✵ Fidèle? || 05 ✵

3K 208 23
                                    

Karena terkadang,
ada saat dimana kita
harus mengakui bahwa
tidak selamanya kita bisa
menahan nafsu diri sendiri.

✿.。.:**.:。.✿

Tampaknya hari mopdb menjadi titik lelah bagi para manusia yang berstatus sebagai junior di manapun kampusnya.

Keenam gadis dengan wajah yang amat lesuh disertai keringat yang perlahan mengalir di masing-masing pelipis rasanya ingin membawa emosi. Sayang, ini bukan ring tinju, jadi ga bisa melampiaskan amarah.

"Capek banget, gila. Gue naik turun tangga lebih dari sepuluh kali, kali yak?" Adel menepuk-nepuk perutnya.

"Gue keliling kampus ampe mampus." keluh Widya.

"Gue disuruh pantun depan sembilan senior." tambah Vina.

"Hhhhhh...." helaan nafas yang dikeluarkan bersamaan membuat keenamnya merasa smakin lemas dan ga memiliki semangat hidup.

"Dari tadi diem aja." ucapan berupa sindiran yang berasal dari bibir Rena, karena sejak tadi Rena memperhatikan gerak-gerik salah seorang sahabatnya itu, membuat yang tersindir tampak tersentak. Karena sedari tadi ia kebanyakan melamun.

"Lamunin apa si?" tanya Rena penasaran, dan para sahabatnya yang sejak tadi memejamkan mata menahan sakit di dengkul masing-masing langsung ikutan menoleh ke arah gadis yang sama.

"Ah, banyak." keluh Sara, gadis yang disindir Rena.

"Mopdb?" Adel mengangkat sebelah alis tebalnya.

"Gue yakin bukan cuman mopdb." Ulan seperti membaca raut wajah Sara dan membuat gadis berambut ter-urai itu terkekeh.

"Terus?" tanya Widya lagi.

Pernah dengar istililah ; you can't hide anything from your best friend? Iya, rasanya Sara memang tidak dapat menyimpan satu rahasia pun.

"Irene ngampus di sini."

"HAH?!"

Tampak kelima gadis yang melemaskan diri di masing-masing bangku itu langsung duduk tegap.

"Ih, ngapainnn?" Vina bertanya dengan nada yang menandakan kegelian.

"Ya, ngampus lah! Masa jualan bakso?" sindir Adel. Vina hanya menggaruk kepalanya.

"Fakultas apa, Sar?" tanya Rena lagi.

"Kayanya desain. Ah, au ah. Gue pusing mikirinnya." Sara mengacak rambutnya frustasi, dan segera beranjak dari bangkunya.

Jam tangan mungil yang sudah menunjukkan pukul 5 sore itu mendorong niat Sara dan para sahabatnya untuk kembali pulang. Keenamnya membayar masing-masing jus dan kembali berjalan ke arah tempat parkir.

Tak disengaja ternyata di sana ada gadis berambut setengah pirang, sedang bicara dengan cowok tinggi berjaket hitam di depan motor ninja yang terparkir rapi.

Cowok berpenampilan badboy itu tampak diam, mendengar setiap ocehan yang keluar dari gadis di hadapannya. Keduanya tampak amat serius saling bertatap mata dan secara tiba-tiba, gadis itu merangkulkan kedua tangannya ke leher cowok itu dan menariknya ke dalam dekapannya.

Fidèle? [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat