Chapter 5 ~ His Decision

3.9K 208 4
                                    

Ace P.O.V
Rasanya aku sangat ingin membunuh orang-orang yang berani menyakiti Anna-ku. Mereka sungguh berani memecat nya hanya karena mereka berpikir mereka memiliki seluruh kuasa atas rumah sakit itu, tentu saja tidak akan ku biarkan mereka lepas dari konsekuensi nya. Mereka lupa telah berurusan dengan siapa, sampai berani mengatakan aku tidak boleh melakukan apapun yang ku mau. Sepertinya aku telah lembut kepada mereka, karena tahu rumah sakit ini adalah kesukaan ku.

Aku sengaja telah membuat keributan itu untuk memperkenalkan Anna kepada media bahwa ia adalah tunangan ku sehingga ia tidak bisa lepas dari ku. Tidak ku sangka ia akan menolak ku mentah-mentah di depan publik padahal ia sangat membenci menjadi pusat perhatian. Seharusnya kalau yang melakukan nya adalah orang lain, aku akan langsung membuat hidup orang tersebut sengsara, tapi aku malah menyukai nya dengan sifat nya yang seperti itu, ia wanita yang berprinsip dan menolak apa yang tidak di sukai dengan tegas.

Mereka benar-benar takut saat aku mengatakan akan memberikan rumah sakit ini pada Anna, tapi jika Anna memang menginginkan nya maka aku akan langsung memberikan nya pada saat itu juga. Katakan saja aku gila, tapi rumah sakit ini memang di peruntukkan untuk Anna dan meskipun dia bukan Anna setidaknya dia dapat menggantikan Anna menjalankan rumah sakit ini.

Setelah dia pergi meninggalkan ku di tengah keributan tersebut, aku memilih tidak mengejar nya. Aku ingin dia menjernihkan pikiran nya terlebih dahulu terlebih dia sekarang benar-benar marah. 'Bukan nya ia selalu marah kalau sudah bertemu dengan ku, entahlah yang penting sekarang jangan di ganggu dulu' pikir ku sambil memikirkan rencana untuk membuat dia menjadi milik ku.

Tapi setelah kejadian hari ini, aku yakin seratus persen handphone ku akan meledak. Aku yakin kalau keluarga ku akan langsung berada di rumah ku setelah mendengar nya

Baru kali ini ada yang berani membangunkan ku dengan menyiramkan air ke muka ku dan aku tidak dapat memarahi nya pula. Siapa lagi pelaku nya kalau bukan ratu dan putri dari keluarga Knight. Mereka benar-benar keterlaluan, bahkan air nya sampai masuk ke dalam telinga ku. Aku mencoba menahan amarah ku melihat dua orang yang ku sayangi sedang tertawa terbahak-bahak.

"Okay, katakan mau kalian sebelum aku benar-benar kesal" aku langsung berjalan ke lemari ku untuk menukar baju ku yang basah.

"Kau tentu tahu mengapa kami kemari, jadi jelaskan mengapa kau sudah bertunangan sedangkan kau berkata akan single selamanya?" Keluh ibu ku dengan anggukan dari Cara.

"Jika kalian sudah melihat nya pasti kalian sudah tau mengapa aku sudah bertunangan" aku memakai baju santai ku, karena hari ini sabtu aku ingin kembali ke ring untuk olahraga.

"Karena ia mirip Anna? Sadarlah nak, dia bukan Anna. Sampai kapan kau ingin terus seperti ini? Kau sungguh mencintainya atau hanya menyukainya karena ia mirip Anna? Kau hanya melukai perasaan nya dan dirimu sendiri" pertanyaan ibu ku memang sama persis dengan pemikiran ku.

Aku juga berpikir kenapa aku mau melakukan nya sampai sejauh ini? Ibu ku memang benar, kalau seperti ini aku hanya menyakiti nya dan semakin membuat diri ku sendiri menderita. Tapi aku sangat ingin berada di dekat nya dan aku juga merasa ada sesuatu yang janggal dari nya.

"Benar, tapi aku tidak peduli dengan diri ku lagi. Akan ku pastikan ia tidak akan tersakiti karena hal ini" Kali ini aku menatap ibu dan adik ku.

"Tentu kau harus pikirkan dirimu, kau ingin melihat kami sedih lagi sama seperti dulu saat kau kehilangan nya? Kami bukannya ingin membuat mu lupa akan diri nya tapi kau juga harus memikirkan masa depan mu dan tidak terikat pada masa lalu terus menerus" tentu aku tidak ingin kembali ke masa-masa itu.

"Mungkin ini yang terbaik untuk ku. Kalian tau aku tidak bisa melupakan Anna. Walaupun dia bukan Anna, tapi aku sudah bahagia hanya dengan melihat wajah nya itu. Aku merasa dia memang sengaja di kirimkan oleh Anna untuk ku. Perlu kalian tau, aku tidak bercanda dengan perkataan ku mengenai menjadi single selamanya. Tapi dengan adanya dia, aku bahkan mau menikah hari ini juga. Bukannya itu yang kalian inginkan?" Keluh ku pada mereka yang terdengar seperti memohon agar mereka dapat mendukung keputusan egois ku.

The Lost LoverDonde viven las historias. Descúbrelo ahora