✵ Fidèle? || 12 ✵

2.2K 158 20
                                    

Dan inilah aku,
tersesat dan tak tau
mana jalan pulang.
mencarimu ke seluruh
tempat, hanya untuk
menggapai dekapan yang
sudah amat aku rindukan.

✿.。.:**.:。.✿

Dengan cepat kedua kaki yang sebenarnya tak sanggup lagi berlari itu melangkah. Tidak mempedulikan keadaan sekitar, bahkan kedua mata itu sesekali tertutup.

Ia merasa kesulitan dan menyesal. Tidak jelas apa yang disesalkan, tidak mengerti apa yang ia rasakan. Ia seakan tersesat, dan saat ini hero-nya sedang menghilang ntah kemana.

Ia hanya ingin pulang dan memeluk guling di rumah. Untuk sementara berlari dari kenyataan melalui tidur yang nyenyak. Sayang, Jakarta merupakan kota yang amat sibuk. Dan dia tinggal di kota sibuk ini.

Ia terus melangkah, dengan pikiran kosong. Dan sampai akhirnya..

Bugh!

Suara benturan yang tidak terlalu dahsyat namun rasa sakit yang dirasakan melebihi kata 'dahsyat' terjadi dalam waktu kurang dari 5 detik.

"Anjirrr!!!" rintis gadis bermata indah itu sambil memegang pergelangan kakinya.

Sungguh ia menyesal mengenakan sepatu heels. Yang meskipun hanya 3 cm, tetap saja ia dendam karena benda kampret itu yang membuatnya sukses terbentur ke lantai.

Realita tidak slalu sesuai dengan ekspektasi. Hukum alam yang satu itu amat disayangkan mrupakan fakta.

Sedari tadi gadis itu memohon melalui batin kepada YME agar tidak ada yang melihatnya, tiba-tiba saja uluran tangan menyambutnya tepat dihadapan hidung mancungnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya ke atas, mendapati cowok manis yang menyambutnya dengan senyuman ramah.

Ingin rasanya gadis itu menendang kakinya karena sebagaimanapun, ia tidak akan menggenggam orang lain slain hero-nya, tapi mau gimana lagi? Disisi lain, cowok berlesung pipi itu sedang tidak berhubungan baik dengannya, dan saat ini kaki mulus itu sedang kritis.

Dengan penuh ketidak IKHLASAN, gadis itu memandang jutek dan menerima uluran tangan itu. Perlahan ia berdiri.

"Sedang senam lantai, nyonya?" tanya cowok itu sebaku mungkin. Berlagak seakan pangeran charming yang menyambut puteri dari kereta kuda.

"Nyari kutu." jawab gadis itu jutek. Cowok itu langsung tertawa lepas, padahal gadis itu sudah menatapnya dengan tatapan kesal nan dendam.

"Lo ngapain disini? Gue baru aja mau ke kelas lo. Mau ngasih ini, buku nilai." Sara menyodorkan buku itu dengan kasar ke arah seniornya yang satu itu.

"Oh? Dari?"

"Gatau." gadis itu mengangkat bahu dengan cuek.

"Ok- eh? Lo bukannya harusnya di rumah sakit?"

Sara mengangkat alisnya dan menatap bingung ke arah cowok itu.

"Hah?"

"Lo kena benturan batu kan? Ama pacar lo sendiri?"

Pembicaraan yang semakin mengarah ke meremehkan itu mulai membuat Sara tidak nyaman. Meskipun bukan dia yang diremehkan, bukannya orang yang dimaksud senior menyebalkan itu pacar-nya?

Fidèle? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang