Bagian 1

16.8K 454 15
                                    

Ada Pertemuan yang menimbulkan rasa yang tak terduga, ada kerinduan yang sebenarnya ragu, ada kecemburuan yang sebenarnya tak perlu, tawa dan air mata menyatu, itu semua karena bertemunya aku dan kamu yang akan menjadi kita.

-Erlangga

"Kita putus, Erlangga." Kalimat pemutusan secara sepihak itu masih terngiang-ngiang di telinganya, hatinya sakit, sangat sakit. Pemuda itu___Erlangga melamun dibangkunya ketika pelajaran kosong, dia tidak berniat keluar untuk ke kantin atau mengobrol, dia masih memikirkan hubungannya yang baru saja kandas dengan Dheayana setelah enam bulan berpacaran. Bahasa gaulnya dia sedang galau.

Seseorang menepuk bahunya membuat sang empu menengok sebentar sebelum akhirnya ia membuang muka setelah tahu orang yang menepuk bahunya, orang yang baru saja menepuk bahu Erlangga duduk di bangku depan Erlangga.

"Cewek kelas satu cakep-cakep ya?" Sahut pemuda berkumis tipis itu membuka percakapan. Erlangga hanya menatap malas pemuda itu, tapi pemuda itu tak mengubris tatapan Erlangga, ia masih senang untuk melanjutkan percakapan.

"Kalo disini nggak ada pilihan, ceweknya cuma dua orang hehehe." Lanjutnya terkekeh. Erlangga berdecak bukan karena kesal tapi ia malas untuk berbicara.

Dia Rifaul Haris Adelard, pemuda berkumis tipis yang punya senyum manis. Pemuda itu memandang remeh Erlangga kemudian mendengus, entah kenapa rasanya geli melihat seorang Erlangga dilanda galau perihal seorang gadis, padahal tampangnya mudah untuk memikat gadis manapun tanpa ia pinta.

"Kalah saing lo?" Ejek Rifaul yang jengah melihat wajah datar Erlangga.

"Diem lo botak!" Celetuk Erlangga yang membuat Rifaul berhasil diam, Rifaul yang di katai botak hanya mengusap kepala pelontos nya yang baru kemarin di cukur karena kena razia rambut di sekolah.

Tiga pemuda tampan berperawakan jangkung datang kemudian duduk diatas meja yang dekat dengan meja Erlangga. Salah satu nya terkekeh geli melihat Erlangga murung, hiburan baru untuknya.

"Cewek masih banyak, Lang. Sekolah sini juga ceweknya cakep-cakep, apalagi kelas satu, ya gak?" Rama menyikut lengan Tegar yang asyik mengemut permen loli meminta persetujuan darinya. Tegar mengangguk pelan.

"Masih aja galau, se-sayang itu lo sama Dhea?" Tanya Tegar pada Erlangga yang dari tadi hanya memandang kosong ke depan papan tulis.

"Lo gak akan ngerti!" Erlangga berdecak kesal, percuma saja berbicara pada kawannya mereka tak akan pernah paham. Hingga akhirnya Alvin yang lama diam karena sibuk bermain ponsel buka suara.

"Mungkin dia punya alasan buat mengakhiri hubungan kalian." Ucap Alvin yang tanpa sekalipun memalingkan wajah dari ponselnya.

"Contohnya?"

"Dia dapat yang lebih ganteng," Jawab Alvin enteng membuat wajah Erlangga semakin masam.

"Asem!"

"Udah deh lo gak usah galau berkepanjangan gini, lagian ya sebagai cowok lo mesti berprinsip kayak Remember of today dong, pergi hilang dan lupakan!" Jelas Rifaul, "terkhusus lo, pergi hilang dan nyari lagi!" Lanjutnya.

"Bener juga," semua kawannya tertawa, sedang Rifaul masih dengan wajahnya yang datar.

"Paan pada ketawa?" Tanya Rifaul yang bingung melihat kawan-kawannya tertawa.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now