Bagian 25

2.4K 124 4
                                    

"Cih! Jangan ngebohongin diri lo sendiri, Ra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cih! Jangan ngebohongin diri lo sendiri, Ra. Gak. Gue gak bakal ngelepasin lo meskipun lo paksa gue buat ngelepasin lo!" Seru Gifar.

"Lo baik-baik aja kok sebelum lo kenal gue, dan akan baik-baik aja setelah gue pergi." Sanggah Dara.

"Oh ya? Gitu? Asal lo tau Ra, hidup gue gak pernah baik-baik aja setelah lo masuk kedalam hidup gue. Dan seterusnya gak akan baik-baik aja!" Ucap Gifar.

"Gue tau hati lo berat dan pilih Erlangga. Dan sekarang gue sadar, gue kalah sama orang baru." Lanjut Gifar setelahnya ia pergi sembari membuang bucket bunga yang tadinya akan ia berikan pada Dara.

"Ra...Dara.." Dara terbangun dari tidurnya setelah seseorang dengan lancangnya menepuk bahu Dara. Dara mengucek matanya sembari mengumpulkan nyawa yang sepenuhnya belum utuh.

"Cuma mimpi." Gumam Dara.

"Kenapa?" Tanya Rifaul.

"Gapapa." Jawab Dara.

"Ayo pulang. Udah malam." Ajak Rifaul sembari berjalan kearah pintu.

"Fa." Rifaul menghentikan langkahnya dan menoleh pada mahluk yang memanggilnya itu.

"Kenapa?" Tanya Rifaul. Dara tak bergeming. Ia hanya diam dan menunduk, Rifaul kembali dan menghampiri Dara.

"Kenapa hm?" Tanya Rifaul sembari menyelipkan anak rambut Dara ketelinganya.

"Gue kangen Gifar. Kita kesana ya." Ucap Dara dengan deef voice nya.

Rifaul menoleh Erlangga sebentar yang masih terbaring tak sadarkan diri diranjang, kemudian menoleh pada Dara.

"Yaudah." Jawab Rifaul.

Sepanjang jalan menuju ruangan dimana Gifar dirawat, Dara terus memegang lengan Rifaul. Rifaul tak menolak, ia tau adiknya sedang sedih kala itu.

Dara buka knop pintu ruangan dimana Gifar dirawat. Ia tarik bangku dekat ranjang Gifar dan duduk disana. Tanpa ia sadari, ia tersenyum melihat cinta pertamanya berada dihadapannya.

"Cepet bangun. Lo gak kangen gue apa?" Tanya Dara mencoba menghibur dirinya dan Gifar.

"Bangun dong. Tumor ih. Kangen tau gak?" Ucap Dara.

Dara memegang tangan Gifar erat, ia tempelkan tangan dingin itu di pipinya. Ia terus pandangi wajah Gifar yang kian memutih, serta pipinya yang semakin menirus.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now