Chapter 37: Dead or Alive?

525 25 0
                                    

(Day 4)

Greyson's POV

Pagi itu, aku terbangun dari tidurku yang nyenyak. Aku semangat untuk menemui Layla hari ini, karena hari ini ia akan bangun. Pasti.

Hari ini aku libur, jadi dapat langsung menemui Layla di rumah sakit. Aku segera mandi, sarapan, dan bersiap untuk ke rumah sakit.

..

"Mom, dad, kita ke rumah sakit lagi, kan? Menjenguk Layla?" tanyaku. "Iya,kau ke sana saja dulu.. mom dan dad ada urusan dulu sama aunty Bridget, jadi nanti kami menyusul sekitar pukul 4 sore.." jawab mom.

"Baiklah." ujarku. Aku menawarkan Alexa untuk ikut, tapi ia ingin ikut mom dan dad dan menyusul saja. Alhasil aku pergi sendirian ke sana dengan berjalan kaki.

.

.

(Skip)

Di sana terdapat Laura yang sedang duduk sendirian di sofa sambil terlihat gelisah. Aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Hey.." aku menyapanya. Ia membalasnya dengan senyuman.

"Beberapa jam lagi, Grey." ujarnya. Mendengar hal itu, aku menjadi geram. "Semestinya kau sebagai seorang sahabat mendukungnya, yakin bahwa Layla akan sembuh hari ini juga, bukan malah menghitung mundur kematiannya!" seruku. Ia terdiam.

"Maaf.." ujarku yang tadi membentak terlalu keras. Ia menghela nafas. "Andai aku di atas 17 tahun, pasti aku akan tes darahku hari itu juga." ujarnya. "Me too.." jawabku.

"Di mana Mr. dan Mrs. Brunette?" tanyaku. "Mereka sedang di dalam ruangan Layla bersama Elle.. Aku sudah menemui Layla tadi. Aku tak kuat melihatnya, wajahnya sudah sangat pucat.." ujarnya.

Aku masih tetap yakin Layla akan sembuh.

(Skip)

01.05 p.m

"Kau tidak pulang?" tanyaku. "Tidaklah, aku ingin menunggu kabarnya. Siapa tahu ada keajaiban.." jawabnya. "kau sendiri tidak pulang?"

"Aku juga ingin menunggunya bangun. Oya bagaimana kalau kita makan siang dulu di food court rumah sakit? " kataku. Ia mengangguk. Kami pun beranjak ke food court rumah sakit.

Aku memesan makanan, tak peduli jika makanannya tidak seenak di restoran pada umumnya. Lagipula aku ke rumah sakit untuk Layla, bukan makan.

.

"Ke mana Caleb?" tanyaku. "Ia ke rumah pamannya, bibinya baru melahirkan kemarin." jawabnya. "Hmm.." aku mengangguk.

(Skip)

Tak lama, kami pun selesai makan. Aku dan Laura membayar makanan dan kembali ke sofa sebelah ruangan Layla. Tiba-tiba Mr. & Mrs. Brunette keluar dari ruangan, tanpa Elle.

"Hi Greyson, Laura.." mereka menyapa kami dan pergi begitu saja. Aku dan Laura saling memandang dan bergegas masuk ke dalam ruangan itu. Di sana ada Elle yang sedang menangis.

"Layla.. Aku sayang kau.. Waktumu pasti tidak cukup sampai di sini, kau masih harus menggapai cita-citamu . Apalagi kau ingin menjadi seorang pianis, aku yakin kau bisa.." ujar Elle.

Pianis? Hm..

Laura segera menghampiri sahabatnya dan memeluknya erat.

"Layla! I miss you.. Kau tidak tahu betapa kesepiannya aku di sekolah, bangku sebelahku kosong.. Guru-guru mengkhawatirkanmu.Tapi entah mengapa mereka tidak menjengukmu, tapi yang pasti mereka sangat-sangat sibuk.. Bangunlah, I miss you :-(" Laura mulai berbicara. Seperti biasa, tak ada respon.

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now