Bagian 34

2K 118 5
                                    

Playing Now: Charlie puth with Selena Gomez_ We Don't Talk Anymore

Harusnya kita sadar, kita sudah menjadi pasangan yang memudar, warna-warna antara kita pun telah habis, bahkan kita sudah saling tak peduli, mungkin seharusnya kita berhenti saja

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Harusnya kita sadar, kita sudah menjadi pasangan yang memudar, warna-warna antara kita pun telah habis, bahkan kita sudah saling tak peduli, mungkin seharusnya kita berhenti saja. Mencari jalan masing-masing mungkin itu yang terbaik.

*****************************************

Hari ini memasuki minggu pertama yang akan sangat menyibukkan Erlangga. Satu bulan ini akan menjadi akhir dari perjuangan nya selama 3 tahun menuntut ilmu. Minggu pertama di isi dengan PTS, minggu kedua di isi dengan USBN, Minggu ketiga di isi UJIKOM, minggu ke empat akan di isi dengan UN hingga akhirnya selesai dan perpisahan yang paling ia tunggu.

Hari ini Erlangga di panggil oleh Bapak ketua Jurusan Teknik ke ruangannya, setelah keluar dari ruangan tersebut, wajah Erlangga tampak berseri-seri sembari menggenggam amplop berwarna cokelat.

Erlangga masuk ke dalam kelasnya dengan sangat bangga dan percaya diri, kemudian melempar amplop tersebut ke atas mejanya. Rama, Tegar, Teguh, Dishi, Alvin dan juga Rifaul yang sedang mengobrol langsung teralihkan pada amplop cokelat diatas meja Erlangga.

Mereka semua menatap Erlangga, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum menampilkan deretan gigi dan sedikit lesung pada pipinya yang tirus nan kokoh.

Karena penasaran, Tegar meraih amplop tersebut, kemudian membukanya dengan hati-hati. Tegar membaca isi dalam amplop tersebut yang ternyata adalah sebuah surat. Semua sudah menatap was-was Tegar yang kala itu membaca isi surat dengan sangat serius.

Tegar melipat kembali surat tersebut dan menyimpan nya diatas meja. Ia bangkit kemudian menghampiri Erlangga dengan wajah datar lengkap dengan tatapan mata yang menusuk.

Pletuk!!!

Tegar memukul pelan kepala Erlangga hingga sang empu meringis.

"Bego! Kenapa gak bilang sih?! Harusnya lo tuh ngomong! Kita sahabat gila!" Ucap Tegar menggebu-gebu.

"Apaan sih?" Tanya Dishi yang bingung melihat Tegar begitu marah pada Erlangga. Dishi meraih kertas itu kemudian membaca nya.

"HAH?!" Semua tersentak kaget karena ulah Dishi.

"Apaan sih Dish? Hah heh hah heh?" Tanya Teguh yang sama penasaran.

"Gue gak sangka, Lang. Gak nyangka gue!" Ucap Dishi. Mulai dari Teguh, Rama, Alvin dan Rifaul saling bertukar untuk membaca isi surat tersebut. Mereka berempat sama terkejutnya dengan Dishi.

"Wah ternyata Erlangga pintar juga." Ucap Teguh yang bangga pada temannya itu.

"Good job man." Ucap Rama sembari menepuk bahu Erlangga.

"Selamat Lang, lo emang pantas dapat ini semua. Kapasitas otak dan skill lo emang gak perlu di tanya." Ucap Alvin dengan senyum mekarnya itu.

"Ngomong dong bego kalo mau nemenin gue ke Jepang!" Ucap Rifaul bahagia.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ