Chapter 31 ~ Shock

2.7K 160 5
                                    

"Even though it's painful. We can't keep running from the past, because the past will come to us no matter what happens"

~Raymond Felix Anderson

Crystal/Anna P.O.V
Aku bisa mendengar semuanya. Tapi aku tidak bisa mengerakkan tubuhku. Bahkan aku tidak bisa membuka mataku. Aku merasa seperti terkurung dalam tubuhku sendiri. Semua hal ini seperti mimpi yang tiada akhir untukku. Aku tidak tau kapan mimpi ini akan berakhir.

Walaupun aku tidak tau sudah berapa lama aku tertidur, tapi aku dapat mendengar semua perkataan mereka. Aku juga sudah mendengar apa yang telah terjadi pada Ellios, Sandra dan paman Gerald. Sebesar - besarnya aku membenci mereka, aku tidak pernah mengharapkan mereka mati. Aku tau kalau Ellios memang meninggal setelah menembak Ace, tapi aku tidak mengerti mengapa orang yang bernama Felix itu membunuh paman Gerald. Tapi kenapa nama nya terasa tidak asing untuk ku? Apakah dia salah satu teman Ace? Tapi mengapa ia sangat peduli kepadaku?

Rasanya sangat sakit dengan selalu melihat semua kenangan buruk yang datang satu per satu. Aku tidak ingin melihat maupun mengingat semua kejadian itu lagi. Tapi aku tidak dapat berbuat apa - apa. Aku hidup tapi berasa sudah mati. Bahkan aku tidak bisa merasakan tubuhku sendiri. Aku hanya berada di kegelapan yang mengunci diri ku sendiri.

Aku semakin merasa putus asa dengan sendirian di dalam kegelapan, dengan kenangan buruk yang terus menggerogoti akal sehatku. Semakin lama aku melihat semua kenangan itu, rasa bersalahku kepada Ace dan keluarganya pun semakin besar. Selama ini, aku lah yang telah menjadi penyebab dari masalah ini. Aku lah yang telah menyebabkan semua kesedihan yang di alami keluarga Ace. Seharusnya mereka tidak peduli lagi padaku dan meninggalkanku. Tapi mengapa mereka terus berada di sisiku? Bahkan mereka berusaha keras untuk menyelamatkan ku.

Aku tau Ace selalu menemaniku setiap harinya. Bahkan ia rela berbicara dengan ku lama sekali dan pernah tidak tidur hanya untuk menjagaku. Aku selalu senang setiap kali ia menceritakan apa yang telah terjadi selama aku tertidur. Aku semakin lama semakin dapat merasakan tanganku sendiri. Sepertinya dengan Ace yang terus menggenggamku membuatku dapat merasakan bagian tubuhku satu per satu. Ace seperti memberi energi kehidupan untukku. Ace merupakan kekuatan ku untuk terus berjuang untuk melawan semua pikiran negatif yang datang. Dengan harapannya yang menginginkan aku untuk kembali bangun, membuatku semakin berusaha untuk mencari jalan keluar dari kegelapan itu.

Di saat aku sudah berhasil merasakan kembali seluruh bagian tubuhku, perutku terasa begitu menyakitkan. Aku mendengar jika tubuhku semakin melemah, terutama bayiku. Aku merasakan genggaman tangan Ace yang erat pada tanganku. Dengan tangannya yang menuntunku, aku dapat kembali tersadar. Saat itu aku menyadarinya, aku memang tidak bisa hidup tanpa Ace. Ace seperti sebuah matahari bagiku.

Author P.O.V
"Kenapa kalian menatapiku seperti itu?" tanya Anna yang bingung dengan pandangan keempat orang itu tanpa bersuara apapun.

Senang dan bahagia, hanya itu yang sekarang di rasakan oleh mereka. Mereka berempat akhirnya dapat melihat Anna, orang yang paling mereka sayangi kembali kepada mereka lagi.

"Kami hanya senang kau kembali tersadar" balas Ace dengan mencium tangan kanan Anna yang berada di genggaman nya.

Anna tersenyum dengan kelembutan yang di tunjukkan oleh Ace, walaupun ia merasa malu dengan di lihat yang lain. Setelah itu, Anna baru tersadar akan sesuatu.

"Bagaimana dengan bayi kita?" tanya Anna dengan panik dan menarik tangan untuk memegang perutnya.

"Keadaan nya baik - baik saja" ucap Ace yang berbanding terbalik dengan apa yang di ucapkan dokter kepada mereka semua.

The Lost LoverWhere stories live. Discover now