✵ Fidèle? || 17 ✵

1.7K 140 30
                                    

Budayakan Vote di awal,
Komen di akhir 😇💗 this
means alot, guys :)
happy reading 🌷

*

kita memang saling
menyayangi. tapi, seberapa
besar cinta kita, belum tentu
semua orang mendukung. dan
kita diharuskan menghadapi
mereka semua.

🌉🌉🌉

Baru saja gadis itu melangkah masuk ke dalam ruangan petak yang besar itu dengan senyuman yang masih terpapang di wajahnya, kedua alis tebalnya terangkat seketika. Tersentak karena bahagia melihat ruangan yang saat ia tinggalkan terlihat seperti kaca pecah menjadi rapi dan bersih oleh karena tiga gadis kesayangannya.

Ketiga gadis yang duduk di pinggir kasur itu pun ikut tersentak. Dua diantaranya mengangkat alis karena lebih tersentak dari yang satu.

"Awh so clean. I love you guys!" seru Sara riang. Ia berlari ke ketiga sahabatnya dan memeluk mereka amat erat.

"Maaf kita ngeberantakin dari awal.." ucap Vina sambil mengusap lehernya. Sara mengangguk namun perlahan senyumnya pudar, saat ia menyadari raut wajah ketiga sahabatnya tampak murung, seperti gugup.

"Kalian kenapa sih? Galau?" canda Sara. Ketiganya tetap murung. Terutama Adel dan Vina.

"G-gue pulang dulu ya, Sar.. maaf."  izin Vina yang tanpa menunggu respon langsung berjalan keluar. Diikuti dengan Adel yang tidak meninggalkan sepatah katapun membuat Sara semakin penasaran bercampur bingung.

"Konflik?" tebaknya saat kedua matanya bertemu tatapan Ulan.

Gadis itu menggeleng. "Engga. Mereka enek, mungkin." respon gadis itu sambil mengangkat bahu. Sara mengangguk.

"Ya udah, so, dari pada gabut, nonton Netflix and chill, shall we?"

🌉🌉🌉

"Sara mau datang ke rumah?" tanya cowok berambut berantakan yang direspon dengan anggukan.

"Tadi siang sih udah datang, sekarang mau datang lagi."

"You're going on a date?"

"Iya, kita mau nonton." Alex yang sejak tadi membongkar lemari untuk mencari kaos yang tepat tampak mendengus kesal. Cowok itu selalu kehabisan akal jika memilih baju untuk berduaan dengan Sara.

"Bioskop mana?" Derek menghampiri sahabatnya yang satu itu.

Alex melirik sejenak dan tersenyum miring. Sambil mengusap leher ia menjawab, "Mau nonton Tom & Jerry."

"Oh? Ada Tom & Jerry di bioskop?" dengan polosnya Derek bertanya.

Alex melirik sinis. "Menurut lo?"

"Uhm, ga ada? Itu kan kartun 90-an?"

"YA EMANG GA ADA, DEREK!!" dengan gemas Alex menjitak jidat Derek yang sedikit tertutup poni itu. "Gue nonton dvd! Aneh-aneh aja lo, nyet."

"Ohhhhhh..." gumam Derek kemudian sambil merapikan poninya. "Jadi itu alasan dari tadi lo ngusir gue secara halus?" tanya cowok itu lagi.

Fidèle? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang