Chapter 55: What Happened?!

420 18 0
                                    

Author's POV

Tak terasa, hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Umur Layla sudah 22 tahun saat itu. Dan kini sudah 1 tahun lebih Greyson di Prancis.

..

Saat itu, Layla sedang singgah ke rumah lamanya. Terdapat ibu dan ayahnya di sana..

.

.

.

Layla's POV

"I'm so proud of you, honey.. Semoga kedepannya kau tambah sukses.." ujar ayah sambil mengusap rambutku.

"Thank you, ayah.." jawabku. Saat itu, aku sedang duduk di sofa ruang tengah. Sedang mengganti-ganti saluran televisi. Aku melihat drama musikal yang bukan tipeku. Untuk melepas bosan saja..

Selama menonton, aku tiba-tiba melamun dan teringat Greyson. Ingat saat ia tiba-tiba menghubungiku, karena sudah 'homesick' dan rindu aku. Ia bosan di sana, harus bersama managernya setiap hari. Ingat saat tiba-tiba hidupku menyandang kesedihan yang membuatku sakit lebih dari apapun.

Dan seketika..

Kebahagiaan yang putih berubah menjadi hitam pekat.

.

(Flashback)

6 bulan lalu, pada bulan Februari, aku mendapat telepon dari Greyson. Video call lebih tepatnya..

..

Greyson: "Hi Layla."

Nampaknya, wajahnya kelihatan sedikit murung.

Layla : "what's wrong, Grey?"

Ia membisu, sambil melakukan facepalm pada wajahnya. Sebenarnya ada apa?

Layla : "Hey.. Look at me, kau kenapa?"

Aku menatap matanya.

Greyson: " I'm homesick! I wanna go home. Tapi.. Sepertinya aku permanen tinggal di sini."

Layla: "Permanen?! Ah kau bercanda Grey. Sebagai seorang artis kau bekerja , mengelilingi dunia, ke berbagai macam tempat. Okay? Kau tidak bisa menetap di sana di dalam keterpurukan. Lagipula ini keputusanmu, kan? Tidak mungkin ada orang lain yang mengganggu gugat keputusan tetapmu."

Tak percaya, aku menahan tangis yang sudah terhenti di tenggorokan. Dan hal itu bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Greyson: " Bukan aku yang ingin dengan semua ini! Managerku kini sudah terlalu 'keras', mereka tak memikirkan konsekuensinya jika kerjaku di sini di-permanenkan. Memang, gelar seorang 'manager' tak lebih dariku. Tapi, mereka bilang aku harus bekerja lebih keras di sini. Karena di sinilah tempat yang paling memuaskan, peluncuran albumku laris manis di toko-toko. Sehingga gaji mereka akan bertambah.. Well..

"

Ia menghentikan kata-katanya.

Greyson: "Mereka bilang jika aku tak menetap di sana, mereka tidak akan jadi managerku lagi."

Layla: "jadi .. Kau lebih memilih kehilanganku ketimbang manager?"

Kini, pembicaraan menjadi sangat sangat serius.

Layla: "hey Greyson Chance.. Dengar. Hidupmu tak selamanya bergantung pada manager! Manager sangat mudah dicari. Kalau sekalinya kau kehilanganku, apa kau mudah mencari yang lain? Sementara perasaanmu masih melekat di diriku. Perasaan tak bisa dibohongi, Grey. Kuberi tahu kau, kumohon pulang dengan cepat.. Jangan pedulikan managermu lagi.."

Greyson: "tapi mencari manager itu tidak mudah!"

Layla: "tidak sesulit harus kehilanganku begitu saja kan?"

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang