Chapter 19 ~ The Memory

2.8K 161 4
                                    

"You always put a face as innocent as an angel but you never think of other people's feelings"

~Valerie Bella Moore

Ace P.O.V
"Bagaimana kondisi dengan little angel? Apakah dia sudah baik - baik saja?" Aku menoleh pada Alex yang tidak melepaskan tatapannya dari Karen.

"Seperti yang kalian lihat, dia baik - baik saja. Bukannya kalian memiliki bodyguard yang selalu mengawasinya secara diam - diam" terangku dengan kembali melihat email yang masuk di handphoneku.

"Kalian mengikutinya secara diam - diam? Sejak kapan kau menjadi stalker, babe?" Tanya Karen dengan shock dan tidak percaya.

"Seperti kau tidak pernah kena stalker oleh babe mu saja" ejek Axel yang sibuk memainkan game baru di handphonenya.

"Itu berbeda! Alex tidak pernah seperti itu" bantah Karen kesal, sedangkan Alex mulai merasa tidak nyaman.

"Sayangnya, Alex sudah mengerahkan seluruh tim A di FA hanya untuk mengikuti mu di pesta 2 tahun yang lalu dengan temanmu. Padahal sudah ada bodyguard yang selalu menemanimu" terangku lalu berjalan cepat meninggalkan mereka yang di sertai back sound dari teriakan kesal Karen.

Aku berlari menuju lift dan tidak sabar menunggu lift sampai di lobby. Sesampaiku di lobby, aku melihat Bella yang sedang berdebat dengan receptionist ku.

"Seperti yang ku bilang, aku mengenal bossmu. Jadi aku harus segera ke atas untuk bertemu dengan teman bossmu yang sialan itu" sepertinya aku tau siapa yang membuat Bella kesal sekarang.

Padahal aku sudah bilang pada Axel kalau ingin bermain - main dengan wanita, setidaknya jangan teman Crystal.

"Maaf Ms. Moore, kami tidak bisa mengizinkanmu ke atas jika kau tidak memiliki janji bertemu" setidaknya aku tau karyawan ku benar - benar mengikuti peraturan dengan benar.

"Ini keadaan darurat, jadi tidak bisakah aku hanya menemuinya sebentar saja" Bella sudah terlihat sangat putus asa.

"Kenapa kau ingin menemui Axel, Bella?" Tanyaku saat berada di samping Bella. Baik Bella maupun Karyawan ku terkejut dengan kedatangan ku yang tiba - tiba.

"Akhirnya bossmu turun juga. Bisa kau beritahu dimana teman brengsekmu itu? Kalau bisa aku juga ingin menemui Mr. Reynolds untuk berbicara sesuatu" balasnya dengan menahan amarahnya.

"Maafkan saya Mr. Knight. Saya tidak tau-"

"Tidak apa - apa" aku menyela ucapan karyawanku dan menyuruhnya untuk meninggalkan kami berdua.

"Kenapa kau memanggil Axel dengan brengsek sedangkan Alex dengan nama belakangnya?" Aku sengaja berpura - pura tidak tau, padahal aku sudah tau dengan jelas alasannya.

"Well,... Mr. Reynolds adalah bossku yang ku respect sedangkan Axel tidak layak mendapat respect dariku sama sepertimu, karena dia telah membuatku sangat kesal sekarang. Jadi bisa kau beritahu dimana lelaki brengsek itu sekarang berada?" Tanya Bella dengan menatapku tajam.

Shit, wanita ini memang tidak bisa di ajak untuk berteman. Dari semua orang, kenapa pula dia yang menjadi teman baik Crystal. Aku hanya dapat menghela napas panjang untuk meredakan kekesalanku.

"Sebentar lagi dia turun bersama dengan Alex dan Karen" setelah aku mengatakannya, dia langsung beranjak pergi dari hadapanku dan menuju ke arah lift. Ternyata Axel, Alex dan Karen sudah turun dan berhadapan dengan Bella.

Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di antara mereka, aku langsung menuju ke mobilku untuk cepat bertemu dengan Crystal.

************

The Lost LoverDonde viven las historias. Descúbrelo ahora