✵ Fidèle? || 23 ✵

1.5K 113 10
                                    

Don't forget to vote
and comment after
you read every chapter,
happy reading! 💓

Bagaimana bisa
suatu hubungan yang
slalu disebut sbagai
"relationship goals"
bertahan, jika yang
berjuang hanya salah
satu dari mereka?

🌉🌉🌉

"Sebenarnya udah ga ada waktu, buat mikirin ginian. Dan gue tau itu. Gue tau dosen Rita galak, gue tau Mrs.Nurhayati bawel, gue juga tau Pak Julito ribet. Cuman kalo smua udah bersangkut paut sama dia, entah kenapa rasanya jadi sulit buat fokus sama hal lain. Apa bagus bergantung sama cinta?"

Cowok berjaket kulit itu mencurahkan isi hatinya, dan tampak sahabatnya mendengarkan dengan teliti. Ia mendesah, mengeluh, dan bahkan emosi. Untung saja, Kendall slalu mengerti akan keadaan orang lain. Ia mungkin tidak menunjukkan ekspresi yang menunjukkan perasaanya, karena wajahnya memang slalu memandang datar. Namun jangan salah. Dibalik sifatnya yang dingin dan tidak berekspresi, Kendall slalu tau sifat dari masing-masing sahabatnya. Terutama yang saat ini sedang galau dalam hubungan rumitnya.

"Gue pernah jatuh cinta, tergila-gila, kaya lo. Yang mungkin-mungkin rela ngelakuin apa aja demi seorang gadis. Udah lama. Lama..... banget gue ga ngerasain cinta." Kendall berucap. Cowok di hadapannya pun langsung menoleh.

"Tapi, gue inget. Inget rasa senang atau pahit dari apa yang gue alamin. Gue inget gimana rasanya ngeperlakuin cewek, gue inget apa yang dimaksud dengan cinta, pacaran, malam mingguan, dsb-" Kendall menggantung ucapannya sejenak. Baru ia kembali melanjutkan, "Kita ga slamanya bisa mikirin orang lain, Lex. Ada saatnya kita harus mulai mikirin diri sendiri. Gue ga bermaksud buruk, gue juga ga berniat nyuruh lo break, putus, dll. Gue cuman pingin, supaya lo bahagia. Lo sahabat gue. Lo berjuang buat masuk ke kampus ini, dan sekarang udah sepantasnya lo ngelakuin tanggung jawab lo sbagai anak tunggal di keluarga lo. Lo harus sukses. Dan kalo lo sukses, dijamin bukan cuman Sara yang bakal brusaha buat ngerebut hati lo."

"Lo ngomong apa sih, Ken? Udah jelas-jelas lah gue bakal milih Sara! Mau dia nerima atau engga, gue bakal slalu sayang sama dia!" bantah Alex ga terima.

"Gue ga nyuruh lo buat move on, Alex. Gue cuman ga tega, ngeliat sahabat gue yang berhari-hari galau gara-gara cinta. Inget ya Lex, cinta, itu SANGAT AMAT BISA jadi urusan belakangan." Kendall menekankan ucapannya. Cowok berambut cokelat terang itu kemudian sedikit mencodongkan tubuhnya ke depan dan menatap Alex dengan penuh keseriusan.

"Ga inget apa yang lo janjiin, Lex? Lo bakal tetap jadi ngejar beasiswa S2 ke Amerika, kan?"

🌉🌉🌉

Percakapan antar dia dan sahabatnya yang semakin berujung ke pendidikan dan pilihan yang semakin sulit membuat cowok berjaket kulit itu memutuskan untuk mengundurkan diri dari hadapan Kendall.

Meskipun jujur, ada benarnya. Kendall slalu dewasa menghadapi segala sesuatu, dan Alex tahu itu. Ia tahu Kendall sering benar, dan dia tau advice Kendall jarang mengecewakan dan cenderung tidak pernah.

Dan sekarang yang menjadi penghambat ialah hatinya. Ia, belum siap melupakan Sara secepat itu. Seakan membelakangi urusannya dengan Sara, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan bagi Alex.

Perlahan ia menyadari, bahwa slama ini ia slalu mengutamakan Sara dibanding dirinya sendiri. Ia sangat menyayangi Sara, bahkan hampir overdosis karena mrasa bersalah akan gadis itu.

Fidèle? [COMPLETED]On viuen les histories. Descobreix ara