59.

4.3K 222 12
                                    

¤
¤
¤
¤
¤

Happy reading guys :')
*
*
*

"Kenapa anda memanggil saya??" Tanya pria paruh baya yang baru saja masuk bersama istrinya.

"Duduk!" Perintah xhia membuat pasutri itu menoleh dan terkejut.

"Mr. Achilles, Miss. Laevatein apa yang kalian lakukan disisni??" Tanyanya kaget.

"Aku bilang duduk." Ulang xhia dingin.

Rolando ayah dari aldo merinding mendengar nada dingin yang keluar dari mulut xhia yang biasanya berbicara ramah pada semua orang.

"Apa anda tau kalau anak anda sudah memukuli siswa disini??" Tanya xhia datar.

"Apa?! Putra saya itu anak yang baik dan tidak pernah terlibat perkelahian mungkin anda salah orang miss." Sanggah rolando.

"Lalu anda pikir untuk apa anda dipanggil kesini??" Tanya xhia. Rolando diam tak menjawab dan menatap putranya bertanya.

"Dia yang duluan yah, aldo hanya membela diri." Jawab aldo meyakinkan ayahnya.

"Anda dengar??" Tanya rolando.

"Ya dengan sangat jelas, tapi sayangnya dia berbohong." Jawab xhia.

"Putra saya tidak pernah berbohong miss anda jangan asal menuduh."

"Dan cctv juga tidak bisa bohong tuan aryasatya." Sahut garha.

Keringat dingin mulai membasahi wajah aldo dia takut ayahnya akan marah besar padanya karna sudah berkelahi.

"Lalu dimana orang tua dari anak yang berkelahi dengan aldo??" Tanya vani ibu dari aldo.

"Diperjalanan." Jawab xhia.

"Diperjalanan?? Bagaimana bisa mereka sangat lama?? Memangnya mereka itu orang penting sampai membuatku dan suamiku menunggu!!" Marah vina membuat xhia mendengus.

"Bukan ma, dia hanya murid beasiswa disini orang tuanya bukanlah orang penting, paling hanya sebagai tukang ojek atau penjual keliling." Sahut aldo.

Vina semakin marah mendengar jawaban putranya sedangkan rolando hanya menatap dingin putranya.

"Apa aku pernah mengajarkanmu untuk menghina pekerjaan orang??" Tanya rolando dingin membuat aldo membeku.

"Sayang jangan memarahinya, putra kita tidak salah dia hanya menjawab, lagipula apa kau tidak marah dia sudah membuat wajah putra kita babak belur dan ortunya membuat kita harus menunggu. Seharusnya orang yang derajatnya lebih rendah yang harus menunggu." Hina vina menatap noel jijik.

"Ya, kau benar orang yang derajatnya lebih rendah memang harus menunggu." Sahut suara dingin dari arah pintu membuat mereka semua menoleh.

Senyum lebar seketika muncul dibibir xhia, noel menghela nafasnya melihat mommynya yang menahan amarah.

"Tuan Laevatein." Ucap rolando dan kepsek itu kaget.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang