Chapter 15: It Also Hurts Me (Layla's POV)

592 27 4
                                    

Selama ini, aku jarang melihat Greyson. Dimana dia? Apa dia pindah sekolah? Dia pun jarang les piano lagi.

Hari itu adalah hari Minggu. Dylan datang untuk menemuiku di hari itu.

.

.

"Hi Laylaa.." sapa Dylan.

"Hi Dylan.." jawabku.

"Kau tau dengan teman se-angkatanmu, Greyson? Ia kemana saja? Aku jarang melihatnya lagi di sekolah.." ujarku.

"Entahlah.." jawabnya. Aku mengangguk. Ia mengajakku untuk berjalan-jalan ke sebuah taman bunga.

Taman bunga itu tidak jauh dari rumah, kami tinggal berjalan.

.

.

.

Hari semakin dingin , nampaknya tak lama lagi musim gugur akan berganti dingin..

Aku memakai mantelku.

Selama di perjalanan kami berbincang-bincang bersama..

...

Ini dia. "Edmond's Flower Garden"

Di sana banyak bunga-bunga yang layu. Aku tau ini bukan waktu yang tepat untuk mengunjungi taman bunga, tapi.. Masih ada beberapa bunga yang masih terlihat indah di sana.

Aku dan Dylan duduk di sebuah kursi. Di sana banyak kelinci-kelinci putih yang dibebaskan. Dylan bermain dengan kelinci-kelinci itu.

Aku hanya tertawa melihatnya seperti anak kecil.

"Hahaha!" tawaku. Aku memangku seekor kelinci dan menaruhnya di pahaku.

Aku membelai kepalanya..

...

"Akankah kita bisa seperti ini selamanya, Layla?" tanya Dylan. Aku tak bisa menjawab.

Hubungan kami sudah berjalan lebih dari dua minggu..

Tapi .. Entahlah.

"Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu." jawabku.

Ia hanya tersenyum.

"ayo kita pulang" ajaknya. Pulang? Bukankah baru sebentar di sini -_-

"Ya sudah." jawabku.

Kami pun kembali pulang, sementara Dylan pulang ke rumahnya.

.

.

.

Sesampainya di rumah, aku bertanya kepada ibu apakah ia tau di mana Greyson saat itu.

"Maaf sayang, ibu tidak tahu.." ujarnya.

Jawaban itu sungguh membuatku makin penasaran. Tanpa bertele-tele , aku bergegas lari ke rumah Greyson berharap dapat menemuinya...

.

.

.

.

Rumah itu masih nampak berdiri kokoh . Aku mengetuk pintu depan.

"Halo? Ada orang di sini?" ujarku. Aku menggoyang-goyangkan lonceng kecil di samping pintu itu.

Tidak ada jawaban. Aku berlari ke belakang rumah Greyson. Aku berdiri dan menatap jendela kamarnya yang terlihat jelas . Ya, kamarnya ada di lantai 2 rumah itu.

.

.

.

"GREYSON!!.. GREYSON!!" aku berteriak. Mungkin suaraku terlalu kecil sehingga tidak terdengar oleh Greyson.

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now