Bagian 23

2.5K 133 5
                                    

Kenapa kamu menjadi jauh, sejauh yang tak bisa ku gapai? Apa aku tak bisa terlihat lagi dimatamu?|Dara Haryana

*****************************************

Pesanan yang Dara pesan tadi akhirnya datang.

"Makasih mbak." Ucap Dara ramah.

Mereka berdua langsung menyantap seblak itu dalam hening. Masing-masing hanya fokus saja untuk makan, karena memang harusnya seperti bukan?

Dara menatap Erlangga yang mulai berkeringat, mulutnya tak henti-hentinya mengerang kepedasan. Wajahnya sudah memerah dan matanya berkaca-kaca.

"Udah kalo pedes jangan di terusin." Ujar Dara.

"Gak kok. Gak pedes." Sanggah Erlangga.

"Batu!" Dara mengambil mangkuk berisi seblak dari hadapan Erlangga.

"Minum dulu!" Ujar Dara sembari menyodorkan milkshake pada Erlangga.

Dengan cepat, Erlangga meneguk milkshake yang Dara berikan karena tak kuat lagi menahan pedas. Perlahan wajahnya kembali normal. Dara tertawa melihat tingkah Erlangga saat ke pedasan.

"Dih ngetawain." Ucap Erlangga.

"Kenapa gak bilang kalo gak suka pedes?"

"Buat Dara mah apa aja juga di lakuin." Jawab Erlangga.

"kalo kayak gini, kamu juga yang kena imbasnya. Lidah kamu mau kebakar? Belom lagi sakit perut ntar." Ujar Dara.

Ponsel Erlangga menyala ketika satu notifikasi masuk lewat Whatsapp. Nampak satu nama disana, Dheayana.

"Masih suka kontekan sama Dhea?"

"Belajar dewasa aja, gak ada salahnya buat berhubungan baik sama mantan. Bukan berarti gagal move on." Jawab Erlangga sembari tersenyum.

"Lang." Sahut Dara.

"Hem?" Jawab Erlangga sembari mengetik sesuatu di ponselnya.

"Aku berhak cemburu gak sih?" Tanya Dara dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Erlangga langsung menatap Dara dan meletakkan ponselnya di atas meja.

"Berhak. Asal jangan jadikan rasa cemburu kamu nantinya buat hubungan hancur karena kurangnya rasa percaya terhadap satu sama lain." Jawab Erlangga.

"Kamu percaya sama aku?" Tanya Dara.

"Aku percaya." Jawab Erlangga sembari tersenyum.

"Kalo salah satu diantara kita buat kesalahan gimana?" Tanya Dara kemudian.

"Ya kita perbaiki. Salah paham dalam hubungan itu udah banyak terjadi kok." Jawab Erlangga.

"Kalo aku ninggalin kamu?" Hening sekejap. Erlangga memegang tangan Dara, tatapannya berubah menjadi tatapan yang serius.

"Gapapa, asal jangan aku yang ninggalin kamu." Jawab Erlangga sembari mengacak-acak rambut Dara, masih dengan senyum manisnya.

"Ih tapi jangan ditinggalin beneran juga!" Sahut Erlangga dengan ekspresi memohon yang lucu. Dara mengacak rambut Erlangga sembari tersenyum gemas.

"Pulang yuk, udah mau magrib." Ajak Erlangga. Dara mengangguk.

Mereka berdua berjalan berdua ke arah parkiran. Tangan Erlangga masih setia bertengger diatas pundak Dara, merangkulnya.

"Kenapa si suka banget ngerangkul?" Tanya Dara sembari menatap wajah Erlangga. Erlangga menatap balik wajah Dara yang kala itu sedang menatap dirinya.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt