Epilog

3.7K 153 1
                                    

>
<
>
<
>

10 tahun kemudian...

"ALDEBARAN!!!" Sebuah teriakan menggema dikoridor membuat beberapa murid yang tengah belajar menengok keluar.

Tap tap tap

Hahh hahh hahh

Tap tap tap

Suara langkah kaki berlari dan deruan nafas terdengar saling bersahutan dikoridor.

Srettt

Bughhh

Grep

Karena ditarik oleh seseorang, pemuda yang namanya diteriakkan dikoridor refleks melayangkan pukulan tapi dapat ditangkap dengan mudah oleh orang yang menariknya.

Glek

Aldebaran meneguk ludahnya kasar saat melihat orang yang menariknya sekaligus yang menahan pukulannya.

"Hehehe hai dad." Sapa aldebaran nyengir.

"Membuat ulah lagi alex." Suara bariton itu menggema dengan tegasnya dikoridor yang sepi.

"Dad tau aja." Ucap aldebaran atau lebih sering dipanggil alex oleh keluarganya cengengesan.

"Huftt, ayo keruang kepsek." Ucap pria paruh baya yang dipanggil dad oleh alex menghela nafas pasrah.

*
*
*

"Membuat ulah lagi pangeran kecil??" Pertanyaan sambutan saat alex dan ayahnya memasuki ruang kepsek dibalas anggukan ringan oleh alex.

"Apa lagi yang kamu lakukan kali ini pangeran archer." Tanya sang kepala sekolah yang juga berstatus sebagai pamannya.

"Tidak parah uncle, alex hanya tidak sengaja melempar karet kepantat badut- eh maksud alex buk gendut- eh maksudnya miss kentut- eh salah lagi miss ketut yang benar." Jelas alex muter2.

"Hukuman apa lagi yang harus uncle berikan padamu?? Seingat uncle kamu sudah merasakan semua hukuman." Ucap kepsek menghela nafas lelah.

"Kalau uncle lelah gak usah hukum alex kan gampang." Sahut alex santai.

"Gar, lo aja yang hukum anak lo itu, gue udah capek." Ucap kepsek yang tidak lain adalah ciel menyandarkan punggungnya dan memijit kepalanya.

"No!!" Seru alex tidak setuju.

"Uncle aja yang hukum alex, kalau uncle kehabisan ide biar alex rekomendasiin." Lanjut alex cepat.

"Gak, lebih baik daddymu saja yang menghukummu biar kamu jera." Tolak ciel mentah2.

"Ayo pulang." Ajak garha bangun dari kursinya.

"Izin buat alex satu minggu." Ucap garha sebelum menutup pintu ruang kepala sekolah.

"Oke." Sahut ciel mengacungkan jempolnya.

*
*
*

"Kok udah pulang??" Tanya xhia heran melihat suami dan putra sulungnya memasuki mansion.

"Ada apa??" Tanya xhia pada garha tanpa suara karena melihat alex yang murung dengan bahu merosot.

Garha memberi tanda nanti pada xhia dengan memperlihatkan telapak tangan.

"Alex duluan mom." Ucap alex tanpa semangat melangkah menuju kamarnya.

"Kak alex?" Pertanyaan heran dari seorang anak perempuan beriris onix bersurai tembaga diabaikan oleh alex.

"Kak alex?" Tanya anak perempuan itu pada orang tuanya.

"Kakakmu membuat masalah lagi disekolah." Jawab xhia santai.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang