Chapter 34: Day 1 in the hospital (Greyson's POV)

506 24 2
                                    

(Day 1)

Greyson's POV

Sehari setelah kejadian itu, Gathy di drop-out dari sekolah, orangtuaku dan orangtua Layla sudah mengadu dengan sang kepala sekolah atas kekerasan yang telah ia lakukan. Sementara aku, Laura, dan teman-teman yang lain dan keluargaku masih menunggu kabar dari dokter tentang kondisi Layla.

Setelah pulang sekolah, aku, Laura, Caleb, Lauren dan Connor menjenguk Layla dan untuk mengetahui kondisinya sekarang.

...

" The good news is, Layla akan masih dapat bertahan beberapa hari.. Kira-kira 3 hari lagi.." ujar sang dokter yang namanya Dr. Mark. Kami semua tau bahwa jika ada kabar baik maka akan ada kabar buruknya.

" The bad news is.. Kalau ia tidak cepat-cepat didonorkan darah maka darahnya akan terus menyusut dan sesi penjahitan sayatannya tidak akan jadi, dan I'm sorry to say.. Alhasil ia akan.."

"No doc! Don't mention 'die' , aku tahu Layla perempuan yang kuat.. Pasti ada seseorang yang mau mendonorkan darah! I would transfer mine!" seruku. Lauren, Connor, Laura, dan Caleb terdiam. Aku bisa melihat air mata mengalir dari matanya secara perlahan. Begitupun aku.

"Kau masih di bawah umur, Tn.Greyson. Harus 17 tahun atau lebih untuk memenuhi persyaratannya." mendengarnya, aku merasa lemas.

Lalu siapa? ..

..

Tiba-tiba Mr. dan Mrs. Brunette / orangtua Layla datang tergesa-gesa. Mereka menanyakan hal yang sama kepada dokter.

Dr. Mark segera menjelaskannya kepada orangtua Layla.

Aku tak bisa melihat ibunya mulai menangis. Menangisi anaknya..

"Sudah , Mary.. Layla akan baik-baik saja. Asal ada yang mau mendonorkan darah.. Nanti kita tes satu persatu , termasuk Elle. Jika tidak ada, kita cari yang lain, okay?" ujar ayah Layla kepada Mrs. Mary Brunette sambil mengusap bahunya.

"Hello guys.." sapa Mr. Brunette kepada kami. Sepertinya ia mencoba mengubur kesedihannya.

..

"Well, kalau begitu, bisakah kami melihat Layla sekarang?" tanya Mrs. Mary. Dokter mengangguk. "Ayo, kalian juga ikut.." ajak Mrs. Mary. Kami pun mengikuti mereka.

..

"Maaf, tapi di dalam ruangan tidak boleh banyak orang , maksimal 4 orang,jadi terserah kalian mau siapa yang masuk terlebih dahulu.." ujar Dr. Mark. "Bagaimana kalau kami masuk bertiga-bertiga?" tanya Mr. Brunette. Dokter mengangguk.

"Wait.. Can I go alone? Setelah kalian?" ujarku. "alright." jawab Mrs. Mary. Akhirnya, orangtua Layla yang masuk duluan.

Aku dan yang lain menunggu di luar.

..

"I'm here because I care of your girlfriend :)" ujar Lauren. "Thank you.." jawabku. Laura terisak melihat sahabatnya yang seperti itu.. Caleb terlihat sedih, ia mencoba menenangkan Laura.

...

Setengah jam berlalu, Mr. dan Mrs. Brunette keluar. Muka mereka tampak murung. Mereka pun duduk di luar kamar (ruangan) tempat Layla berada. Aku semakin penasaran apa yang membuat mereka semurung itu.

Kini giliran Laura, Caleb, Lauren, dan Connor. Mereka segera masuk.

Kini aku sendiri di kursi itu. Tiba-tiba Mrs. Mary memanggilku..

..

"Yes, Mrs. Mary?" aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"David (ayah Layla) dan aku sangat berterimakasih kepadamu , karena setelah kejadian itu kau langsung membawanya ke sini.." ujarnya. "My pleasure.." jawabku.

...

Tak lama, Laura dkk keluar. Tangis Laura meledak.. Hatinya teriris melihat sahabatnya terbaring lemas di ranjang. Kini giliranku...

Huft..

..

Aku segera masuk ke dalam ruangan.

Layla..

Badannya dibaluti selimut dan aku hanya bisa mendengar suara mesin detak jantungnya di sana.

Sepertinya detak jantungnya stabil, tapi ia tak kunjung bangun..

"Hey." ujarku. Aku tau ia tak akan menjawabnya tapi aku akan tetap berbicara.

"Bangunlah.. Orang-orang yang kau sayang sedang menunggumu bangun untuk kembali mengisi hari-hari mereka.." ujarku. Tidak ada respon. Tak aneh.

Aku memegang tangannya.

"Kau dengan keadaan seperti ini saja cantik.." ujarku. "Semoga saja kau segera didonorkan darah dan kau tidak akan kekurangan darah lagi.. Dan kau akan pulang :)" tak terasa, air mata mulai mengalir dari mataku.

"Thank you for saving my life, sweety.. Andai kita bisa bertukar posisi.. Aku yang bisa melindungimu walaupun akhirnya aku yang sakit.." , aku mengelus rambutnya. "I know you can go through this.." ujarku.

Aku merasakan benci kepada Gathy. Andai ia tidak bersifat seperti itu, pasti situasi tidak sesulit sekarang.

Aku terus mengelus tangan Layla.

" 'cause you keep slipping away..

a little bit more every day now,

feels like I'm running in place..

you keep slipping away.. "

Aku mulai bersenandung.

Setelah cukup lama di sana, tiba-tiba, Dr. Mark datang.

..

" Hello Tn. Greyson, apakah kunjunganmu sudah selesai?" tanyanya. Sebenarnya aku ingin menetap lama di sini, bersama Layla. Tapi mungkin dokter keberatan karena ia harus memeriksa kondisi Layla.

"I guess." jawabku. "Tapi, aku ingin tanya sesuatu, dok.."

"Ya, silakan.."

"Bagaimana kondisi Layla sekarang?" tanyaku.

"Aku belum tahu pasti, tapi.. Sekarang ia sedang berada di fase , um you know.. Antara hidup dan mati. Seperti tertidur.. Tapi yang berbeda adalah.. ia tidak bisa dibangunkan sebelum darahnya kembali normal karena jika darahnya keluar terus menerus,... Umh, I'm sorry. " jelas sang dokter.

"So, sebaiknya orangtuanya segera mengecek darah mereka untuk didonorkan. Tapi ada satu hal. Dalam satu keluarga belum tentu golongan darahnya cocok untuk didonorkan, belum tentu sama positif atau negatifnya. Jadi harus mencari darah yang benar-benar sama dan cocok. Kalau berbeda, akibatnya bisa fatal.." lanjutnya. Aku menatapnya dengan tatapan teror.

Bagaimana jika berbeda?

..

Grey! Berhenti berfikir negatif, bodoh.

"Oh, terima kasih, dok." ujarku. Sebelum meninggalkan Layla, aku mengecup keningnya perlahan.

"Wake up.. We're waiting for you.." bisikku ke telinga Layla. Aku segera keluar dari ruangan, dengan perasaan berat meninggalkannya sendirian..

..

Orangtua Layla masih setia menunggu. Tapi sepertinya aku harus pulang..

"Guys, ayo pulang.." ujarku kepada teman-temanku. Mereka setuju. Kami pamit kepada Mr. & Mrs. Brunette dan segera pergi.

..

'Tuhan izinkanlah ia untuk tetap hidup ..' kata-kata itu terus kusebutkan dari dalam hati, berharap akan dikabulkan-Nya.

....

Next ? ...

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now