Chapter 62: Living the Dreams

451 19 0
                                    

.

.

"Let me know if you like this.." ujar seorang lelaki sambil menuntunku sambil menutup mataku dengan kedua telapak tangannya. Aku berada di suatu tempat..

Aku tahu tempat itu, aku di Negara mana .. Tapi aku tidak tahu apa yang sedang akan ia tunjukkan.

.

.

.

"Greyson.. Apakah ini jalanan umum?" tanyaku. Memang sepi, tapi aku bisa merasakan angin yang berhembus dengan sangat kencang, sehingga aku mengira di depanku ada kendaraan yang lewat dengan cepat..

"Nope.." jawabnya.

"Here you go.."

Ia melepaskan tangannya..

.

.

.

.

AKU TAK PERCAYA YANG SEDANG KULIHAT! Ya Tuhan! Ini sangat indah.. Seperti..

A dream come true!

.

.

.

Aku berasa sedang berada di dalam suatu imajinasi. Cicitan burung, dan kupu-kupu yang beterbangan di mana-mana.. Dan..

Bunga-bunga tulip yang tersebar di hampasan padang rumput. Berwarna-warni ..

"I .. I can't believe this. Greyson.. Thank you so much! Terima kasih banyak telah membawaku ke sini, you're the best!" seruku sambil berlari ke arahnya , memeluknya. Sampai ia terjatuh ke atas bunga-bunga tulip, yang kini berada di bawahku, dan aku di atasnya.

.

.

.

"ehmm. Sorry.." ujarku. Aku segera melepaskan pelukkanku dan duduk di sampingnya. Kini kami berdua sedang berada di tengah-tengah bunga-bunga tulip. Bersama kupu-kupu yang mengitari bunga.

Greyson menggenggam tanganku..

"It's okay." jawabnya.

.

.

.

.

"Do you like it?" tanyanya.

"I LOVE THIS! Terima kasih banyak.." ujarku.

Ia mengangguk sambil tersenyum.

"Baguslah jika kau senang. Ini baru satu, Layla.. Dan kau sudah sesenang ini. Aku juga ikut senang.." jawab Greyson.

"Mengajakku ke sini juga aku sudah senang, Grey.. Kau tak perlu mencapai yang lain.. Ini sudah cukup.." ungkapku.

Aku tahu ia melakukan ini, karena ia ingin aku bahagia sementara wish yang terakhir tak akan ia capai..

Kau tahu maksudku?

Ia menyanggupi mencapai satu impian , karena ia tak bisa mencapai semuanya. Apalagi yang terakhir..

.

Greyson tersenyum ke arahku.

"Oh ya, menurutmu, Aspan bagaimana orangnya?" tanya Greyson.

Sudah kubilang, kan? Hm..

.

.

.

"She is .. Really kind. Ia juga sangat cantik.. Ia cocok denganmu, ia tampak sangat mencintaimu sehingga , menurutku aku biasa-biasa saja untuk menjadi cewek idamanmu, ia terlalu istimewa .. Sama sepertimu.. You deserve her, and she deserves you.." jawabku jujur.

"Hmm.. I see." jawabnya.

Aku menghela nafas.

.

.

"But love is not about having perfection, right? Cinta itu saling menutupi kekurangan masing-masing, Layla. Seberapa besar titik kelemahan seseorang, maka orang yang cinta dengannya akan menutupinya.." jelas Greyson.

"Ada seseorang jauh di dalam hatiku, yang sempurna di mataku. Ia bertingkah seadanya, tak mau meninggi-ninggikan posisi dirinya, ia rendah hati. Dan satu hal yang membuatku cinta kepadanya, ia bahkan tidak menyadari bahwa ia adalah perempuan tercantik yang pernah kutemukan seumur hidup. Cantik dari luarnya, maupun dari hatinya.." jelas Greyson.

Aku mengangguk mengerti.

.

.

.

"Grey.. I want to sing here.. And dance.. Tetap di sana, ya!" seruku. Greyson berdiri.

"we'll do it together, okay?" ujar Greyson . Aku mengangguk. Kami pun bermain-main, bernyanyi, menari dan tertawa.. Ditemani indahnya bunga tulip yang sedang cantik-cantiknya di Belanda..

Aku memetik beberapa bunga tulip dengan izin pemilik ladang itu. Aku ingin mengoleksinya..

Dengan satu hal yang kutahu;

Setidaknya ada satu mimpi yang hidup.. Yang lebih dari cukup untuk membuatku senang..

.

.

.

.

Next ? Next? Next??

;-)

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن