Bagian 41

1.6K 86 4
                                    

Dan akhirnya kamu pergi dan aku harus menunggu disini. Karena aku tahu, perginya kamu adalah untuk kembali.|Dara Haryana

*****************************************
Playing Now: Ismail Izzani_Demi kita

"Rifaul, Paspor udah siap kan? Baju udah di masukin? Obat magh kamu udah kan? Kamu tuh suka telat makan, jadinya magh kamu kambuh nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rifaul, Paspor udah siap kan? Baju udah di masukin? Obat magh kamu udah kan? Kamu tuh suka telat makan, jadinya magh kamu kambuh nanti." Rifaul tersenyum lalu memeluk sang ibu dari belakang, Ayana menghentikan pekerjaan nya yang sedang mengemasi barang-barang Rifaul, mengingat dua hari lagi Rifaul akan pergi ke Jepang.

"Mama, Rifaul bakal kangen sama mama tiap hari, Rifaul janji." Ucap Rifaul sembari mengeratkan pelukannya.

"Makasih ma, mama selalu ada buat Rifaul, mama jaga Rifaul.  Rifaul sayang mama." lanjutnya. Ayana mengusap tangan anaknya yang melingkar di perutnya.

"Mama akan selalu bangga sama kamu, nak." balas Ayana dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sekarang anak-anak mama udah besar, mama udah lepas 3 anak mama buat lihat dunia luar, mama percaya sama kalian semua, kalo kalian akan jadi anak-anak yang kami bangga kan." Lanjutnya.

"Papa juga pasti bangga kan ma?" Tanya Rifaul dan menenggelamkan kepalanya di ceruk sang ibu. Mata Ayana mulai berkaca-kaca, perasaannya berpadu antara senang dan sedih secara bersamaan.

"Iya sayang, papa pasti bangga sama kamu, dia pasti bahagia liat kamu disana." Jawab Ayana.

"Rasanya kok berat ya, ma?" Ujar Rifaul. Ayana melepaskan tangan Rifaul yang melingkar di perutnya, kemudian berbalik dan langsung memeluk putra ketiga nya itu.

"Kalo berat, sini bagi beban nya sama mama." Ayana mengelus lembut rambut Rifaul, Rifaul begitu tenggelam dalam pelukan sang ibu.

"Makasih ma."

Disisi lain, Erlangga sedang tenggelam dalam lamunannya sembari menikmati secangkir kopi hitam yang pahit, kopi yang selalu ia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain, Erlangga sedang tenggelam dalam lamunannya sembari menikmati secangkir kopi hitam yang pahit, kopi yang selalu ia sukai. Sedangkan kakaknya Herlangga, sedang asyik membaca sebuah buku karya Fiersa Besari sembari rebahan diatas ranjang Erlangga.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang