ANGEL

63.

¤
¤
¤
¤
¤

Happy reading guys :')
*
*
*

"Sudah selesai masalahnya??" Tanya ola yang melihat xhia dan garha yang berjalan menghampirinya.

"Masalah apa??" Tanya balik dengan kening berkerut.

"Masalahmu dengan garha." Jawab ola singkat.

"Aku tidak punya masalah dengan garha." Ucap xhia.

"Kalau begitu, bagaimana dengan pemuda pemilik hatimu itu, apa sudah ketemu??" Tanya ola.

"Ya." Jawab xhia mengangguk.

"Maksudnya??" Tanya garha menyela.

"Jadi sagarha, kau mau apakan putriku??" Tanya ola tersenyum tapi aura ancaman menguar dari tubuhnya.

"Menjadikannya menantuku tentu saja." Sahut suara dari arah belakang xhia dan garha.

"Mommy!!" Ujar garha terkejut.

"Anda yang waktu itu bukan??" Tanya xhia kaget.

"Iya sayang, panggil aja mommy janne oke, dan jangan formal begitu kau akan jadi menantuku." Ucap jannice seenak jidat memeluk xhia.

"Ahahaha." Xhia tertawa canggung.

"Seenak jidat lo bicara, mommynya cuman gue, mommy ola." Sahut ola tak terima.

"Terima aja kenyataan kalau anak lo bakal jadi mantu gue." Ucap jannice santai.

"Gue belum bilang setuju ya."

"Gak butuh gue persetujuan dari lo."

"Eh?! Enak aja gue emaknya kalau dia nikah pasti butuh izin guelah."

"Yang nikah dia kok lo yang ruwet."

"Ya kan gue emaknya."

"Gue mertuanya."

"Lo baru calon kalau gue emang emaknya."

"Udah calonkan berarti bentar lagi resmi."

"Kan gue bilang belom pasti."

"Tapi perjanjian kita nggak gitu ya."

"Perjanjian apa??"

"Pura2 bodoh lo, gue puterin rekamannya kicep lo."

"Rekaman apa??"

"Apa aja boleh, jangan kepo lo."

Ola dan jannice adu mulut membuat beberapa orang menatap mereka penasaran apalagi mereka berdebat menggunakan bahasa indonesia gaul.

Sedangkan tempat mereka berada saat itu adalah JEPANG. Inget ya jepang, udah dibold italic sm underline tuh malah pake huruf kapital juga.

Xhia dan garha saling pandang lalu menutup wajah mereka malu akan kelakuan ibunya.

Bahkan kevin dan raymond pura2 tidak kenal dan malah membicarakan bisnis.