✵ Fidèle? || 04 ✵

3.6K 191 21
                                    

Author's note mohon
dibaca. Dan sebaiknya
dibiasakan, okay? :)
Love y'all 💘

🌃🌃🌃

Disitu ada gula, disitu
ada semut. Istilah lama,
yang memiliki arti yang
cukup besar. Bagiku, kau
bagaikan gula. Dan aku
yakin kau tau apa yang
dimaksud dengan para
"semut".

✿.。.:**.:。.✿

"Kemaren bintangnya nongol, yak."

Gumaman gadis itu tampak membuat lawan bicaranya sempat mengernyitkan kening karena bingung.

"Kapan bintang ngumpet, sih?" sindir gadis yang berjalan di sebalah gadis berjaket hitam itu.

"Maksud gue bintangnya banyak." Ia membenarkan ucapannya, dan si lawan bicara mengangguk mengerti.

"Lo udah siap?" Adel, kembali membawa Sara yang masih terbang-terbang di dunia mimpi karena kejadian semalam kembali ke dunia realita. Dimana ia harus menghadapi hari pertama kuliah, lembaran baru dalam Bab Rumit.

Sara tampak cemberut dan menatap sinis gadis yang sejak tadi setia berjalan di sebelahnya itu. "Ngapa diingetin sih, Del." gerutunya.

Adel terkekeh. "Sara sayang, diingetin apa kagak, tetap aja lo harus ngehadepin realita kan? Plis, deh."

"Woiii!" pembicaraan mereka terhenti disaat dua gadis familiar melambai dengan bangganya. Pakaian mereka tampak lebih formal dan dewasa, begitupun sentuhan makeup di masing-masing wajah. Ga menor, ga terlalu tipis. Looks perfect.

"Widya!, Rena!" Adel berseru balik. Keempatnya berpelukan, seakan ga ketemu enam belas tahun.

"Jangan lupain pacarnya, dong!" Tampak Derek nongol dari belakang Rena, menggigit tusuk gigi sambil merangkul gadis mungil itu dalam dekapannya.

Mulailah bermunculan Kendall, Aiden, Rafki yang asik merangkul Vina dari jauh dan langsung ikut bergabung, beserta Reyhan yang langsung ikutan merangkul Adel, dan memberi kecupan kecil pada gadis itu. Dan Sara tidak menemukan cowok-nya diantara tsb yang baru bermunculan.

"Jadi... ini kalian pada masuk fakultas apaan?" tanya Sara.

"Reyhan masuk fakultas teknik arsitek,  Aiden masuk manajemen bisnis, Kendall masuk fakultas hukum, Gue  masuk kedokteran. Lo masuk apaan dah, Ki? Lupa gue." Derek mengangkat dagu nya ke arah Rafki, dan tampak cowok itu tersenyum kecil.

"Gue sih masuk ke kamar hotel buat ena-ena." canda Rafki.

"HAHAHA, TOLOL!" Reyhan terbahak-bahak mendengar ucapan sobatnya yang satu itu. Dasar konyol.

"Rafki, ih!" Vina menepuk pelan punggung tangan cowok itu dengan wajah mengambek. Rafki terkekeh.

"Hehe, canda, yang. Maap, maap. Gue sastra bahasa, Rek!" jawab Rafki yang kali ini dengan raut wajah serius.

"Lo serius mau jadi duta besar?" Kendall mengangkat sebelah alisnya.

"Serius lah, Ken. Gue udah janji ama mama gue." wajah cowok itu tampak sedikit melesuh sejenak, namun kembali ia menatap para sahabatnya dan tersenyum. "Plus, gue juga pengen jadi duta besar di luar negri. Jadi-- santuy!"

Fidèle? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang