Bagian 20

2.8K 157 3
                                    

Suara alarm memecah heningnya petang hari. Sebuah tangan meraih alarm dan menekannya agar berhenti berdering. Dengan mata yang masih sayup, ia bangun kemudian masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah sholat subuh.

Dengan langkah gontai, Dara berjalan kearah kamar mandi berharap nyawanya cepat kembali. Tubuhnya masih lemas karena sisa naik gunung kemarin dan sekarang dia sudah pulang berada di rumahnya tercinta.

Seusai mengambil wudhu, Dara segera menunaikan sholatnya.

Ia bereskan kembali mukena sehabis ia sholat. Dara rebahkan kembali tubuhnya di ranjang. Langit jakarta pun masih gelap, masih menyisakan beberapa bintang dan bulan disana, terang dan cantik.

Handphone Dara berdering. Satu panggilan masuk dari Erlangga. Dara segera mengangkat telepon tersebut sembari tersenyum.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Udah sholat belum?"

"Udah dong."

"Setengah 6 aku jemput ya?"

"Hah? Mau kemana, masih pagi juga."

"Jogging bareng."

"Oh kirain. Yaudah aku siap-siap dulu."

"Ga usah dandan juga udah cantik kok."

Dara tersenyum.

"Mau ganti baju, masa pake baju tidur."

"Intip jangan?"

"Mau gue tabok lo?"

"Dih galak. Yaudah sana ganti baju. Jangan dandan, aku gak suka kalo ada cowok yang ngelirik kamu selain aku!"

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Terputus....

Dara menyimpan HP nya di nakas. Ia segera masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Sebelum pergi, Dara mematut dirinya di cermin melihat bayangannya sendiri. Ia tersenyum. Ia rapih kan rambutnya dengan sisir kemudian menguncirnya dengan kucir kuda. Dara goreskan sedikit liptint pada bibirnya agar tidak terlalu pucat.

Dara berlari menuruni anak tangga dan duduk di meja makan sembari sarapan terlebih dahulu agar perutnya tidak terlalu kosong nantinya.

"Mau kemana sayang?" Tanya Ayana.

"Mau jogging, ma." Jawab Dara sembari asik mengunyah roti ditanganya.

"Sama siapa?" Tanya Ayana kemudian.

"Sama...."

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu, Dara dan Ayana langsung melirik pada pusat suara. Ayana berjalan dan membukakan pintu. Disana berdiri Erlangga dengan senyuman khasnya. Ia segera mencium punggung tangan Ayana dan tersenyum sopan.

"Assalamualaikum, tante."

"Waalaikumsalam, tante kira siapa. Ayo masuk, sarapan dulu yuk kebetulan Dara juga lagi sarapan." Ajak Ayana hangat.

"Iya tante."

Setelah dipersilahkan masuk oleh sang pemilik rumah, Erlangga masuk dan mengikuti Ayana ke ruang makan. Disana Erlangga melihat Dara yang tengah serius menikmati sarapannya. Erlangga duduk disamping Dara sembari memperhatikan gadis miliknya itu. Dara lucu jika sedang makan, pipinya mengembung terisi penuh dengan makanan.

ERLANGGA (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now