Chapter 59: Goodbye

527 19 0
                                    

Sehari setelah konser, aku akan ke Norwegia, pada malam harinya.

Kini masih siang, ibu memutuskan untuk berjalan-jalan ke sekitar Menara Eiffel yang menjulang tinggi, bersama Greyson, Mrs. Lisa, dan Scott. Kujamin pasti Aspan akan ikut..

.

.

.

"Mom.. This city is amazing.." ujarku di perjalanan ke Menara Eiffel. Ibu mengangguk. Cuaca kali ini sangat berangin. Jadi aku membawa mantel cadanganku.

"Kau malam ini akan ke Norwegia? Ke daerah apa?" tanya Mr. Scott. "Ya, Norwegia... Aku akan ke Oslo nanti menggelar konser lagi.." jawabku.

"Kau hebat.. Teruskan karyamu, ya?" lanjutnya. Aku tersenyum dan mengangguk.

"Greyson juga bulan depan mulai pindah dari sini kembali ke Amerika.. Ia harus menggelar 1 konser lagi di sini, 2 minggu lagi.." jelas Mr. Scott. Aku hanya bisa mengangguk. Sesekali melirik ke arah Aspan dan Greyson di depan aku, ibu, Mrs. Lisa , dan Mr. Scott. Aku melihat tangan Aspan yang mengepal tangan Greyson, sambil bercanda-canda.. Berjalan mendekati menara Eiffel itu.

.

.

.

.

Ibu , Mrs. Lisa , dan Mr. Scott berfoto.. Sementara aku melihat pemandangan sekelilingku. Greyson memegang tangan Aspan sambil menaiki anak-anak tangga menuju puncak Eiffel.

"I LOVE YOU BABY BLEVINS!!!" teriak Greyson, seakan ingin dunia tahu. Aspan yang berada di sampingnya hanya tersenyum. "I LOVE YOU MR. CHANCE!" Aspan balik berteriak seraya menaiki tangga. Aku tersenyum melihat mereka berdua..

Aku melihat mereka berdua sudah hampir sampai di puncak. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan, jadi aku memata-matai mereka.. Kuikuti dan dengan perlahan aku menaiki anak-anak tangga. Sungguh bukan hal yang mudah, melihat betapa tingginya menara Eiffel ini.

.

.

.

.

Haftt.. Akhirnya sampai juga di pijakan Greyson dan Aspan . Aku mengintip mereka di balik tiang-tiang kecil menara.

Mereka sedang saling menatap..

"Huh?" bisikku. Mereka saling memandang. Aku tak dapat menebak apa yang sedang mereka lakukan. Gerak-geriknya tak bisa diprediksi.

Mereka mematung begitu saja..

..

Tiba-tiba Greyson tersenyum manis ke arah Aspan. Sambil menatap matanya..

Dengan senyum khasnya..

Sebenarnya semestinya aku yang mendapatkan hal ini.

Tapi aku tak bisa mengubah takdir. Sementara aku hanyalah seorang manusia, yang ibaratnya seperti kaca.. Mudah pecah..

Aku tak sanggup mengubah jalan rencana Tuhan, aku hanya makhluknya..

Kini apalagi?

.

.

"Hey.. Thanks for being here, by my side.. I Love you so much.. Aku tak bisa menunggu pertunangan kami.. " ujar Greyson di hadapan Aspan. Aspan yang tingginya hanya se-dadanya menenggak ke atas, menatap wajah Greyson.

"I love you, baby.." ujar Aspan. Ia tersenyum..

Greyson menyisiri rambut perempuan cantik itu dengan jemarinya. Ia mengusap pipi Aspan dengan kedua ibu jari tangannya.

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now