Chapter 22: Leila

548 25 0
                                    

Bulan November itu adalah masa-masa sedang sangat dinginnya musim salju (sepertinya). Siang itu, setelah pulang sekolah, aku diajak Greyson untuk ke rumahnya untuk menghangatkan tubuh sejenak.

.

.

.

"Ayo masuk.." ujarnya setelah ia membuka pintu depan dengan kunci rumah yang ia pegang.

"Mom, dad, Lexa, dan Tanner sedang tidak ada. Jadi kita hanya berdua saja.." ujar Greyson.

Aku merasa sedikit aneh karena tidak pernah seumur-umur aku di dalam sebuah rumah dengan seorang lelaki dan hanya Kami berdua di dalamnya.

Aku ragu memasuki rumahnya.

"Layla, tidak usah ragu.. Ayolah .. Kita hanya menghangatkan badan."

Ia menuntunku dan Kami berjalan menuju lantai 2 rumahnya.

"Hufftt. Here we go.." ujarnya. Ia membuka winter coatnya. Sekarang ia memakai sweaternya yang berwarna hitam itu.

Ia mendekati fireplace dekat tempat Kami duduk dan segera menyalakan api. Sudah lebih hangat..

"Kau tidak buka jaketmu?" tanyanya. Aku segera membuka jaket kulitku dan menaruhnya di kursi.

Aku baru sadar bahwa daritadi Greyson memerhatikanku.

"Kenapa Grey? Umm ada yang salah?" tanyaku.

Ia segera sadarkan diri.

"Uh oh, tidak kok. Um.. Aku ke bawah dulu ya.." jawabnya. Ia bertingkah sedikit lebih aneh dari biasanya..

.

.

.

(Skip)

Ia kembali ke lantai atas dan membawa 2 buah cangkir dan setoples ginger cookies. Kesukaanku!

"Ah terima kasih Greyson.. Tidak usah repot-repot." ujarku.

"Hmmm... Aku tahu kau lapar :p" ujarnya.

Aku tersenyum ke arahnya.. Aku mengambil cangkir milikku dan meneguk sedikit demi sedikit cokelat panas itu.

Kini Kami berdua terdiam , memandangi api yang menyala.

.

.

"Jadi, semenjak Dylan dikeluarkan dari sekolah, apakah kau masih suka dengannya?" Greyson yang mulai bicara.

"Ugh no way. Aku tidak ingin mengingatnya lagi." ujarku.

"Lalu sekarang kau suka dengan siapa?" tanyanya.

Pertanyaan yang paling kubenci sepanjang masa :/

Karena jawabannya adalah orang yang tepat berada di depanku. Yang benar saja aku langsung bilang "AKU SUKA DENGANMU" kepadanya. Nekad.

Aku tidak menjawab dan mengunci mulutku.

"Kalau begitu kau harus mendeskripsikannya dengan sebuah lagu." ujarnya sambil tersenyum menantang.

"Maksudmu?" ..

"Ya.. Misalnya orang itu susah didapat ya cari judul lagu yang pas untuk mendeskripsikannya, contohnya .. Hmm.. Entahlah.. Ayolah.." bujuknya.

Apa sifat Greyson? Hm. :/ bisa bernafas, baik, lucu, bisa berbicara, tembem, menggemaskan.

Agh-_-

"Rmm.. Tunggu dulu." ujarku. Aku ingat-ingat kejadian bulan yang lalu.

Oh yaa! Almost is Never Enough. Tepat sekali!

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now