12.

5.8K 278 1
                                    

¤
¤
¤
¤
¤

Setelah kejadian dikantin itu besoknya stella benar2 keluar dari AIHS, murid2 disana juga mulai berpikir dua kali untuk melabrak thea yang dekat dengan renzo.

Aktivitas berjalan seperti biasanya, renzo yang mendekati thea tapi selalu ditolak, zelvin yang mulai terang2an pdkt dengan zhea tapi selalu diacuhkan, dan xhia yang masih membantu thea mengusir renzo.

Garha?? Cogan satu itu masih misterius, tapi sepertinya akhir2 ini dia mulai membuka diri dengan hanya menampakkan wajah datar tanpa tatapan dingin, tapi itu hanya pada sahabat2nya ditambah xhia zhea thea.

*

*

*

Xhia berjalan sendirian keperpus, dia disuruh oleh miss sarah untuk mengambil buku paket sejarah.

Awalnya thea ingin membantunya tapi ditolak karna thea yang sedang kurang sehat.

Sesampainya diperpus xhia mencari paket yang dimaksud miss sarah.

"Mana ya." Gumammnya berkeliling menyusuri rak2 penuh buku.

"Gotcha." Ucap xhia menemukan paket yang dicarinya xhia mengambil paket itu dengan berjinjit karna letaknya yang dirak paling atas.

"Uhh kok tinggi bangetsih, mengecil bentar dong rak susahnih ngambil paketnya." Gerutu xhia pada rak yang bahkan tidak bisa membalas perkataannya. Yaiyalah benda mati mana bisa bicara dasar pinter.

Sebuah tangan terulur mengambil paket itu, xhia berbalik menatap sipemilik tangan.

"Siniin." Ucap xhia dengan wajah polosnya sambil mengangkat kedua telapak tangannya yang dibuka meminta buku itu.

"Pendek." Ucap pemuda itu datar.

"Enak aja, kalau ukuran cewek gue termasuk tinggi ya." Gerutu xhia yang tidak terima dibilang pendek, lagian tinggi xhia 172 cm itu termasuk tinggi kalau ukuran cewek.

Pemuda itu memberikan xhia paket itu lalu pergi begitu saja, tidak lupa mengatai xhia pendek terlebih dahulu.

"Dasar es batu, dianya aja yang tingginya kelewat batas ngapain malah ngeledek gue yang normal." Gerutu xhia berjalan kembali kekelas.

=>>skip istirahat

Xhia POV on

Akhirnya bell istirahat bunyi juga bosen banget dengerin miss sarah yang ngebahas masa lalu.

"Thea kantin yok." Ajakku.

"Gue nitip aja ya, masih agak pusing nih." Ucapnya lemah, ya emangsih wajahnya pucet gitu.

"Yaudah tunggu ya, ntar gue beliin roti." Ucapku keluar kelas tapi sebelum itu aku berjalan kearah bangkunya renzo dan garha.

"Ren, gue boleh minta tolong nggak." Ucapku.

"Boleh, mau minta tolong apa??"

"Jagain edellyn bentar, dia lagi kurang sehat jadi gue nggak tenang ninggalin dia sendiri."

"Eh dia sakit?? Sejak kapan?? Parah nggak?? Dia sakit apa??" Seketika renzo panik denger thea lagi sakit.

"Iya, tadi pagi, nggak, demam." Ucapku menjawab semua pertanyaannya membuatnya melongo.

"Pokoknya gue nitip edellyn ya, nanti gue beliin roti sama airdeh sebagai tanda terima kasih." Lanjutku.

"Nggak usah, nanti gue suruh orang aja buat beliin gue makanan, edellyn udah makan?"

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang