✵ Fidèle? || 43 ✵

1.3K 95 13
                                    

Kalau menurut kalian moment-nya pas, author saranin buat dengerin lagu yang diatas, okay? ♡ (ps : jangan lupa baca + RESPON author's note dibawah —di akhir cerita—. Happy reading!(●´з')♡

—🌙—

take my hand,
hold me, and
say you won't
let go.

🌉🌉🌉

Seketika dokter keluar dari ruangan, Sara yang tanpa berpikir panjang langsung berlari dan menyongsong pria berjaket putih itu.

"Gimana dok, hasilnya? Boleh saya melihat Alex?"

"Silahkan. Tapi mohon untuk tidak lebih dari dua orang karena beliau butuh waktu istirahat—"

"Kapan sadarnya, dok?" pertanyaan Febi menyela sang dokter yang belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Pria itu merapikan kerah jasnya.

"Saya sebenarnya kuatir. Detak jantung pasien normal, tetapi ia masih tidak dapat menyadarkan diri. Mungkin staminanya masih lemah."

Pundak Sara melemas. Rasa kekuatiran semakin meliputi dirinya. Sosok Alex sudah sangat dirindukannya. Cowok yang slalu menjadi orang pertama dipikirkannya ketika bangun tidur, dan orang yang terakhir ia bayangkan sebelum kembali tidur itu masih tidak menyadarkan diri. Tentu saja Sara kuatir.

Sara menghampiri dan berdiri di sebelah tempat cowok itu berbaring lemah tidak berdaya. Gadis itu tidak dapat meneteskan air mata, karena mungkin kedua mata indah itu sudah terlalu lelah mengeluarkan cairan bening yang berlebihan.

Ia memerhatikan pasien tersebut. Dari infus, perban, dan berbagai alat lain yang mengelilingi tubuh cowok itu. Perlahan ia memegang tangan Alex, dan dapat merasakan dinginnya suhu tubuh cowok itu.

Ga mungkin koma, ya kan?

🌉🌉🌉

"Gue yakin dia udah siap ngehibur lo di hari ulang tahun lo."

Suara lembut itu lagi-lagi terdengar. Ia juga merasakan gadis itu mengelus pundaknya secara perlahan.

"Dokter gaada bilang sesuatu yang "berbahaya" kan? Pasti dia fine." ucapnya lagi.

Barulah lawan bicaranya menoleh. "Udah dua hari, Del. Two fucking days. And I got nothing. No result, no Alex, just... nothing." Sara angkat bicara. Wajahnya semakin lesuh.

Adel yang sudah 5 menit menghibur sahabatnya itu terdiam. Mungkin mencari ucapan lain untuk menghibur, sementara Sara sudah takut kehilangan harapan.

"Sabar... Sabar....." Widya yang sejak tadi berdiri dihadapan keduanya akhirnya pun ikut menghibur. "Pasti dia bangun. Adel benar, sebelum ulang tahun lo, dia pasti udah sadar. Percaya sama gue. Lagian kan, lo ulang tahun masih dua minggu lagi. Gamungkin Alex yang udah di operasi bakal tidur selama itu? Ya kan?" lanjutnya.

Adel dan Sara malah menoleh. Wajah Sara yang semakin kuatir, sementara Adel semakin melotot. Membuat Widya otomatis merapatkan kedua bibirnya karena merasa sadar melontarkan kata-kata yang salah.

"Udah malem, pulang yuk, Sar? Besok kita kesini lagi? Papa Alex udah dijalan mau kesini." ajak Adel lembut. Mengingat tinggal mereka bertiga yang masih berdiri di lorong yang lumayan sepi, dan waktu yang tinggal beberapa menit menuju tengah malam membuat Widya dan Adel sebenarnya sudah merinding.

Fidèle? [COMPLETED]Where stories live. Discover now