Chapter 17: Winter Tragedy

565 27 1
                                    

"Brr..shh.." ujarku yang sedang menggigil. Kristal-kristal es lembut mulai berjatuhan di Edmond ini..

Orang-orang mulai bermunculan di luar untuk bermain ice skating, atau bermain sledge.

Tapi aku sebagai seorang murid, menghabiskan waktu di sekolah seperti biasanya..

.

.

.

Saat sedang berjalan ke sekolah, aku bertemu Dylan.

"Dylan!" aku menyapanya.

Ia terdiam.

"Apa?" jawabnya.

"Kau kemana saja? Aku jarang melihatmu sekarang.." ujarku.

"Tidak." jawabnya. Ia berjalan mendahuluiku.

Sebenarnya apa yang salah dengannya?

Aku tidak memedulikan itu dan segera masuk ke kelas.

(Skip)

Sekolah pulang lebih cepat sekarang, yang biasa pulang jam setengah 3, Kami pulang jam 12 siang saat itu.

Saat aku akan sedang berjalan pulang dengan Laura , ada seorang kakak kelas yang memberhentikanku.

"Hm.. Nampaknya kau dekat juga ya dengan Greyson.." .

Ia adalah Gathy. Kakak kelas pendatang baru yang seangkatanku tahu bahwa ia adalah kakak kelas terganas yang pernah ada.

Ia memang cantik, tapi dengan kelakuannya yang seperti itu..

Ew.

"Apa masalahnya?" aku berani menantangnya. Aku tidak peduli dengan ocehannya. Greyson kan sahabat baikku dari sejak kecil.

Ikut campur saja.

"Oh, kau berani menantangku, ya!?" ujarnya sinis.

"Memang kenapa? Toh aku dan Greyson sudah bersahabat sejak kecil ." ujarku berniat kabur. Tapi ia terus menghalangiku..

Aku melihat muka Laura yang ketakutan.

"Laura kau pulang saja dulu.." bisikku. Laura pun berjalan ke belakangku dan ia mencari jalan alternatif dari sang perangkap tikus satu ini.

"Greyson milikku." ujarnya.

Aku tersentak. Tapi aku akan terus membela diriku.

"Apa masalahnya? Toh aku sudah memiliki Dylan.. Minggir." ujarku berani.

"Beraninya kau!" ujarnya sambil menarik syalku.

"Kenapa takut dengan sesama manusia? Kau pikir aku lemah?" jawabku.

Aku sangat muak dengan Gathy. Ia memang lebih tua dariku, tapi jika ia bertingkah seenaknya dan tidak menghormati kepada yang lebih muda, aku juga tidak akan menghormatinya.

"Oya, kau sudah milik Dylan? Setahuku ia sedang dekat dengan perempuan dari sekolah lain ya? Mm.."

Aku sedikit tidak percaya apa yang dikatakannya dan terdiam.

"Tidak.. Dia.."

"DIAM KAU. LIHAT SAJA NANTI.." ujarnya.

Aku takut Dylan dihasut olehnya atau ia melakukan Hal buruk kepada Dylan.

Ia segera pergi dariku..

.

.

.

.

"Layla.. Pulangnya lebih cepat dari biasanya?" tanya ibu.

Aku mengangguk. Ia membuatkanku makan siang..

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now