✵Fidèle? || 49✵

1.4K 88 14
                                    

Hold my arms,
Don't ever let go.

🌉🌉🌉

"Kenapa harus pake PIAMA?!"

Sara yang sejak tadi masih duduk di sofa ruang tamunya tak henti memandang selembar foto hasil polaroid.

Ga penting? Sudah pasti.

Kurang gabut apa Sara, hingga ia mampu tidak merubah posisi duduknya dan tangannya selama satu jam hanya untuk memandang selembar foto?

Oke, mari kita reka ulang kejadian kemarin.

Alex melamar Sara, di pagi hari dengan cuaca cerah yang cukup mendukung, di atap apartemen yang penuh tanaman (hm, view yang menarik), dan penampilan Alex? Well, he always looks hot. Dan udah pasti jauh lebih ganteng lagi kalau dia memakai jas, berpenampilan seperti "Prince Charming". 

Anywayy, seorang Juan Alexander Hanif, Badboy tampan idaman sejak SMA bahkan sampai mereka kuliah, atau bahkan di tempat kerjanya sendiri pun akhirnya melamar wanita pujaannya. Wanita yang ia impikan sejak lama.

Sara akui, surprise yang diusahakan Alex berhasil. Karena Sara tidak menyangka Alex akan melamar. Bagi Sara, ini termasuk "cepat". Tapi bagi para sahabatnya, itu sudah lama, dan waktu Alex melamar mrupakan waktu yang cukup tepat.

Lalu apa yang membuat Sara stress?

Cincin indah?

Dilamar di rooftop?

Dilamar pagi hari?

Cincin berasal dari kotak monopoly?

Bukan!

Yang membuat ia stress ialah..

Kenapa ia memakai piama ketika di lamar?

Oke, mungkin tidak penting. Tapi ini penting bagi tunangan Alex yang satu itu.

Saat Alex melamar melalui tulisan, dan saat Sara mengeluarkan tangisan bahagia, melompat kegirangan, melingkarkan kedua kakinya di pinggang Alex, dan berakhir dengan ciuman— ternyata itu semua di foto. That's right. Each moment are memories.

Derek yang ternyata bersembunyi di balik tanaman, membawa polaroid serta memotret setiap menitnya, secara langsung mencetak foto tersebut dan memberikannya pada Sara di sore harinya.

Ditambah pesan : "Sar, taro di album kosong ya. Thank me later."

Sara frustasi. Alex yang sudah berpenampilan kece kenapa Sara harus make piama, sih?

Nah, begitu ceritanya. Now back to present.

Sara memandang cincin yang melingkari jari manisnya, dan selembar foto polaroid moment kemarin secara bergantian.

Ia tersenyum kecil. Tidak menyangka sebentar lagi akan menggandeng lengan strong milik Alex di pelaminan, membuatnya terkekeh sendiri.

Fidèle? [COMPLETED]Where stories live. Discover now