✵ Fidèle? || 01 ✵

6.5K 332 45
                                    

Seiring berjalannya waktu,
dan banyaknya memori
yang kita lewati, jujurlah,
dalam hidupku yang amat nyaman ini, untuk pertama
kali aku mengakui bahwa
aku sama skali tidak mau mengulang waktu.

✿.。.:* *.:。.✿

Keenam cowok yang tampak amat gabut, terlihat duduk bersama-sama dengan masing-masing minuman di suatu kedai yang disebut starbucks.

Sesudah merokok dua batang, meminum minuman manis bewarna yang mudah menghauskan, dan melihat pemandangan sekeliling yang slalu terlihat ramai dan ricuh oleh manusia, salah seorang dari mereka akhirnya beranjak karena sudah berada di puncak jenuh.

"Mau kemana?" tanya seorang cowok berambut cokelat terang sambil mengunyah permen.

"Bosen, woi!. Kenapa kita ga beli perlengkapan buat ospek? Daripada gabut-gabut gini? Pasti ntar cewek kita pada marah. Apalagi lo, Rey! Udah tau pacar lo rajin bin soleh gitu." Rafki, cowok yang beranjak duluan itu menatap para sahabatnya secara bergantian.

Reyhan mendengus. "Males banget, sumpah."

"Untung gue ga punya cewek. Gue sih, santai." Aiden merenggangkan kedua lengannya.

"2." Kendall mengacungkan jempol.

"Trus karena kalian ga punya cewek, jadinya kalian ga beli perlengkapan ospek gitu? Mau habis lo ama senior?" ketus Rafki, sambil mulai mengenakan jaket yang dikenakannya sejak awal berkumpul dengan tsb.

"Kesambet apaan lo, Ki?" kekeh Alex sambil terus mengisap batang rokok yang udah setengah itu.

"Kita udah 2 jam disini, woi. 2 JAM!" Rafki berseru frustasi. "Gila aja kita gabut-gabutan, sementara ospek hari senen."

"Iya, dah." akhirnya Alex setuju. Ia mulai beranjak dan merenggangkan tubuh. "Bagi permen, Ken!" cowok ber-sweater biru laut itu mengguncang pundak Kendall yang masih bermalas-malasan.

"Lah? Sekarang hobi kita sama?" Kendall bertanya riang.

"Kagak. Gue mau ketemu ama cewek gue dulu. Gue takut napas gue bau asep, soalnya dia ga bolehin gue ngerokok lagi." Alex mengusap lehernya.

"Lo apain tuh cewek ampe dia tobat gitu?" cibir Aiden.

"Ya, gue tuntun biar lebih baik, lah. Tapi ga gue sangka kalo dia pingin gue brubah juga." sahut Alex sambil menerima sebuah permen karet dari Kendall.

"Girls. Iyain aja, sih." kata Reyhan yang kemudian ikutan beranjak dari sofa-nya.

"Gue mau beli perlengkapan ospek bareng dia aja. Later, boys." pamit Alex. Cowok itu langsung berlari ke tempat parkiran dan mengendarai motornya menuju rumah ibu negara.

Sepuluh menit perjalanan dan tidak terasa motor ninja itu terparkir di depan sebuah rumah yang bisa dibilang termasuk salah satu tempat favorit sang pemilik motor.

Kebetulan seorang gadis beralis tebal sedang menuruni anak-anak tangga yang berada di depan rumahnya. Berhasil membuat Alex, yang belum juga turun dari motornya tersenyum riang.

Fidèle? [COMPLETED]Where stories live. Discover now