Chapter 22 ~ Choice

2.8K 160 3
                                    

"Giving up your life for love is a folly, but I'm willing to give up my life repeatedly just for her"

~Anonymous

Crystal/Anna P.O.V
Aku sungguh lupa betapa keras kepalanya Ace dalam menginginkan sesuatu. Karena itu pula, Ace pernah marah besar padaku sebelum kejadian 18 tahun yang lalu. Dan sekarang, aku harus menghadapinya lagi, hanya karena dia tidak mengizinkanku untuk bekerja terlebih dahulu. Tapi aku juga tetap melanggar keinginannya, baik dulu maupun sekarang. Bagiku, tidak ada alasan aku tidak dapat bekerja, terlebih aku telah sepenuhnya sembuh.

Aku tau Ace sedang marah setelah mendapat kabar jika aku telah kembali bekerja. Aku tau resiko yang kuambil, tapi aku harus melakukan sesuatu mengenai masalah pembunuh Grandpa.

Satu - satunya cara yang kutahu hanyalah mendekati anaknya terlebih dahulu. Dengan begitu, aku akan dapat selangkah lebih dekatnya. Belakangan ini, Bella mendapatkan surat yang di tujukan kepadaku. Surat - surat berisikan ancaman bagiku untuk menghilang dan mati. Walaupun aku sudah menyangka hal ini akan terjadi, tapi aku tidak menduga ayah Ellios mau mencoba untuk membunuhku kembali.

James Kendall adalah pembunuh Grandpa Wilson. Aku tau paman James sangat membenci Grandpa sampai nekat membunuhnya. Tapi yang tidak ku mengerti adalah jika paman James sangat membenci Grandpa, maka seharusnya dia juga membenci Ace dan keluarganya, bukannya malah berhubungan baik dengan mereka. Seharusnya paman James juga membenci ayah Ace, karena Grandpa lebih memilih ayahnya Ace daripada paman James.

Kenapa paman James tidak membunuhku dulu, kalau tau aku adalah Anna dan baru sekarang mulai mengincarku kembali? Pikirku dengan memasuki ruang kerjaku. Aku mengatakan kepada Luke untuk memberitahu Ace, kalau aku akan ke kantornya saat makan siang nanti. Aku sedang mengecek satu per satu dari surat ancaman yang di kirim paman James, sebelum Luke datang mengetuk dan memasuki ruang kerjaku. Aku langsung menyimpan semua surat itu di dalam lemari meja kerjaku, sebelum di lihat oleh Luke.

"Ada apa, Luke?" tanyaku dengan berusaha menyembunyikan rasa takutku. Aku tidak menginginkan Luke memberitahukan hal ini kepada Ace.

"Mr. Knight akan menjemput anda saat makan siang nanti" jawab Luke dengan formalitas.

Walaupun aku sudah berkali - kali memberitahunya untuk bersikap santai denganku, tapi dia tetap tidak mau melakukannya dengan alasan, tidak ingin mati di tangan tuannya.

"Baiklah, katakan kepada tuanmu itu, jangan membuat keributan ataupun masalah di sini" aku pun berdiri dan meninggalkan Luke dengan keluar dari ruang kerjaku.

Aku memiliki jadwal operasi sebelum jam makan siang, oleh karena itu, aku yakin aku akan terlambat saat Ace sampai. Aku berjalan ke ruang rawat para pasien untuk melakukan pengecekan kondisi pasien. Memang pada seharusnya aku memiliki beberapa dokter atau koas yang mengikuti pada saat pengecekan pasien, tapi aku meminta mereka tidak perlu mengikutiku. Aku sangat tidak tahan melihat wajah ketakutan mereka setiap detiknya, mereka sangat takut akan berbuat kesalahan dan membuatku marah. Karena mereka sangat tau, kesalahan sekecil apapun yang mereka lakukan, jika membuatku marah akan dapat di ketahui oleh Ace.

Aku sangat ingin tau darimana sumber informasi yang selalu di dapat Ace, apakah dia menyuruh orang untuk menguntitku setiap waktu? Aku mulai merinding membayangkan, jika ada yang selalu menguntitku dan mengetahui seluruh aktivitasku.

Aku melihat Ellios datang menuju ke arahku, dan dengan sopan menyapa beberapa dokter yang di lewatinya.

"El, bukannya kau memiliki shift malam hari ini?" tanyaku pada saat Ellios menyapaku.

"Yeah, aku hanya ingin mengecek beberapa pasien kesayanganku" jawab Ellios yang mulai mengecek kondisi pasien di sebelah pasienku.

"Apa benar kau akan menikahi Ace?" tambah Ellios yang sudah menatapku dengan penuh tanda tanya.

The Lost LoverWhere stories live. Discover now