Bagian 44

1.4K 72 5
                                    

Tenang saja, logika ku tak mati rasa| Aldian

Dara terdiam saat merasakan nyeri dibagian perutnya secara tiba-tiba

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Dara terdiam saat merasakan nyeri dibagian perutnya secara tiba-tiba. Wajahnya menjadi pucat, keringatnya mulai turun dari pelipis Dara, Dara langsung menutup buku yang sedang di bacanya.

"Shhhhh." Aldian menoleh kearah sumber suara, ternyata Dara.

"Kak, kakak kenapa?" Tanya Aldian khawatir. Dara hanya menggeleng sembari terus memegang perutnya. Aldian bangkit dari duduknya dan berjongkok di hadapan Dara.

"Kak kita pulang ya? Aku anterin pulang." Aldian berusaha membujuk Dara agar pulang tapi Dara tetap menggeleng, ia tidak kuat untuk berdiri.

"Ini sakit banget...." lirih Dara. Tangannya terus memegang perut untuk menekan rasa sakit yang ia rasakan.

Aldian tak pikir panjang, ia langsung membuka ponselnya dan memesan grab dengan tujuan ke salah satu klinik terdekat dari toko buku agar Dara cepat tertangani.

Tak lama setelah Aldian menyimpan ponselnya di saku, Dara pingsan, beruntungnya Aldian dapat dengan cepat menangkap tubuh Dara agar tidak jatuh ke lantai. Aldian langsung menggendong Dara dan membawanya kedalam mobil grab yang sudah terparkir di depan toko buku.

"Kak bangun, kak." Aldian berusaha membangungkan Dara dengan menepuk pelan pipi Dara. Tapi hasilnya nihil, Dara tetap tak sadarkan diri.

Aldian sudah terlalu panik, ia langsung menggendong Dara masuk ke UGD. Datanglah seorang perawat dan dokter yang langsung memeriksa keadaan Dara setelah Dara terbaring di ranjang.

Aldian sedikit menjauh agar dokter dapat leluasa memeriksa Dara. Ia berdiri sedikit jauh dekat dengan tirai yang menutupi ruangan bagian Dara. Ia merogoh sakunya dan mengambil ponsel, kemudian mengetikan sebuah nomor dan langsung menempelkan ponsel di telinganya.

"Halo."

"......."

"Kak Dara masuk UGD."

"......"

"Gue lagi nunggu kabar dari dokter."

"......"

"Hm tenang aja, gue bakal jagain kok. Gak usah khawatir, percaya sama gue."

"......"

"Nyusahin lo."

Pip...pip...

Aldian mengela nafasnya sembari memasukan ponsel ke saku celananya. Ia melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Dara yang tak sadar yang sedang ditangani oleh dokter.

Tak lama, dokter selesai dan menghampiri Aldian. Aldian langsung menegakkan badannya kala dokter sudah berada di hadapannya.

"Gimana keadaan kakak saya dok?" Tanya Aldian begitu khawatir dengan keadaan Dara.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora