pohon itu. Tapi sepertinya peringatanku itu tidak mempan pada Crystal yang ku lihat sedang berjongkok di depan pohon tua besar yang menopang rumah itu.

Aku merasa marah dan khawatir setelah berhasil menemukan Crystal. Aku berteriak memanggilnya hingga dia menyadari keberadaanku. Dengan cepat aku langsung memeluknya tanpa memberinya waktu untuk berbicara.

"Kau membuatku sangat takut, aku mengira kau kembali menghilang dariku" aku memang benar - benar takut dia menghilang. Aku mempererat pelukanku untuk mencari ketenangan.

"Aku hanya mencari udara segar, Ace" balasnya dengan berusaha melepaskan pelukanku darinya.

"Jangan pernah pergi tanpaku, Anna" suaraku bergetir saat mengatakannya. Aku kembali mengingat betapa paniknya aku saat berusaha mencari Crystal dimanapun.

"Kau dapat percaya pada janjiku, Ace" Crystal berusaha menenangkan kekhawatiranku dengan mengingatkan janji sewaktu kami berada di California.

"Kemana rasa percaya dirimu yang berlebihan itu" tambahnya dengan nada mengejek dan sedikit tertawa. Aku melepas pelukannya dan menatapnya dengan tidak percaya.

"Kata - kata itu..." ucapku yang mulai memundurkan tubuhku darinya.

Aku mengingat ucapan itu, ucapan yang selalu di gunakan Anna untuk mengejekku sewaktu ia kesal denganku. Aku seperti merasakan keberadaan Anna benar - benar ada pada Crystal. Semua kebiasaan, sifat dan bahkan sekarang ucapannya sangat mirip dengan Anna. Crystal menatapku dengan bingung karena aku berdiam diri hanya menatapnya.

"Kata - kata? Ada apa, Ace?" tanya Crystal yang bingung dan mulai mendekatiku kembali.

"Tidak ada apa - apa, aku hanya merasa pernah mendengar ucapan itu" balasku dengan menarik Crystal untuk berada di sisiku.

The Lost LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang