Chapter 21: Bestfriends?

563 24 0
                                    

Aku senang sekali Greyson dapat kembali ke hidupku. Walaupun sekarang kami sekadar teman...

.

.

Saat itu, sepulang sekolah, Greyson mengajakku bermain ice skating. Kami ke rumah masing-masing untuk mengambil sepatu ice skating yang kami miliki.

Setelah itu, Kami jalan kembali menuju sebuah tempat yang penuh dengan es.

Jalan-jalan di selimuti dengan salju. Kristal-kristal es yang mungil menghujani langit Oklahoma..

.

.

"Layla!" seru Greyson saat aku sedang memandangi langit. Ia terlihat sedang membawa kamera..

*ckrekk!*

Ia memotoku. Aku tidak suka difoto!!

"GREYSON!! Berikan padaku! Berikann!!" seruku yang berjalan di atas licinnya es saat menggunakan sepatu ice skating.

Ia mencibir dan terus memegangi kamera.

"Grey.. AAHH!!" aku hampir terjatuh tapi syukurlah Greyson memegangi kedua tanganku.

"Jangaan nanti kau jatuuhh.." ujarnya. Aku pun menyerah.

"Hapus kumohonnn Grey!!" pintaku.

"Iya Iyaa nantii.. :-P" jawabnya.

.

.

Kami hanya bermain-main seperti anak kecil saat itu. Saat Greyson sedang asyik meluncur dan bermain di tengah-tengah es, aku berjalan menuju ke tepian dan membuat bola salju berukuran sedang.

Saat itu Greyson membelakangiku. Aku melemparkan bola salju itu ke arahnya..

"AHAHAHAHAHAHA!!" aku terbahak-bahak melihat mukanya yang lugu kebingungan. Ia meluncur ke arahku dan tiba-tiba jatuh di depanku. Mukanya masuk ke salju yang dingin itu.

.

.

"Ahh dingin sekali." ujarnya. Mukanya makin memerah saat itu!

Aku yang mengenakan sapu tangan memegangi wajahnya dan melihatnya dari dekat.

"Kau lucu Greyson.." aku memegang pipinya yang masih sedikit tembem itu. Kini pipinya tambah memerah lagi bagai buah plum yang sudah matang..

Aku tersenyum ke arahnya. "Senyummu sangat manis, Layla.." ujarnya yang balik memegangi wajahku. Kini Kami saling memegang wajah satu sama lain, memandang satu sama lain.

"Ehm..ngehehee.." ujarku melepaskan tanganku dari wajahnya. Ia ikut melepaskannya.

"Pipimu memerah.." ujar Greyson. Aku tak percaya dan segera memalingkan muka.

"Euhh mungkin kedinginan. Kau juga!" seruku.

"I know that, haha!" jawabnya.

.

.

.

Kami main kejar-kejaran dan sesekali jatuh.

"Bagaimana kalau kita buat snowman?" tanyanya. Aku sangat setuju. Kami berjalan menghampiri hamparan salju yang cukup tebal.

Aku mulai membuat kepalanya , sedangkan Greyson membuat badan bagian bawahnya. Setelah merangkainya, Kami mencari sesuatu untuk ditempel . Kami mengambil 10 buah kerikil dan menempelinya agar terlihat seperti wajah yang terdiri dari mata , hidung dan mulut. Greyson memotretnya.

"Bagaimana hasilnya?" tanyaku.

"Bagus.." jawab Greyson. "Ada suatu Hal.." ujarnya.

Ia menendang badan manusia salju itu sehingga terjatuh dan terlihat tidak berbentuk.

"HAHAHAHAHAHA!!" tawa Greyson.

"Apanya yang lucu?" tanyaku.

Ia terlihat pura-pura cemberut.

.

.

.

.

"Aww.. Jangan cemberut lah" ujarku. Greyson membalikkan badan. Aku melemparnya bola salju lagi.

"Hahaha.." aku tertawa. Greyson juga membuat bola salju dan melemparkannya kepadaku.

"Heyy!!" seruku. Ia tertawa. Kami berdua tertawa..

Hari itu adalah hari yang penuh dengan keceriaan. Kami seperti adik-kakak. Aku adiknya, ia kakaknya.

I'm glad he's back :)

.

.

.

Kami berbaring di hamparan salju dan saling menatap langit.

"Andai kita setiap hari dapat seperti ini.." ujar Greyson. "I know.." jawabku. Kali ini Greyson melihat ke arahku.

"Aku selalu ingin bisa seperti ini sejak kita kecil.." ujarnya lagi.

"Kau tau Greyson?" ujarku. "Apa?" tanyanya..

Aku mendekat kepadanya dan membisikkan sesuatu.. "You are the best thing I've ever had.." . Greyson tersenyum manis kepadaku.

"Kau tau , Layla?" ujar Greyson. Aku tersenyum lebar. Ia membisikkanku.. "You're the one I can't live without.." ujarnya. Ia mulai memain-mainkan rambutku..

"Stop it Greyson! XD" ujarku. Aku mencubit pipinya yang halus itu.

"You are my best friend , Layla.." ujarnya.

"So you are :)" jawabku sambil tersenyum.

.

.

.

"Bestfriends?" ujarnya sambil menyodorkan jari kelingkingnya..

"Bestfriends :)" jawabku sambil melilitkan jari kelingkingku ke jari kelingkingnya.

" I promise I'll be there for you, Layla. Aku ingin bisa melindungimu.." ujarnya.

Aku tersenyum.

"Terima kasih Greyson.." jawabku. Ia memegang tanganku erat dan tidak melepaskannya saat di sana.

.

.

Aku senang, kok bisa bersama Greyson lagi. Tidak ada masalah, atau pertengkaran lagi. Walau Kami sekadar sahabat, tapi Kami berjanji akur kepada sesama..

He's my protector. He's my bestfriend...

.

.

.

Vote / comment :)

Piano Love~ Greyson Chance love story [COMPLETED]Where stories live. Discover now